KIPRAH
BIRO PSIKOLOGI UP45 DI MASYARAKAT
Amin Nurohmah, M.Sc.
Biro Psikologi Fakultas Psikologi UP45
Yogyakarta
Kabupaten Kulonprogro,
Daerah Istimewa Yogyakarta terus melakukan pembenahan baik dalam bidang
infrastruktur maupun sumberdaya manusianya. Kabupaten yang saat ini terus
menjadi sorotan sebab menjadi wilayah pembangunan New Yogyakarta International
Airport (NYIA) ini sadar betul bahwa pembangunan sumberdaya manusia khususnya
pelibatak peran perempuan dalam pembangunan daerah mulai dari tataran
kelembagaan terbawah akan berdampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat.
Sebagai warga negara, perempuan tidak hanya menjalankan peran domestik rumah
tangga saja, namun juga memiliki peran publik seperti mengembangkan
keterampilan atau keahliannya di dunia kerja dan aktif dalam kegaiatan sosial
kemasyarakatan. Meskipun demikian, faktanya peran perempuan dalam pengambilan
keputusan di wilayah publik masih minim, terutama jika ruang pengambilan
keputusan itu masih di dominasi oleh laki-laki. Hal ini dapat dimaklumi karena
masih banyak perempuan yang belum memiliki keberanian untuk berbicara di depan
umum atau tidak tahu apa yang harus disampaikan karena minimnya pengetahuan yang
mereka miliki.
Menyadari akan hal tersebut,
mendorong Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Kulonprogo yang
bekerjasama dengan Perkumpulan Aksara melakukan Workshop Pendidikan
Politik Perempuan dengan harapan
kelompok perempuan di Kabupaten Kulonprogo lebih mampu berperan aktif dalam
pembangunan dan berpatisipasi dalam kancah politik. Kegiatan tersebut
berlangsung selama 3 hari yaitu Selasa 5 November-Kamis 7 November 2019.
Tercatat 50
(lima puluh) orang perwakilan perempuan dari organisasi masyarakat dan
organisasi perempuan se-Kabupaten Kulonprogo berperan aktif dalam kegiatan
tersebut.
Perwakilan Biro Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta berkesempatan menjadi narasumber dalam
workshop tersebut. Materi yang disampaikan berkaitan dengan peningkatan
pemahaman perempuan kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan, serta
pengetahuan perempuan dalam melakukan pemetaan dan analisis di wilayahnya
terkait persoalan kelompok rentan termasuk perempuan dan anak, kemampuan
mendata bahkan merumuskan sebuah usulan
dan keterampilan perempuan menyampaikan gagasan.
Hal menarik dari workshop tersebut adalah, banyak perempuan
berkompeten di daerah, dan memiliki wawasan luas mengenai upaya peningkatan
kesejahteraan kelompok rentan di sekitarnya namun kurang percaya diri dalam
menyampaikan pandangannya. Menjadi penting bagi pemerintah daerah secara terus
menerus mampu mamacu semangat militansi perempuan sebagai agen perubahan sosial
di wilayah, memberikan ruang menyampaiakan pendapat kelompoknya, dan
bernegosiasi baik melalui Musyawarah Pembangunan (Musrenbang) tingkat pedukuhan
maupun Musrenbang tingkat Kabupaten. Sehingga kedepannya perempuan tidak hanya
menjadi penerima manfaat saja dari pembangunan namun dapat menjadi pendorong perencanaan
program dan kegiatan pembangunan di wilayahnya.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji