R Pandji Cepi Lesmana
Fakultas Ekonomi
Universitas
Proklamasi 45
|
Arundati Shinta
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
|
Menulis di blogsite “KUP45IANA” sudah menjadi
kebiasan wajib bagi mahasiswa Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, khususnya
untuk mahasiswa yang mengikuti program pendidikan karakter tingkat
internasional IAYP (International Award
for Young People). Para mahasiswa menulis
artikel dengan tema kesenangannya setiap minggunya untuk akhirnya dapat dipublikasikan di KUP45IANA. Kebiasan baik yang terus
berlangsung tersebut, seharusnya membuat para penulis dapat memperbaiki tulisan-tulisan
berikutnya. Kenyataan yang ada, para penulis tidak mempedulikan lagi mutu
tulisannya. Pada umumnya para penulis masih mengulangi kesalahan yang sama
dengan tulisan-tulisan sebelumnya. Padahal tutor di kelas menulis sudah
menasehati dan memberikan contoh cara menulis yang baik. Pengasuh blogsite KUP45IANA seolah-olah telah dipaksa
untuk berperan sebagai pengasuh penulis ‘bayi’.
Mengapa disebut sebagai
‘bayi’? Penulis ‘bayi’ adalah sebutan untuk penulis yang malas untuk menjadi
dewasa karena mereka terus menerus mengulang kesalahan yang sama, tidak peduli
dengan peringatan tutor, dan asal mengirimkan tulisan di KUP45IANA. Dalam
pemikiran para bayi tersebut, apa pun mutu tulisannya, pasti tulisan itu akan
dimuat. Dalam istilah psikologi, para bayi tersebut mempunyai regulasi
(pengaturan) diri yang rendah (Bussey & Bandura, 1999). Fenomena ini adalah
cerminan dari pengaturan diri yang sifatnya eksternal, atau segala perilakunya harus
dituntun oleh pihak luar. Pihak luar itu antara lain mendapat penghargaan dari
IAYP melalui ketrampilan menulis, dan demi penyelesaian tugas perkuliahan. Jadi
blogsite KUP45IANA adalah suatu jalan
pintas yang sifatnya instan (cepat) dalam mendapatkan suatu imbalan (reward). Analoginya adalah untuk
‘mengejar setoran’, seperti yang dilakukan oleh para sopir angkutan umum.
Apakah salah bila seseorang
menulis karena pengaruh eksternal (demi mandapatkan penghargaan IAYP misalnya)?
Bukan suatu hal yang keliru bila seseorang menulis demi mendapatkan suatu hal
yang berharga dalam hidupnya. Satu hal yang patut dipertimbangkan oleh para penulis
(terutama penulis yang sudah berulang kali mengirimkan tulisan ke blogsite KUP45IANA) adalah adanya
pikiran yang panjang (visioner) bahwa tulisannya itu kelak akan berguna sebagai
rujukan bagi skripsinya (tulisan-tulisan serius lainnya), sebagai bahan untuk
membuat buku, sebagai terapi kejiwaan, dan sebagai cara untuk mencari bea
siswa. Konsekuensinya, tulisan yang dihasilkan harus mengindahkan kaidah-kaidah
menulis, meskipun topik yang ditulis sederhana.
Apa saja kisah-kisah penulis
sukses setelah menerbitkan berbagai karyanya dalam sebuah blogsite? Seorang mahasiswa asal Buton telah menghasilkan 1.500
tulisan dalam blogsite Kompasiana,
sehingga ia mampu meraih bea siswa ke Ohio University di Amerika Serikat. Hal
yang menarik adalah, salah satu pewawancaranya ternyata pernah memberi komentar
terhadap salah satu tulisannya (Mufti, 2014). Ketika pertama kali menulis di
Kompasiana, mahasiswa Buton ini tentu tidak berpikir bahwa tulisannya merupakan
jalan emas menuju bea siswa bergengsi. Tulisannya mendapat komentar dari
pewawancara bea siswa juga membuktikan bahwa susunan kalimatnya mudah dipahami
serta menarik penyajiannya. Mahasiswa Buton itu telah menulis di blogsite Kompasiana dengan sepenuh hati.
Kisah sukses lainnya
adalah dari Gayatri (2012), yang mana salah satu tulisannya di KUP45IANA telah
memenangkan lomba menulis yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Pariwisata UGM
Yogyakarta. Selanjutnya salah seorang tutor menulis yang juga penulis di
KUP45IANA mengisahkan bahwa kumpulan tulisannya telah membuatnya menjadi
incaran seorang penerbit. Penulis itu telah diberi tawaran untuk menterjemahkan
suatu buku dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia , dengan honor puluhan
juta rupiah. Penerbit itu percaya pada kemampuan penulis beruntung tersebut
dalam merangkai kalimat, menuangkan ide yang mudah dimengerti, dan
menyajikannya dengan menarik dalam sebuah tulisan, setelah ia menjelajah
KUP45IANA.
Tujuan tulisan ini
adalah untuk mendorong para penulis ‘bayi’ di KUP45IANA agar cepat menjadi
‘dewasa’, sehingga bersedia memperbaiki kesalahan-kesalahannya dalam menulis. Penulis
‘dewasa’ adalah seseorang yang bersedia menyunting tulisannya, membuat tulisannya
semenarik mungkin, bersedia menerima masukan dari penyunting atau pembaca, dan
berusaha agar tulisannya menjadi inspirasi bagi pembacanya. Ia tidak
menggantungkan diri pada kebaikan hati penyunting untuk memperbaiki tulisannya.
Penulis ‘dewasa’ tidak selalu berarti penulis yang ‘mata duitan’ atau penulis
yang hanya bersedia mempublikasikan tulisannya pada media massa yang berbayar tinggi. Pada umumnya,
media massa
yang berbayar tinggi memang kualitas tulisannya bagus sehingga tulisannya
menginspirasi pembaca secara lebih luas. Media sosial blogsite, sebaliknya, merupakan media untuk mencurahkan ide bagi
para penulis pemula sampai kawakan namun sifatnya gratisan alias tidak berbayar
sama sekali. Meskipun sifatnya gratisan, penulis blogsite hendaknya tidak menganggap remeh serta tidak perlu
mengindahkan kaidah penulisan yang baku .
Apa saja kaidah-kaidah
menulis di blogsite KUP45IANA? Hal pertama
yang perlu dibahas adalah mengenai format judul. Penulisan judul artikel yang
digunakan adalah “UPPERCASE”.
Keputusan ini diambil dari beberapa pertimbangan setelah melihat dan mencermati
beberapa rujukan. Setelah judul, tentunya harus dicantumkan “Nama Sang
Penulis”, yang erat kaitannya dengan hak cipta karya tersebut. Sebagai tambahan
dicantumkan pula instansi dari penulis untuk memberikan sedikit penjelasan
siapakah penulis tersebut, setidaknya cukup dengan mencantumkan fakultas dan
tentunya nama Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta .
Contoh penulisan judul adalah pada judul dan identitas penulis pada esai ini.
Kaidah kedua yang perlu
diperhatikan adalah mengenai tata cara menulis naskah. Tata cara itu antara
lain meliputi:
§
Jenis huruf
adalah Arial, ukuran 12.
§
Spasi 1,5
agar baris-baris tulisan tidak saling berhimpitan sehingga menyusahkan
pembacaan naskah.
§
Pilihlah
paragraf justify yang dapat meratakan
paragraf bagian kanan dan kiri. Hal ini penting untuk membuat pembaca merasa
nyaman dalam membaca naskah karena naskah tertulis dengan rapi.
§
Hindarkan
dari kesalahan-kesalahan sepele seperti salah mengetik huruf, setelah koma maka
harus ada spasi, dan setelah titik maka harus ada spasi diikuti dengan
penulisan kata yang huruf pertamanya kapital.
§
Dalam
naskah, hendaknya dituliskan permasalahan yang relevan dengan topik yang ingin
dikemukakan penulis. Bila tidak ada permasalahan, maka tulisan terasa kurang
menarik serta tidak inspiratif.
§
Dalam satu
paragraf, usahakan jumlah baris adalah sekitar 14. Hindarkan menulis satu
paragraf dalam satu halaman. Hal ini untuk menghindarkan pembaca dari rasa
sesak, seolah-olah sulit untuk bernafas. Pergantian paragraf memberi kesempatan
pembaca untuk menarik nafas. Membaca suatu esai ibaratnya menyayikan suatu
lagu, butuh nafas yang panjang.
§
Susunlah
kalimat yang pendek, dan setiap kelaimat memenuhi kaidah S-P-O-K (Subjek, Predikat,
Objek, Keterangan).
§
Hindarkan
kata-kata sambung sebagai awal dari suatu kata. Kata-kata sambung yang sering
menjadi awal kata antara lain tetapi, namun, dan, kemudian, yaitu, adalah,
yakni, sehingga.
§
Gunakanlah
bahasa Indonesia
yang baku ,
meskipun ada kritikan bahwa hasil akhir tulisan menjadi kaku serta tidak
mengikuti gaya
anak muda dalam berbicara. Hindarkanlah kata-kata seperti ‘nggak’ atau ‘ndak’
yang berarti tidak, ‘kayak’ yang berarti seperti, ‘males’ yang berarti malas.
Ingatlah pemilihan kata-kata yang baku
mencerminkan cara berpikir yang runtut, dan adanya empati terhadap pembaca.
Kaidah ketiga yang
perlu dicermati oleh penulis adalah penulisan daftar pustaka. Bagian ini sangat
penting untuk menghindarkan penulis dari peristiwa plagiat. Plagiat adalah
fenomena penjiplakan, atau mengambil hasil tulisan orang lain tanpa menuliskan
sumbernya. Fenomena plagiat ini sama seperti perilaku mencontek ketika ujian
sedang berlangsung. Pengasuh KUP45IANA tentu saja tidak mampu setiap kali
mengecek apakah tulisan yang masuk telah memplagiat tulisan lain, meskipun
sebenarnya sudah ada program komputer yang mendeteksi masalah plagiat ini.
Program komputer itu biasanya dijalankan untuk mengecek keaslian tulisan-tulisan
yang serius seperti skripsi, tesis, disertasi, atau hasil-hasil penelitian. Contoh
penulisan daftar pustaka atau rujukan ada pada bagian paling bawah tulisan ini.
Kaidah-kaidah penulisan daftar pustaka antara lain:
§
Segala
rujukan yang tertulis pada daftar pustaka, hendaknya juga tercantum pada
naskah. Permasalahan yang sering muncul adalah daftar pustaka suatu karya
sangat panjang, namun tulisan dalam naskah sama sekali tidak mencantumkan nama
penulis rujukan tersebut. Peristiwa semacam ini menggelikan, karena penulis
seperti ingin menyampaikan pesan kepada pembaca bahwa ia adalah seorang kutu
buku (suatu hal yang sangat mengagumkan), namun ia tidak mampu membuktikan pada
naskahnya.
§
Rujukan
yang ada pada naskah, hendaknya ditulis nama akhirnya saja kemudian diikuti
dengan tahunnya. Contoh penulisan ada pada naskah ini yaitu (Gayatri, 2012),
(Mufti, 2014), dan (Bussey & Bandura, 1999). Cara penulisan rujukan semacam
ini juga sering diberlakukan untuk tulisan-tulisan serius. Oleh karena itu
sangat disarankan para penulis KUP45IANA juga belajar menuliskan rujukan dengan
benar, agar kelak tidak kaget bila diwajibkan menulis hal-hal yang serius.
Peraturan menulis rujukan lainnya memang ada yang mengharuskan penulis
mencantumkan halaman yang dikutip, namun untuk blogsite KUP45IANA hal itu tidak perlu dilakukan. Halaman yang
dikutip ditulis sesudah tahun, misalnya (Bussey & Bandura, 1999: 25), perlu dilakukan karena penulis ingin mengutip
secara persis apa yang telah dijelaskan oleh rujukan tersebut.
Uraian di atas merupakan
sebagian kecil dari format penulisan yang kurang diperhatikan oleh para penulis
KUP45IANA, padahal hal itu penting untuk diketahui. Masih sangat banyak kaidah
menulis lainnya yang tidak tercantum dalam tulisan singkat ini. Menurut pendapat
penulis, tidak ada gaya
penulisan yang salah karena memproduksi tulisan yang salah masih lebih baik
daripada tidak menulis apa pun. Hal penting yang perlu direnungkan adalah tidak
ada salahnya pula seorang penulis memperhatikan kaidah-kaidah penulisan demi memperindah
tulisannya. Pada hakekatnya, perilaku menulis dan perilaku selalu menyunting
hasil tulisannya sendiri, adalah strategi individu untuk mendapatkan pengaturan
diri internal yang kuat (Bandura, 1991, Baumeister, Schmeichel & Vohs, in press). Individu
akan belajar mengoreksi diri sendiri, dengan tujuan agar perilakunya (hasil tulisannya)
dapat diterima serta dihargai oleh pihak lain (pembaca).
Sebagai
penutup esai ini, menulis di KUP45IANA adalah kesempatan bagi kita semua untuk
belajar menjadi dewasa. Menjadi dewasa berarti perilakunya tidak lagi harus selalu
dikontrol pihak luar. Hal ini seperti bunyi iklan suatu produk “menjadi tua itu
pasti, menjadi dewasa adalah pilihan“. Menjadi bayi, apalagi penulis ’bayi’ di
KUP45IANA sepanjang hayat merupakan pilihan hidup yang tidak bergengsi. Selamat
berkarya dan jangan takut untuk menulis.
Daftar Pustaka :
Baumeister, R. F., Schmeichel, B. J., & Vohs, K. D. (in
press). Self-regulation and the executive function: The self as controlling
agent. Chapter prepared for A. W. Kruglanski & E.T. Higgins, Social
psychology: Handbook of basic principles (2nd ed.). New York : Guilford . Pp. 1-70.
Retrieved on August 22, 2008
from https://www.csom.umn.edu/Assets/71708.pdf
Bandura, A. (1991). Social cognitive theory of
self-regulation. Organizational Behavior
and Human Process, 90, 248-287.
Bussey, K. & Bandura, A. (1999). Social cognitive theory
of gender development and differentiation. Psychological Review, 106,
676-713.
Gayatri, L. (2012). Mengenali kebutuhan psikologis manusia
sebagai modal dasar pengetahuan untuk pemandu wisata. Kup45iana. Retrieved on March 12, 2014 from:
http://lintaskampusup45.blogspot.com/search/label/Lomba%20Pariwisata
Mufti (2014). Berkat
Kompasiana, anak Buton ini bisa sekolah di Amerika. Serambi Indonesia ,
12 Maret 2014. Retrieved on March
12, 2014 from:
http://aceh.tribunnews.com/2011/09/18/berkat-kompasiana-anak-buton-ini-bisa-sekolah-di-amerika