BERWISATA DI MALIOBORO YANG BARU
Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Malioboro adalah daerah wisata yang paling padat di
Yogyakarta. Berkunjung ke Malioboro hukumnya wajib bagi para wisatawan. Pergi ke Yogyakarta tanpa berkunjung ke Malioboro berarti
belum sah. Begitu menariknya Malioboro, maka semua orang pasti bertanya-tanya apa
menariknya Malioboro. Pertanyaan ini penting karena bagi penduduk asli
Yogyakarta, berkunjung ke Malioboro justru harus dihindari. Hal ini tercermin
dari berbagai rambu-rambu di jalan raya yang bertuliskan hindari titik nol Malioboro. Tulisan itu mungkin bertujuan untuk
memberi kesempatan yang lebih luas bagi pelancong untuk mengunjungi trotoar Malioboro,
dan menghimbau penduduk asli untuk tidak mengganggu keleluasan wisatawan.
Apa menariknya
Malioboro itu? Malioboro sebenarnya sama saja dengan daerah-daerah wisata lainnya
yang menawarkan berbagai cendera mata serta wisata kuliner. Jenis dan mutu
jualan para pedagang nyaris hampir sama, sehingga tidak ada daya bedanya sama
sekali. Anehnya, wisatawan tidak ada yang bosan. Kepopuleran Malioboro dipengaruhi
oleh keberadaan kraton Yogyakarta yang memang lokasinya berdekatan dengan
Malioboro. Jadi sesudah berkunjung ke kraton, maka wisatawan seperti ‘digiring’
untuk berbelanja di Malioboro.
Persoalan yang
relevan dengan Malioboro adalah penataannya. Para pejalan kaki sangat tidak
nyaman dalam menyusuri trotoar-trotoar Malioboro. Trotoar itu digunakan untuk
lokasi parkir sepeda motor, sehingga pejalan kaki harus meliuk-liukkan badan
untuk menghindari bersenggolan dengan sepeda motor. Sudah lama pejalan kaki di
Malioboro tidak diperhatikan hak-haknya. Mereka terpaksa mengalah karena merasa
memang seperti itulah penataan Malioboro.
Pada 15 Februari
2016, pihak Pemerintah Daerah Yogyakarta telah meminta Pemerintah Kota
Yogyakarta untuk menata Malioboro, sehingga menjadi lebih nyaman bagi
wisatawan. Penataan itu berakibat lokasi parkir sepeda motor pada sisi Timur di
Malioboro harus dipindahkan ke jalan Abu Bakar Ali (Sujatmiko, 2016). Ratusan
juru parkir harus diberi tahu, karena mungkin saja pemindahan lokasi ini akan berdampak
pada pendapatannya.
Kini, sisi timur
Malioboro menjadi lebih longgar dan sangat nayman bagi para pejalan kaki. Wisatawan
menyambut baik kebijakan pihak Pemerintah Kota Yogyakarta ini. Perubahan itu
tentu berdampak pada perubahan perilaku. Perubahan perilaku itu antara lain:
Ø Wisatawan harus mempersiapkan diri dengan memakai sepatu yang
nyaman untuk berjalan kaki. Hal ini karena sepeda motor sudah tidak diijinkan
untuk parkir di sepanjang jalan Malioboro.
Ø
Para juru parkir harus mempersiapkan diri bila pekerjaannya
hilang. Hal ini karena jumlah juru parkir di seluruh jalan Malioboro jauh lebih
banyak daripada jumlah juru parkir yang dibutuhkan di tempat parkir baru. Perubahan
lokasi parkir ini suka atau tidak, telah menyebabkan pengangguran.
Ø Para pedagang, terutama pada sisi Timur jalan Malioboro,
perlu mempersiapkan diri karena mungkin saja jumlah konsumen menurun. Para pejalan
kaki itu hanya berjalan-jalan melewati pedagang saja, tanpa ada nit untuk
membelinya. Oleh karena itu perlu ada usaha keras agar dagangannya tampil beda
dengan pedagang lainnya.
Perubahan perilaku
dan strategi ini tentu mengagetkan abgi orang-orang yang tidak siap.
Orang-orang yang sehari-harinya terlena akan tergilas oleh kebijakan baru ini
dan akan menderita kerugian paling besar. Untuk mengatasinya, maka kita semua
harus waspada dengan perubahan. Hal ini karena perubahan itu adalah suatu hal
yang tidak terelakkan / keniscayaan.
Siaran di Radio EMC
ini adalah kegiatan yang diadakan berdasarkan kerjasama antara Radio EMC dan
Fakultas Psikologi UP45 Yogyakarta. Kegiatan ini sebenarnya sudah dimulai pada
Agustus 2015, namun baru Februari 2016 Nota Kesepakatan ditandatangani oleh
kedua belah pihak. Kegiatan ini sudah berlangsung selama 36 minggu, dan sudah
melibatkan lebih dari 40 mahasiswa dan 20 dosen secara bergantian. Kegiatan di
radio EMC ini melatih kemampuan mahasiswa dan dosen dalam hal public speaking, atau berbicara di depan
publik. Ketrampilan
public speaking ini sangat berguna bagi
kita semua untuk menyampaikan ide-ide segar demi perbaikan lingkungan sekitar.
Siaran minggu ke-36
ini berlangsung pada hari Selasa 12 April 2016. Dosen-dosen yang terlibat
adalah Andri Aziz dan Mujito. Andri Aziz adalah dosen filsafat cemerlang yang menguasai
berbagai permasalahan sosial. Mujito adalah dosen teknik yang mempunyai hobi
menuntut ilmu, sehingga gelar kesarjanaannya berderet-deret. Mujito juga tidak
asing dengan dunia radio, karena pada masa mudanya ia juga akrab dengan KRAP
(Komunikasi Radio Antar). Oleh karena manfaatnya yang besar, maka kegiatan di
Radio EMC ini diharapkan terus berlangsung dengan lancar.
Daftar pustaka:
Sujatmiko, T. (2016). Begini, konsep
penataan parkir Malioboro. Krjogja.com.
Retrieved on May 1, 2016 from: http://krjogja.com/web/news/read/294243/Begini_Konsep_Penataan_Parkir_Malioboro
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji