Rina Hartatik
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Proses interaksi sosial merupaka suatu interaksi atau hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi
antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya didalam masyarakat.. Sedangkan yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan
antarindividu, individu (seseorang) dengan kelompok, dan kelompok dengan
kelompok. Interaksi sosial ialah aktivitas manusia yang selalu terkait dengan
lingkungan sekitarnya baik yang tersedia maupun yang berhubungan dengan
aktivitasnya secara langsung (Purdom,(1980)dalam Moljono Notosudirjo). Tanpa
adanya interkasi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Di dalam interaksi sosial ada kemungkinan individu dapat
menyesuaikan dengan yang lain, atau sebaliknya. Pengertian penyesuaian di sini
dalam arti yang luas, yaitu bahwa individu dapat melebur diri dengan keadaan di
sekitarnya, atau sebaliknya individu dapat mengubah lingkungan sesuai dengan
keadaan dalam diri individu, sesuai dengan apa yang diinginkan oleh individu
yang bersangkutan. Seperti yang telah diterapkan oleh siswa dalam proses
belajar mengajar. Proses belajar mengajar ini banyak bentuknya, ada yang
melakukan proses pembelajaran dalam kelas besar seperti disekolah, ruang
kuliah,dan ruang seminar atau lain sebagainya. Dan ada yang dilakukan dalam
bentuk privat. Namun bagaimanapun bentuknya proses pembelajaran tersebut
merupakan salah satu penerapan dari hubungan interaksi sosial, karena
didalamnya ada interaksi, komunikasi, dan aktivitas saling memberi dan menerima
antara murid dan murid atau antara guru dan murid.
Hal tersebut timbul karena
adanya motivasi. Menurut Berkowitsz (1969, dalam Fisher 1982:38, dalam shinta,
2002) bahwa motif adalah kondisi internal individu yang konsisten, yang mana
kondidi itu telah menyebabkan timbulnya suatu perilaku atau kecenderungan
perilaku. Jadi jika kembali kepada pembahasan contoh diatas, adanya interaksi,
komunikasi, dan aktivitas saling memberi dan menerima antara guru dan siswa,
atau antara siswa dan siswa, merupakan motivasi sosial karena adanya dorongan
seseorang untuk bergabung dengan orang lain. Dan perilaku belajar siswa
merupakan motif psikologis, yang mana hal itu merupakan fungsi dari pada
lingkungan (dalam Shinta, 2002).
Berdasarkan hal diatas penulis
memprediksikan bahwa apabila seorang guru mengajar dengan telaten sesuai dengan
keinginan siswa, maka siswa akan terdorong untuk lebih giat lagi mengikuti
proses pembelajaran yang diadakan oleh guru sebagai pembimbing. Namun
sebaliknya ketika guru tidak menyesuaikan dengan minat belajar siswa maka tidak
menutup kemungkinan siswanya akan merasa bosen untuk mengikuti proses belajar
mengajar.
Pengendaliannya guru harus
pandai betul dalam menyikapi situasi dalam kelas, harus berusaha keras menjadi
guru yang diinginkan siswa-siswanya, Ketika sudah begitu maka siswa tidak akan
merasa jenuh terhadapa penerapan system yang diberikan oleh guru. Yang sehingganya
antara pengajar dan siswa-siswanya akan merasa nyaman dalam proses pembelajaran
serta tidak aka nada yang merasa dirugikan.
Daftar Pustaka :
Shinta, A.(2002), Pengantar Psikologi Sosial Edisi
Kedua. Yogyakarta: Universitas Proklamasi 45.