Godelfridus Maria Beni Labi
Warga Kedang, PNS Setda Lembata
Mulai hari Senin, 23 Juli kemarin
hingga pertengahan bulan Agustus, para CPNS Golongan II se-Kabupaten Lembata
akan menjalani pendidikan dan pelatihan (diklat) prajabatan di Lewoleba. Sebelumnya
pada bulan Mei lalu, selama sebulan penuh para CPNS Golongan III se-Provinsi
NTT juga menjalani diklat yang sama di Kupang. Setiap tahun Badan Kepegawaian
baik daerah maupun pusat secara rutin melaksanakan diklat prajabatan ini. Hal
ini berarti setiap tahun pemerintah baik pusat maupun daerah harus menyediakan
alokasi anggaran khusus untuk kegiatan ini.
Akan tetapi apakah pendidikan dan pelatihan yang memakan waktu yang
cukup lama dan biaya yang begitu besar itu cukup bermanfaat dalam meningkatkan
kinerja dan perilaku PNS sebagai abdi negara ?
Telinga
masyarakat kita sudah terbiasa mendengar pola perilaku menyimpang dari PNS yang
selama ini menyandang atribut sebagai abdi negara. Berbagai sorotan baik
melalui media cetak dan elektronik sampai pembicaraan lepas seolah tidak mampu
merubah keadaan, malah membuat korps baju keki ini semakin tegar tengkuk. Grand design reformasi birokrasi yang
dicanangkan sejak tahun 2010 lalu dalam kenyataannya masih sebatas wacana,
entah untuk berapa lama lagi. Belum ada tanda-tanda adanya sebuah perubahan
yang benar-benar berarti dan dapat dilihat secara nyata meski memang ada upaya
untuk itu.
Sejatinya
diklat prajabatan yang berlangsung selama hampir sebulan ini harus benar-benar
berdampak positif terhadap perilaku dan kinerja CPNS di masa yang akan datang.
Pendidikan dan pelatihan sebagai salah satu proses belajar seharusnya bisa
menghasilkan perubahan perilaku ke arah yang positif bagi pesertanya (bdk.
Hergenhahn, 1976) dan perubahan perilaku itu relatif bersifat menetap (Hilgard,
1956). Hal ini berarti ada perbedaan perilaku peserta diklat ke arah yang lebih
baik antara masa sebelum dan sesudah mengikuti diklat. Dampak perubahan
perilaku ini sebenarnya bisa dilihat ketika peserta tersebut kembali bertugas,
misalnya kinerjanya semakin meningkat atau mentalitasnya semakin membaik.
Pada
kenyataannya hampir tak terlihat perubahan perilaku yang signifikan dari
peserta diklat prajabatan setelah menyelesaikan diklat prajabatan tersebut.
Malah justeru sebaliknya, dalam beberapa kasus, CPNS peserta prajabatan setelah
menyelesaikan diklat tersebut dan kemudian menjadi PNS ternyata perilakunya
semakin mengecewakan. Mereka sudah mulai tidak disiplin lagi dan terlibat dalam
beberapa kasus yang membuat mereka harus berurusan dengan penegak hukum. Diklat
prajabatan oleh sebagian dari mereka dianggap hanya sebagai batu loncatan untuk
mencapai titik aman yakni sebagai PNS. Mungkin karena selama masih menjadi CPNS
mereka merasa posisi tawar mereka masih belum begitu kuat sehingga perilaku
menyimpang itu disembunyikan atau ditekan sekuat-kuatnya ke alam bawah sadar.
Baru ketika resmi menjadi PNS, mereka memperlihatkan sifat aslinya.
Kegagalan memberikan output
yang berkualitas ini dapat saja disebabkan oleh beberapa hal berikut ini; pertama, materi diklat tidak dirancang
secara baik. Kerap terjadi materi diklat dirancang secara asal-asalan tanpa
melaui suatu kajian yang mendalam mengenai tujuan akhir diselenggarakannya
sebuah diklat semacam ini. Di samping itu, karena diklat prajabatan ini
merupakan sebuah kegiatan rutin tahunan maka biasanya materi diklat yang
disajikan merupakan materi yang sudah dipakai untuk diklat prajabatan pada
tahun-tahun sebelumnya. Tidak terlintas sedikit pun di benak para penyelenggara
untuk memodifikasi materi diklat agar sesuai dengan tuntutan permasalahan yang
tengah melilit institusi birokrasi saat ini.
Terkait dengan hal pertama,
hal kedua adalah kualitas sang tutor
yang akan membawakan materi dimaksud. Jika diklat semacam ini dianggap sangat
penting maka kriteria yang dipakai untuk menentukan kualitas kompetensi seorang
tutor pun hendaklah jangan dianggap
remeh. Hal yang biasanya terjadi dalam kaitan dengan penentuan seorang tutor
ini adalah bahwa panitia penyelenggara (atau apa pun namanya) selalu
mengandalkan self-fulfilling prophecies
yang mereka miliki, bukan melalui sebuah kriteria khusus yang telah ditetapkan
sebelumnya. Jika hal ini yang terjadi maka munculnya unsur subjektivitas
merupakan hal yang tak bisa dihindari dan merupakan sebuah penyakit dalam tubuh
organisasi yang tak bisa terelakkan.
Hal terakhir (ketiga) adalah evaluasi. Belum pernah
terdengar selama ini bahwa ada peserta yang tidak lulus diklat prajabatan.
Semua peserta diklat prajabatan biasanya pada akhirnya dinyatakan lulus dan
memperoleh sertifikat. Tidak menjadi soal terjadinya hal seperti ini kalau
memang para peserta diklat semuanya memiliki kemampuan dan daya serap terhadap
materi diklat sungguh-sungguh bagus serta mampu mengimplementasikannya. Tidaklah
menjadi soal pula terjadinya hal seperti ini kalau saja melalui sebuah proses
evaluasi yang mendalam dan menyeluruh.
Akan tetapi jika karena faktor lain di luar kelaziman yang turut mempengaruhi
penentuan kelulusan peserta diklat maka hal inilah yang patut disayangkan.
Karena bukan mustahil munculnya faktor lain ini. Anggaran untuk masing-masing
peserta diklat ditanggung seluruhnya oleh Pemda. Dengan demikian maka Pemda
akan merasa rugi kalau ada peserta yang tidak lulus. Peserta yang tidak lulus
diberi peluang untuk mengikuti diklat prajabatan pada tahun berikutnya dengan
beban anggaran yang sepenuhnya ditanggung oleh Pemda pula. Untuk itu, daripada
terus-menerus menanggung beban anggaran untuk peserta yang sama maka biarlah
diluluskan saja sehingga habis perkara.
Jika
pendidikan dan pelatihan ini tidak membawa perubahan apa pun terhadap kinerja
dan perilaku CPNS sebagai pesertanya maka dapat dipastikan bahwa diklat
tersebut dilaksanakan secara seolah-olah oleh penyelenggaranya. Kegiatan ini tidak
lebih sebagai kegiatan rutin tahunan untuk mengahabiskan anggaran yang telah
tersedia untuk itu dan juga hanya untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk
diangkat sebagai PNS. Sebuah pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan
untuk seorang calon abdi negara jika dilaksanakan dengan seolah-olah, maka
menurut akal sehat dan logika anak SD sekalipun, akan memberikan hasil berupa
seorang abdi negara yang seolah-olah pula. Artinya, keberadaan abdi negara tersebut hanya tampak melalui
penampilannya saja, sedangkan kinerja dan perilakunya jauh dari yang
diharapkan.
Diklat
prajabatan seharusnya merupakan kesempatan penting untuk menyaring orang-orang
yang benar-benar berkelayakan untuk menjadi abdi negara. Momentum ini pun harus
dipakai untuk menilai apakah CPNS yang berjumlah banyak ini
kelak bisa bertugas sebagai
abdi negara yang bisa diandalkan ataukah hanya menjadi batu sandungan di
kemudian hari. Untuk itu maka diperlukan apa yang di dalam Psikologi Industri
dan Organisasi (PIO) disebut sebagai peramalan klinis (clinical prediction), yaitu penggunaan segala macam keterampilan,
pengetahuan, dan pengalaman untuk mengadakan penilaian mengenai kemungkinan
keberhasilan seseorang dalam pekerjaannya di kemudian hari berdasarkan
informasi data yang tersedia kasus per kasus.
Dengan demikian maka selayaknya
materi pendidikan dan pelatihan itu harus dievaluasi kembali. Materi diklat yang akan diberikan kepada
para peserta harus relevan dengan kebutuhan organisasi untuk menjawab tantangan
yang tengah dihadapi saat ini. Demikian pula evaluasi yang dilakukan terhadap
para peserta diklat haruslah memakai sebuah model evaluasi yang bisa meramal
kemungkinan keberhasilan para peserta diklat dalam melaksanakan tugas di unit
kerjanya. Para tutor yang ditunjuk pun hendaklah tidak saja mampu menyajikan
materi secara baik tetapi lebih dari itu, mampu memberikan peramalan klinis
terhadap peserta diklat. Dengan demikian diklat yang menelan biaya yang tidak
sedikit ini bisa bermanfaat karena mampu menyaring orang-orang yang tepat untuk
bertugas sebagai abdi negara.
BACAAN ACUAN:
Hergenhahn, B.R. (1976). An introduction to theories of learning. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Hilgard, R.
(1956). Theories of learning. New York : Appleton Century – Crofts
2 Comments
Lolos PNS Guru di lingkungan Kemenag jatim) Berawal dari keinginan kuat untuk mengikuti test tertulis CPNS yang dilaksanakan oleh PEMDA JATIM tepatnya di kab SIDOARJO dimana saya tinggal, saya pun ikut berpartisipasi mengkutinya. Namun sebenarnya bukan sekedar hanya berpartisipasi tapi terlebih saya memang berkeinginan untuk menjadi seorang PNS. karena tanggal 5 Desember 2013 yang lalu saya pun mengikuti Test CPNS yang diselenggarakan oleh PEMDA JATIM dengan harapan yang maksimal yaitu menjadi seorang PNS. Kini tanggal 18 Desember 2013, pengumuman test kelulusan tertulis itu diumumkan. Dengan sedikit rasa cemas dan bercampur tidak karuan menyelimuti pikiranku. Rasa pesimiskupun timbul, karena pengumuman yang di informasikan adalah tertanggal 15 Desember 2013 namun di undur tanggal 21Desember 2013. Dengan mengucapkan BISMILLAH, aku pun masuk ke halaman kantor BKD untuk melihat hasil pengumuman test tertulis CPNS. Dan Syukur Alhamdulillah saya pun LULUS diurutan ke 2 dari 1 formasi yang aku ikuti di Kabupaten SIDOARJO Prov JAWA TIMUR. Dan berikut peringkat screen shoot yang saya jepret menggunakan Ponsel kesayangku. Puji Syukur tak henti-hentinya aku panjatkan ke Hadirat Allah SWT, atas rezeki yang diberikan kepadaku.dan untuk hasil ini saya ucapkan terimakasih kepada : 1. Orang Tua, Saudara-saudaraku; Tetap mensupport aku selama 3 bulan terakhir ini, terimakasih Mama juga buat teman-temanku terimakasih semuanya. 2. Terimakasih khususnya Bpk.Drs.DEDE DJUNAEDHY M.SI beliau selaku petinggi BKN PUSAT,dan dialah yang membantu kelulusan saya,alhamdulillah SK saya tahun ini bisa keluar.jadi bagi temen2 yang ingin LULUS seperti saya silahkan anda hubungi Direktur pengadaan PNS Drs.DEDE JUNAEDY M.SI,0878 4299 6999.wassalam...
ReplyDeleteKISAH SUKSES SAYA dari HONORER K2 jadiI PNS {lingkungan Pemda Jateng kab cilacap} no hp 0812-8306-6855 Bpk Drs Warli, M.Si Selaku Kepala Biro Kepegawaian, dan Kerjasama antar Lembagai di BKN. Yang telah membantu saya jadi PNS....waspada teman selain no hp pak Drs Warli, M.Si yang saya posting jangan sampai anda menghubungi ke no yang lain, SOAL'NYA BANYAK POSTINGAN PENIPUAN MENCATUT NAMA PEJABAT BKN WASPADA PENIPUAN.......!!!!!!!!!!!!!!
ReplyDeleteKISAH CERITA SAYA JADI PNS Assalamu Alaikum wr-wb,Mohon maaf mengganggu waktu dan aktifitas ibu/bapak,saya cuma bisa menyampaikan melalui pesan singkat dan semoga bermanfaat, saya seorang honorer baru saja lulus jadi PNS tahun lalu, dan Saya ingin berbagi cerita kepada anda, Bahwa dulunya saya ini cuma seorang Honorer di sekolah dasar, Sudah 14 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 5 kali mengikuti ujian, tidak pernah lolos bahkan saya sempat putus asah,namun teman saya memberikan no telf Bpk Drs Warli, M.Si yang bekerja di BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur 13640 sebagai Kepala Biro Kepegawaian yang di kenalnya di bkn jakarta,dan saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya, itu adalah kisah nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya anda bisa hubungi Bpk Drs Warli, M.Si no telf beliau yang selalu aktif 0812-8306-6855. siapa tahu beliau masih bisa membantu anda untuk mewujudkan impian anda menjadi PNS.
Waalaikumsalam Wr. Wb
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji