IMPLEMENTASI KERJASAMA DENGAN RADIO EMC MINGGU KE-30
Arundati Shinta
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Lingkungan di
Yogyakarta sekarang ini semakin kumuh. Hal ini karena masyarakat di Yogyakarta
masih belum mempunyai kesadaran yang tinggi untuk membuang sampah pada
tempatnya. Jangankan mengolah limbah, membuang kertas-kertas yang tidak
terpakai saja masih sembarangan. Bahkan tidak jarang masyarakat membakar
sampahnya. Mereka belum memahami bahwa asap pembakaran sampah sangat berbahaya
bagi kesehatan manusia. Asap itu mengandung gas CO (karbon oksida) yang
menimbulkan berbagai penyakit pada manusia.
Ada banyak persoalan
yang berhubungan dengan lingkungan. Salah satu persoalan yang sangat meresahkan
adalah kurangnya kesadaran masyarakat, tentang penggunaan plastik. Plastik sangat
sering digunakan masyarakat, karena fleksibel. Bila sudah kotor, maka tinggal
buang saja plastik tersebut. Bila plastik itu dibakar maka asapnya akan membuat
sesak nafas dan mengandung CO. Asap yang berbahaya itu dikira masyarakat tidak
berbahaya, karena akan dibawa angin.
Selain membuang
sampah sembarangan, membakar sampah seenaknya, persoalan lingkungan selanjutnya
adalah membakar sampah di dekat pohon yang masih hidup. Fenoemna semacam ini
sangat sering terjadi di daerah pedesaan. Entah apa yang ada dalam benak
masyarakat desa, nampaknya pohon masih tidak diperhitungkan keberadaannya.
Apa yang bisa
dilakukan? Cara sederhana yang bisa dilakukan adalah diet plastik. Diet plastik
adalah perilaku yang sebisa mungkin menghindari penggunaan plastik dalam
kebutuhan sehari-hari. Kalau pun menggunakan plastik, maka plastik itu kemudian
digunakan lagi (reuseable) untuk keprluan lainnya. Kalau berbelanja, maka
gunakan tas kain yang dibawa dari rumah.
Diet plastik juga
berisi perilaku untuk mendaur ulang plastik. Plastik-plastik yang sudah tidak bisa
digunakan kembali, dikumpulkan berdasarkan warna. Plastik putih bening
hendaknya dibedakan dengan plastik berwarna. Palstik=plastik yang sudah tidak
bisa digunakan itu hendaknya berada dalam keadaan bersih, sehingga bila
disimpan tidak akan mendatangkan semut. Kumpulan plastik-plastik itu kemudian
bisa diserahkan kepada bank sampah, yang banyak bertebaran di Yogyakarta. Ini adalah
perilaku pro-lingkungan yang sedang digalakkan oleh banyak pendekar lingkungan
di Yogyakarta.
Diet plastik ini
adalah materi dikusi dalam program PEKA (Pelita Keluarga) di radio EMC
Yogyakarta, yang berlangsung pada 1 Maret 2016. Tamu kali ini adalah ibu Jovita
Irine Pongoh, S.Si., M.Eng., dosen Teknik Mesin Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta. Ibu Jovita ditampilkan dalam siaran radio kali ini, karena beliau
adalah seorang ibu yang sangat peduli dengan lingkungan hidup. Banyak penelitian
beliau tentang pengelolaan sampah. Acara siaran kali ini merupakan siaran pada
minggu ke-30.
Program PEKA di
radio EMC ini berlangsung setiap hari Selasa pukul 20.00-21.00. Program ini
merupakan implementasi kerjasama antara Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi
45 Yogyakarta dengan Radio EMC Yogyakarta. Kerjasama ini sangat strategis untuk
mengajak masayrakat Yogyakarta untuk berperilaku lebih baik, berdasarkan
tinjauan dari psikologi. Semoga acara ini terus berlangsung dengan lancar.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji