Elisa
Fakultas Psikologi
(Foto : Elisa) |
Merasionalkan
irasional langkah menetralkan konflik, judul yang rasanya berat untuk di
nikmati bukan?. Mari meregangkan penat aktifitas dengan bermain logika. Kategori
rasional itu seperti apa?. Apakah “Kebahagiaan itu harus berupa uang” atau “Uang
tidak menjamin kebahagiaan seseorang”. Dua kalimat ini mana kalimat yang rasional
dan tidak rasional?
Orang
yang hidup sejak kecil terkondisi ekonomi pas-passan dengan orang yang hidup
sejak kecil berlimbah materi akan berbeda. Ekonomi kecil akan berfikiran bahwa
orang yang tidak memiliki uang tidak akan pernah merasakan bahagia. Berbeda,
bagi mereka yang hidup sejak kecil tercukupi dengan limpahan materi. Wajar jika
orang yang mapan tersebut berasumsi bahwa uang bukan jaminan kebahagiaan. Bukankah
kebahagiaan akan muncul karena pernah merasakan hal yang tidak membahagiakan/tidak
menyenangkan? Jadi wajar jika orang yang berlimpah materi sulit merasakan
kebahagiaan, karena standar tidak bahagia
tidak pernah dirasakan.
Relatifitas
menjadi kunci “rasa” yang berbeda-beda bagi orang lain. Analoginya susu kedelai
mungkin bagi teman enak, tetapi bagi penulis susu kedelai minuman yang memualkan.
Berangkat dari kata relatif berarti tidak boleh diberlakukan sama. Lagi-lagi
tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Lalu bagaimana dengan sugesti
yang dominan?, tepatnya lebih dianggap sebagai ancaman. Apa dampak yang
ditimbulkan? Sebelum ke inti kita melihat beberapa kasus menyangkut hal ini.