IMPLEMENTASI MOU UP45 DENGAN RADIO
SONORA YOGYAKARTA
Arundati Shinta
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Pernah melihat seorang anak
duduk dengan tekun mempelajari berbagai pelajaran yang baru saja diterimanya,
dan kemudian menyelesaikan PR-nya, padahal esok harinya tidak ada jadwal ujian
/ ulangan? Sangat jarang peristiwa seperti itu terjadi. Peristiwa yang lebih
sering terjadi terutama menjelang kenaikan kelas atau ujian akhir adalah
sibuknya para orangtua mengantar anaknya untuk mengikuti les pelajaran. Anak
menjadi terpaksa mengikuti les, karena orangtua menunggui mereka di pintu
tempat les. Tidak ada kesempatan bagi anak untuk menyelinap keluar sebentar
dari tempat les.
Situasi sibuknya orangtua
menunggui anaknya yang sedang mengikuti les pelajaran, menimbulkan pertanyaan,
apakah anak memang tidak ingin belajar secara mandiri. Apakah anak di sekolah
merasa terpaksa mengikuti pelajaran? Apakah anak-anak di sekolah dan di tempat
les merasa tersiksa? Bila hal ini terjadi, sungguh kasihan anak-anak Indonesia.
Kapan mereka akan merasa merdeka belajar?
Merdeka belajar sesungguhnya
merupakan konsep yang mana anak merasa senang mempelajari segala sesuatu yang
menarik perhatiannya. Ia melakukannya dengan suka cita dan tanpa paksaan.
Situasi inilah yang disebut dengan anak yang mempunyai motivasi belajar yang
tinggi. Motivasi belajar yang tinggi tersebut sering terjadi pada anak-anak
yang mempunyai dorongan untuk belajar secara internal. Doorngan belajar secara
internal yakni keinginan yang sangat kuat untuk mengetahui dan mempelajari
sesuatu yang baru. Ia rela melakukan apa pun demi pengetahuan tersebut. Sungguh
menyenangkan bila anak-anak kita mempunyai motivasi internal yang tinggi untuk
belajar.
Persoalannya adalah
bagaimana cara memunculkan motivasi belajar yang tinggi pada anak-anak, di
tengah-tengah gempuran media sosial yang berlimpah ruah ini? Sangat tidak mudah
bila para orangtua harus bersaing dengan media sosial demi menumbuhkan motivasi
belajar anak. Hal ini karena media sosial itu sangat ‘pintar’ dan selalu bisa
memenuhi kebutuhan anak terutama dalam bidang pelajaran. Artinya, bila anak
mengalami kesulitan belajar maka dengan mudah ia akan menyelesaikannya yaitu
sekedar ‘bertanya’ pada google. Dalam hitungan detik persoalan akan selesai.
Menghadapi situasi seperti ini, lalu untuk apa anak-anak harus belajar dengan
motivasi yang tinggi?
Untuk menumbuhkan motivasi
belajar yang tinggi pada anak-anak, maka tidak ada jalan lain kecuali orangtua
dan guru memberi contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Artinya bila
orangtua tidak menginginkan anaknya tidak tergantung pada media sosial, maka
orangtua juga harus memberi contoh nyata. Orangtua hendaknya tidak menghabiskan
waktunya di depan smart phone dengan
berbagai gosip dan berita. Memang tidak ada jaminan bila orangtua setia dengan
buku dan surat kabar maka anak juga akan melakukan hal serupa, namun paling
tidak orangtua sudah memberi contoh nyata.
Hal selanjutnya yang bisa
dilakukan orangtua untuk menumbuhkan motivasi belajar anak adalah justru
memanfaatkan media sosial dengan cerdik. Orangtua bisa mendorong anak untuk
mempublikasikan karya-karyanya di sekolah di media sosial. Misalnya dengan
menggunakan blogsite. Orangtua juga
bisa ikut menyebarluaskan karya-karya anaknya. Karya-karya itu bisa berarti
hasil gambar dan karangan dari pelajaran bahasa Indonesia. Kondisi ini akan
mengarahkan minat anak dalam suatu hal. Inilah kesempatan orangtua untuk
memunculkan motivasi belajar anak dalam suatu ilmu pengetahuan.
Adapun punggawa siaran kali ini adalah
Bapak Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA., dan Bapak Yudha Andri Rianto, S.Psi.
Bapak Wahyu adalah dosen Psikologi UP45. Bapak Yudha Andri kini adalah Kepala
Sekolah Cita Loka Yogyakarta, sekolah yang selalu menjadi rujukan para orangtua
yang peduli dengan pendidikan pada anak yang humanis. Bapak Yudha Andri ini
juga salah satu alumni berprestasi dari Fakultas Psiologi UP45.
Tulisan ini adalah laporan
dari pelaksanaan kerjasama antara UP45 dengan Radio
Sonora Yogyakarta. Siaran dengan Radio Sonora ini berlangsung pada 10 Desember
2019, pukul 10.00-11.00. Pada siaran kali ini, pertanyaan yang datang dari para
pendengar jumlahnya sangat banyak, mengingat nara sumbernya piawai dalam
mengantarkan pesan-pesannya.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji