Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

TANTANGAN DAN HARAPAN MIGAS INDONESIA



MIMBAR AKADEMIK DI UP45

Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta



Industri migas dan energi pada masa lampau sangat berjaya, sehingga negara yang mempunyai industri migas dan energi dipastikan kaya. Sebagai contoh adalah negara-negara di Timur Tengah. Pada masa sekarang, industri tersebut telah ebrubah menjadi industri energi. Cadangan minyak dan gas sudah habis. Minyak dan gas berasal dari sumber daya alam yang tidak tergantikan, yaitu berasal dari fosil yang terbentuk jutaan tahun pada masa lampau.


Apa saja konsekuensi dari berubahnya industri migas & energi menjadi industri energi saja? Kosnekuensinya ada 4 yaitu:
1.        Negara harus mengimpor minyak dan gas.
2.        Kendaraan-kendaraan akan diubah dengan bahan bakar energi, bukan migas lagi.
3.        Adanya pengeboran minyak di Indonesia Timur (Sulawesi, Papua). Hal ini berarti ada perubahan migrasi tenaga kerja. Para sarjana akan berpindah ke Indonesia Timur.
4.        Kantor SKK Migas akan menghemat konsumsi migas dengan cara karyawan naik sepeda. Hal ini juga untuk menghemat listrik.
5.        Cadangan minyak dan gas Indonesia akan habis pada tahun 2028.

Optimalisasi produksi minyak dan gas, ternyata prosesnya sangat panjang. Pencarian minyak dan gas sangat banyak hambatannya. Hambatan utama justru bukan pada masalah teknis, tetapi apda hal-hal non-teknis. Hal-hal non-teknis itu antara lain berupa:

1.    Legal system yang masih semrawut
2.    Ada banyak demonstrasi / perang. Hal ini karena penduduk asli sering merasa tidak terima bila daerahnya akan digali cadangan minyak dan gasnya. Dampaknya adalah nvestor menjadi takut untuk menanam investasi.
3.    Adanya politisasi daerah tambang pada peristiwa pilkada. Produk migas ini mudah dipolitisasi. Ada banyak penduduk yang mengninginkan kaya dengan cara mudah dan instan. Itu adalah karakater utama penduduk yang tinggal dekat tambang. Sedihnya adlah, di Indonesia setiap hari pasti ada Pilkada. Jadi kemungkinan terjadinya konflik kepentingan gara-gara migas ini adalah sanagt tinggi.

Apa saja harapan-harapan dari hambatan-hambatan yang ada tersebut?
1.        Menjadi S1 itu merupakan babak kehidupan baru yang dimulai. Diharapkan para sarjana itu menjadi agen perubahn untuk hal-hal positif dalam bidang migas.
2.        Menjadi sarjana dianggap lebih mengerti daripada orang-orang yang belum sarjana. Sarjana menjadi sumber jawaban. Oleh karena itu sarjana jangan menjadi sumber hoax.
3.        Sarjana-sarjana non-minyak sangat mungkn untuk bekerja di perusahaan minak. Semua bidang sarjana dapat bekerja di perusahaan / industri migas. Oleh karena itu semua sarjana harus mau menambah ilmu pengetahuan. Bergegaslah untuk segera mengambil kesempatan.

Mimbar akademik ini dilaksanakn pada 28 Oktober 2017, di hotel Mercure Yogyakarta, dengan pembicara Dr. A. Rinto Pudyantoro, MM, AK., CA. Mimbar akademik itu terlaksana pada saat upacara wisuda S1 sedang berlangsung.

Post a Comment

0 Comments