Oleh Nunuk Priyati
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Keluarga
merupakan sekolah pertama bagi anak. Dimana, dalam sebuah keluarga seorang anak
tumbuh, berinteraksi dan mulai nilai – nilai, norma kesopanan, kebiasaan serta
lain sebagainya. Dengan demikian keluarga adalah lingkungan pertama yang
membentuk kepribadian anak. Tapi, bagaimana dengan keluarga yang mengalami
perceraian, akankah berpengaruh terhadap kepribadian dan kesehatan mental ?
Keluarga
yang mengalami perceraian membuat kondisi lingkungan keluarga tidak nyaman bagi
anak. Banyak perubahan yang membutuhkan waktu untuk penyesuaian misalnya,
berkurangnya anggota keluarga, adanya perubahan kasih sayang dan perubahan
secara dratis. Perubahan – perubahan tersebut yang akan berpengaruh terhadap
kepribadian dan kesehatan mental anak. Dalam pengamatan saat ini, anak yang
berasal dari keluarga yang mengalami pereraian menjadi lebih emosianal dan
kurang mampu mengendalikan emosinya. Mereka juga cenderung mudah terpengaruh
dengan hal – hal yang negative yang dimana hal negative tersebut biasa mereka
lakukan sebagai bentuk rasa kekecewaan mereka dengan adanya perpisahan dalam
keluarga. Hal tersebut sesuai dengan kesimpulan yang dikemukakan Johnston (1996
dalam Notosoedirjo, M & Latipun, 2001) dan Hurlook (1992 dalam
Notosoedirjo, M & Latipun, 2001) bahwa perceraian dan perpisahan dapat
berakibat buruk bagi perkembangan kepribadian anak.
Berdasarkan
uraian diatas, keluarga merupakan lingkungan mikro yang sangat penting bagi
individu dan dapat menjadi penghambat bagi perkembangan kesehatan mental jika
situasinya kurang baik (Olford, 1992).
Daftar Pustaka :
Notosoedirjo,
M & Latipun. (2001) Kesehatan Mental Konsep dan Penerapannya. Malang : UMM
Press.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji