Agus
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Seorang pemimpin dikatakan cerdas dan baik apabila dia dapat
menerima akan sebuah kritikan atau masukan dari anak buahnya atau karyawannya.
Mungkin kritikan atau masukan itu dapat membuat telinga yang mendengarnya
menjadi ‘memerah’ dan akan menimbulkan rasa yang tidak menyenangkan. Atau
mungkin juga membuat emosi dan rasa kemarahan yang ingin sepertinya langsung
ditumpahkan kepada orang yang memberikan kritikan atau masukan tersebut dengan
mempersiapkan akan argument atau alasan pembelaan diri yang benar. Sebenarnya
kejadian itu tidak perlu terjadi. Mengapa ? karena tergantung dari sudut dan
pandangan mana seorang pemimpin itu dapat melihat dan menyikapi akan hal itu.
Bila seorang pemimpin sulit bahkan takut untuk menerima
masukan atau kritikan yang datang kepada nya, maka dapat kita katakan bahwa
pemimpin itu memiliki jiwa kepemimpinan yang kecil atau kanak-kanak. Dan
justru bila pemimpin itu takut untuk menerima kritikan atau masukan, maka
itu berarti ia memperlihatkan akan kelemahannya sebagai seorang pemimpin. Bila
kita melihat seorang anak-anak yang berbuat salah dan tidak menerima akan
nasehat orang lain dengan cara membela atau mempertahankan akan dirinya, maka
kita sebagai orang yang dewasa akan tersenyum dan menggelengkan kepala. Mengapa
?karena dia hanyalah seorang anak-anak dan kita dapat memakluminya. Tetapi bila
dia adalah seorang yang sudah dewasa bahkan ada pada posisi seorang pemimpin ,
maka kita tidak akan bersikap memakluminya, tetapi semakin melihat akan sisi
buruk sifat kepemimpinannya yang kekanak-kanakan dan kelemahannya sebagai
seorang pemimpin.
Seorang Pemimpin yang cerdas , ketika sebuah kritikan atau
masukan datang kepadanya maka dengan pemikiran dan hati yang terbuka akan
menerima itu semua dan berpandangan bahwa kritikan atau masukan itu merupakan
suatu batu loncatan untuk dia melangkah lagi lebih maju menjadi pemimpin yang
lebih baik lagi dan akan meningkatkan akan perkembangan kemajuan karirnya
sebagai seorang pemimpin. Maksudnya disini adalah pemimpin ini dapat
memandang bahwa kritikan atau masukan yang datang padanya adalah merupakan
suatu kesempatan baginya untuk menjadi yang lebih lagi untuk mengembangkan akan
kepemimpinannya dari posisi yang ada sekarangh di,mana dia sedang
menjalaninya.
1 Comments
Sulit ya mas Agus jadi pemimpin itu. Kok lebih enak jadi anak buah saja, tetapi gajinya sebesar pemimpin. Mungkinkah itu? Bisa apa tidak sih mas Agus, kalau pemimpinnya memble dan anak buahnya yang memimpin? Dengan cara halus tentunya, supaya pemimpin asli tidak marah. Komentarnya apa?
ReplyDeleteTidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji