Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

MERDEKA DARI SAMPAH DAPUR

 

CARA MEMBUAT KOMPOS YANG MUDAH, MURAH, DAN CEPAT

Arundati Shinta

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta


Membuat kompos adalah sangat mudah. Kuncinya hanya satu saja yakni tekun. Bagaimana dengan orang yang suka merasa jijikan? Ada caranya supaya kita tidak merasa jijik yakni kita harus segera memproses pembuatan kompos, segera setelah sampah itu diproduksi. Sampah yang baru saja diproduksi tersebut aromanya masih segar, bentuknya juga masih bagus serta belum muncul belatung. Bila sampah itu berupa kulit jeruk, maka aroma jeruk masih menguar dengan segar. Keberadaan belatung itulah yang biasanya membuat kita jijik sehingga malas memproses sampah.

 

Membuat kompos bisa dilakukan secara anaerob (tidak menggunakan oksigen) dan aerob (menggunakan oksigen). Ini adalah tutorial cara-cara membuat kompos secara aerob. Alasannya, cara pengomposan aerob lebih praktis dan mudah dilaksanakan oleh praktisi sampah di daerah perkotaan. Berikut langkah-langkahnya:

 

1)    Pilah sampah organik dan non-organik. Sampah non-organik: plastik, kertas, besi, dan sebagainya. Sampah organik: sisa makanan, daun-daun, tulang, daging, kulit buah, kotoran hewan, dan sebagainya. Kompos hanya bisa dibuat dari sampah organik saja.

2)    Segera tentukan, ingin membuat kompos dari sampah sisa dapur, sampah kebun (daun-daun), atau sampah dari kotoran hewan. Saya sarankan sampah dapur saja, supaya cepat jadi kompos.

3)    Kumpulkan sampah dapur nabati yang terdiri dari: kulit buah, kulit telur, sayuran, ampas teh, ampas kopi, ampas kelapa, kulit bawang, dan sebagainya. Sisihkan sampah organik hewani seperti tulang dan daging. Sampah organik hewani sebaiknya dikubur saja di halaman. Sisihkan juga sampah dari kotoran hewan (sapi, kambing, ayam), karena kita biasanya merasa jijik. Meskipun demikian kompos dari kotoran hewan sebetulnya sangat bagus kualitasnya. 


 

4)    Iris kecil-kecil sampah dapur nabati tersebut, sebesar ½ cm x ½ cm. Kalau punya blender, maka diblender saja supaya lebih halus dan lembut. Semakin lembut sampah, maka semakin cepat jadi kompos. Timbanglah sampah yang sudah halus tersebut. Ini untuk mengetahui bahwa kita dalam sehari ini sudah merdeka dari sampah dapur. Kita sudah berkontribusi untuk mengurangi TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

5)    Siapkan karung gandum dari plastik yang ada lubang-lubang kecilnya. Cara mengecek adalah kalau air dimasukkan dalam karung gandum tersebut, maka air menetes terus dan lama-lama habis. Bisa juga kita menggunakan polybag. Polybag dijual di toko-toko tani, atau supermarket. Harganya sangat murah. Kita juga bisa menggali lubang di tanah halaman dan memasukkan sampah ke lubang tersebut, namun cara ini tidak saya rekomendasikan. Alasannya, tidak semua rumah tangga punya halaman luas. Di laboratorium saya, tempat yang saya gunakan adalah gentong tanah liat. Saya punya 13 gentong tanah liat ukuran 11 liter air. 


 

6)    Siapkan tanah sebanyak dua kali sampah dapur. Kalau sampah dapur 1 kg, maka tanahnya 2 kg.

7)    Siapkan ember besar (yang biasa digunakan untuk memandikan bayi). Bisa juga menggunakan terpal / alas plastik. Gunanya sebagai tempat untuk membuat adonan calon kompos. Alas terpal itu digelar di tempat yang luas.

8)    Campur sampah yang sudah diiris-iris tadi / yang sudah diblender tadi (airnya dibuang dulu) dengan tanah. Mencampurnya harus benar-benar rata.Tambahkan sedikit air, sehingga adonan tersebut lembab.

9)    Masukkan adonan calon kompos ke dalam karung / polybag / gentong tanah liat. Penyimpanannya harus rapat dan tidak kena sinar matahari. Ini supaya proses fermentasi berjalan sempurna. Karung juga harus tertutup, di atas polybag diberi tutup kain / karung gandum. Gentong tanah liat juga harus ada tutupnya. Simpan selama 14 hari.

10) Untuk mempercepat proses fermentasi, maka setiap 2 hari sekali adonan calon kompos tadi diaduk-aduk. Tujuannya adalah agar gas metan keluar.

11) Setelah 14 hari, adonan calon kompos sudah jadi kompos. Saringlah kompos tersebut. Kompos halus bisa langsung dipakai dan kompos kasar bisa digunakan kembali sebagai campuran adonan sampah.

 


Merdeka dari sampah dapur adalah langkah nyata saya setiap hari dalam merawat lingkungan hidup sekitar agar lebih bebas penyakit, sehat, dan asri. Selain itu, membuat kompos adalah pendidikan untuk membentuk perilaku bertanggung jawab. Bila setiap rumah tangga melakukan hal ini (membuat kompos), maka Indonesia sehat bukan hanya impian namun kenyataan. Semakin suatu negara maju, maka semakin sampah mempunyai manfaat yang luar biasa untuk pembangunan. Semua hal yang ada di dunia ini tidak ada yang sia-sia. Semuanya pasti bermanfaat bagi kehidupan yang lebih baik dan berkesinambungan.

Post a Comment

0 Comments