Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Hubungan Psikologi Sosial dengan Kesehatan Mental Individu



Juni Wulan Ningsih
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Psikologi merupakan ilmu tentang perilaku atau aktivitas – aktivitas, dimana perilaku atau aktivitas – aktivitas tersebut merupakan manifestasi dari kehidupan kejiwaan (Walgito, 1994). Ilmu psikologi sendiri mempunyai cabang yang mempelajari tentang perilaku manusia dalam berinteraksi dimasyarakat atau lingkungan sosial. Cabang tersebut dikenal dengan nama psikologi sosial. Perilaku individu dimasyarakat merupakan akibat dari stimulus yang diterimanya baik yang bersifat eksternal ataupun internal (Walgito, 1994). Sebagai contoh terdapat seorang karyawan disebuah perusahaan yang sedang mengalami konflik internal dengan keluarganya, tanpa sadar pekerja tadi membentak rekan kerjanya sebagai bentuk pelampiasan kekesalan atas masalah dengan keluarganya.
Perilaku membentak tadi merupakan respon atas sikap rekan kerjanya yang usil atau mengganggu. Padahal pada kondisi wajar pekerja tadi tidak akan menanggapi gurauan rekannya dengan serius, akan tetapi karena ia sendiri sedang mengalami konflik internal maka emosinya pun ikut tersulut. Sehingga berbuahlah bentakan pada rekan kerja yang awalnya hanya bercandaan serta tidak tahu apa – apa.
Dalam psikologi sosial juga mempelajari tentang interaksi sosial individu dimasyarakat. Dimana interaksi sosial sendiri merupakan hubungan sosial yang dinamis, bersifat timbal balik antarindividu, antarkelompok, dan antara individu dengan kelompok (Sasrawan, n.d). Bentuk pembelajarannya seperti cara yang baik dalam berinteraksi dimasyarakat, adanya motif individu dalam berperilaku, bagaimana suatu lingkungan sosial mempengaruhi perilaku atau kebiasaan anak, dan menyikapi masalah – masalah yang timbul dimasyarakat sebagai akibat dari perbedaan latar belakang atau persepsi individu. Adanya interaksi yang baik antara individu dengan lingkungannya mempunyai andil besar dalam menjaga kesehatan mental individu tersebut. Begitu pula sebaliknya individu yang terasing dari lingkungan pergaulannya atau minim sekali bersosialisasi dengan orang lain akan mudah terkena gangguan kesehatan mental seperti mudah terkena stress, frustasi dan tekanan batin lainnya. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Barber (1964 dalam Notosoedirjo & Latipun, 2001) bahwa makin baik interaksi sosial seseorang makin baik kesehatan mentalnya, dan sebaliknya makin terpencil interaksi sosialnya makin beresiko mengalami gangguan psikiatris.

Setelah mempelajari psikologi sosial diharapkan individu jadi mempunyai gambaran cara berinteraksi yang ideal dilingkungan sosial. Selain itu ia juga bisa mencari solusi atas konflik atau masalah yang timbul ditengah – tengah masyarakat sebagai akibat dari adanya perbedaan dimasyarakat. Lebih dari itu semua diharapkan individu dapat diterima dimasyarakatnya dan menjadikan interaksinya dengan orang lain semakin baik. Sehingga membuat kesehatan mental individu tersebut tetap terjaga.

Daftar Pustaka :
Notosoedirjo & Latipun.(2001).Kesehatan Mental, Konsep & Penerapan.Malang : UMM PRESS
Sasrawan.(n.d).Interaksi Sosial (Materi Sosiologi Lengkap). Retrieved On March 12, 2014, from :
Walgito.(1994).PSIKOLOGI SOSIAL (Suatu Pengantar).Yogyakarta : ANDI OFFSET

Post a Comment

0 Comments