Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

KIPRAH DOSEN PSIKOLOGI UP45 DI RADIO EMC MINGGU KE-36



BERWISATA DI MALIOBORO YANG BARU

Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta


Malioboro adalah daerah wisata yang paling padat di Yogyakarta. Berkunjung ke Malioboro hukumnya wajib bagi para wisatawan. Pergi ke Yogyakarta tanpa berkunjung ke Malioboro berarti belum sah. Begitu menariknya Malioboro, maka semua orang pasti bertanya-tanya apa menariknya Malioboro. Pertanyaan ini penting karena bagi penduduk asli Yogyakarta, berkunjung ke Malioboro justru harus dihindari. Hal ini tercermin dari berbagai rambu-rambu di jalan raya yang bertuliskan hindari titik nol Malioboro. Tulisan itu mungkin bertujuan untuk memberi kesempatan yang lebih luas bagi pelancong untuk mengunjungi trotoar Malioboro, dan menghimbau penduduk asli untuk tidak mengganggu keleluasan wisatawan.


Apa menariknya Malioboro itu? Malioboro sebenarnya sama saja dengan daerah-daerah wisata lainnya yang menawarkan berbagai cendera mata serta wisata kuliner. Jenis dan mutu jualan para pedagang nyaris hampir sama, sehingga tidak ada daya bedanya sama sekali. Anehnya, wisatawan tidak ada yang bosan. Kepopuleran Malioboro dipengaruhi oleh keberadaan kraton Yogyakarta yang memang lokasinya berdekatan dengan Malioboro. Jadi sesudah berkunjung ke kraton, maka wisatawan seperti ‘digiring’ untuk berbelanja di Malioboro.

Persoalan yang relevan dengan Malioboro adalah penataannya. Para pejalan kaki sangat tidak nyaman dalam menyusuri trotoar-trotoar Malioboro. Trotoar itu digunakan untuk lokasi parkir sepeda motor, sehingga pejalan kaki harus meliuk-liukkan badan untuk menghindari bersenggolan dengan sepeda motor. Sudah lama pejalan kaki di Malioboro tidak diperhatikan hak-haknya. Mereka terpaksa mengalah karena merasa memang seperti itulah penataan Malioboro.

Pada 15 Februari 2016, pihak Pemerintah Daerah Yogyakarta telah meminta Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menata Malioboro, sehingga menjadi lebih nyaman bagi wisatawan. Penataan itu berakibat lokasi parkir sepeda motor pada sisi Timur di Malioboro harus dipindahkan ke jalan Abu Bakar Ali (Sujatmiko, 2016). Ratusan juru parkir harus diberi tahu, karena mungkin saja pemindahan lokasi ini akan berdampak pada pendapatannya.

Kini, sisi timur Malioboro menjadi lebih longgar dan sangat nayman bagi para pejalan kaki. Wisatawan menyambut baik kebijakan pihak Pemerintah Kota Yogyakarta ini. Perubahan itu tentu berdampak pada perubahan perilaku. Perubahan perilaku itu antara lain:  
Ø  Wisatawan harus mempersiapkan diri dengan memakai sepatu yang nyaman untuk berjalan kaki. Hal ini karena sepeda motor sudah tidak diijinkan untuk parkir di sepanjang jalan Malioboro.
Ø  Para juru parkir harus mempersiapkan diri bila pekerjaannya hilang. Hal ini karena jumlah juru parkir di seluruh jalan Malioboro jauh lebih banyak daripada jumlah juru parkir yang dibutuhkan di tempat parkir baru. Perubahan lokasi parkir ini suka atau tidak, telah menyebabkan pengangguran.
Ø  Para pedagang, terutama pada sisi Timur jalan Malioboro, perlu mempersiapkan diri karena mungkin saja jumlah konsumen menurun. Para pejalan kaki itu hanya berjalan-jalan melewati pedagang saja, tanpa ada nit untuk membelinya. Oleh karena itu perlu ada usaha keras agar dagangannya tampil beda dengan pedagang lainnya.

Perubahan perilaku dan strategi ini tentu mengagetkan abgi orang-orang yang tidak siap. Orang-orang yang sehari-harinya terlena akan tergilas oleh kebijakan baru ini dan akan menderita kerugian paling besar. Untuk mengatasinya, maka kita semua harus waspada dengan perubahan. Hal ini karena perubahan itu adalah suatu hal yang tidak terelakkan / keniscayaan.

Siaran di Radio EMC ini adalah kegiatan yang diadakan berdasarkan kerjasama antara Radio EMC dan Fakultas Psikologi UP45 Yogyakarta. Kegiatan ini sebenarnya sudah dimulai pada Agustus 2015, namun baru Februari 2016 Nota Kesepakatan ditandatangani oleh kedua belah pihak. Kegiatan ini sudah berlangsung selama 36 minggu, dan sudah melibatkan lebih dari 40 mahasiswa dan 20 dosen secara bergantian. Kegiatan di radio EMC ini melatih kemampuan mahasiswa dan dosen dalam hal public speaking, atau berbicara di depan publik. Ketrampilan public speaking ini sangat berguna bagi kita semua untuk menyampaikan ide-ide segar demi perbaikan lingkungan sekitar.

Siaran minggu ke-36 ini berlangsung pada hari Selasa 12 April 2016. Dosen-dosen yang terlibat adalah Andri Aziz dan Mujito. Andri Aziz adalah dosen filsafat cemerlang yang menguasai berbagai permasalahan sosial. Mujito adalah dosen teknik yang mempunyai hobi menuntut ilmu, sehingga gelar kesarjanaannya berderet-deret. Mujito juga tidak asing dengan dunia radio, karena pada masa mudanya ia juga akrab dengan KRAP (Komunikasi Radio Antar). Oleh karena manfaatnya yang besar, maka kegiatan di Radio EMC ini diharapkan terus berlangsung dengan lancar.


Daftar pustaka:







Sujatmiko, T. (2016). Begini, konsep penataan parkir Malioboro. Krjogja.com. Retrieved on May 1, 2016 from: http://krjogja.com/web/news/read/294243/Begini_Konsep_Penataan_Parkir_Malioboro


Post a Comment

0 Comments