Sigit Meliyanto
Fakultas Teknik
Menumbuhkan jiwa kritis dan keacuhan
padah hal-hal kecil. Perhatikan gambar di samping ini. gambar yang sedang dicermati
sering kita jumpai bahkan dialami
dikehidupan sehari-hari. tertitib lalu lintas sangat perlu dan penting sekali. Sayangnya
jiwa tertib lalu lintas terjadi hanya karena adanya pantauan dari pihak
kepolisian.
Foto ini saya ambil beberapa waktu
yang lalu, di Jl. Solo Km. 7 kurang lebih 1 Km dari Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta. Dihari yang sama, namun dengan waktu yang berbeda, yakni pagi dan
sore hari. Coba perhatikan apa perbedaan yang mencolok diantara kedua foto di
atas. Perhatikan tanda panah merah yang menunjuk point penting kedua foto tersebut.
Di pagi hari, saat jam berangkat
kantor antara pukul 07.00-09.00 WIB, ada beberapa polisi yang bertugas mengatur
lalu lintas di sana. Sangat tertib dan lancar lalu lintas waktu itu. Istilahnya
ramlan (ramai lancar). Ya, pengamatan
saya di pagi hari tak ada satupun kendaraan yang berani putar balik dari arah
barat (Jogja menuju Solo), karena memang tidak di perbolehkan putar balik di
sana, tentu saja karena ada pak
polisi yang mengawasi. Hanya kendaraan dari arah timur (Solo menuju Jogja) yang
boleh putar balik. Namun, disore hari pemandangan berbeda terlihat di jalan
putar balik itu. Saya coba bandingkan dengan sorenya, dihari yang sama saat tak
ada satupun polisi yang mengatur lalu lintas di sana. Yupp, tentu saja masih seperti biasanya dan layaknya jalan putar
balik lainya. Hampir semua pengendara yang ingin putar balik dari arah Jogja,
akhirnya memutar disana. Padahal, sangat jelas ada rambu-rambu yang melaarang
putar balik. Selain itu sudah disediakan sarana putar balik untuk masing-masing
jalur, baik yang dari arah Solo maupun Jogja. Untuk yang dari arah jogja sarana
ini berada sekitar 200 meter ke arah timur.
Pak Andi dan pak Nur Cahyo, adalah
petugas kepolisian dari polda DIY yang pada hari itu ditugaskan mengatur lalu
lintas disana. Sempat saya menanyakan beberapa pertanyaan kepada beliau berdua.
“Saya selaku dari petugas kepolisian menghimbau agar masyarakat dapat mentaati
peraturan, karena apa? Kalau nanti ini mutarnya tidak hati-hati atau tidak ada
petugas yang jaga bisa terjadi kecelakaan, apa lagi ini jalur lintas kota dan
provinsi yang pengendaranya kebanyakan ngebut
dan bus-bus yang seperti tak kenal kompromi” Tutur pak Andi menanggapi
realita tersebut.
Pertanyaan besarnya adalah apakah
semua pengendara seperti itu? Adakah yang masih sadar tertib berlalu lintas
dengan tidak melanggar rambu lalu lintas sekalipun tidak ada yang mengawasi?
Sejatinya, hal tersebut termasuk bentuk pelanggaran kecil yang dilakukan secara
masal. Suatu hal atau kegiatan yang dilakukan secara rutin akan menjadi
kebiasaan, dan berubah menjadi budaya. Kalau prinsip taat hanya saat diawasi
sudah tertanam sejak dini, bukan tidak mungkin akan berkembang pada
pelanggaran-pelanggaran dengan kapasitas yang lebih besar. Bayangkan apabila
itu terjadi pada seluruh warga negara ini.
Pada intinya, mari kita menanamkan
kesadaran taat peraturan dalam hal apapun, kapanpun, dan dimanapun. Pastinya
itu akan berdampak sangat positif bagi kita, terlebih harapan untuk Indonesia
yang makin tertata, beradap, serta sadar dan taat hukum