Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

LIBURAN YANG KREATIF PADA ANAK


IMPLEMENTASI MOU UP45 DENGAN RADIO SONORA YOGYAKARTA

Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta


Masa liburan selalu ditunggu-tunggu, tidak hanya oleh anak saja namun juga orang dewasa. Liburan dipersepsikan sebagai waktu untuk bersantai dan untuk sejenak melupakan kewajiban-kewajiban yang terasa sebagai beban sangat berat. Bagi anak-anak, kewajiban berat itu adalah belajar di sekolah, mengikuti les pelajaran di tempat kursus, keharusan bangun pagi setiap hari, mengejar bis sekolah, berdesak-desakan dengan penumpang lain di bis sekolah, mengerjakan PR, mengenakan seragam sekolah yang kaku, bersua dengan teman / guru yang tidak menyenangkan, tidak boleh sembarangan mengudap makanan karena sedang belajar di kelas, keharusan menyimak penjelasan guru yang membosankan, dan masih banyak lagi aktivitas yang dianggap mengerikan oleh anak. Bagi orang dewasa yang menjadi karyawan suatu organisasi, liburan adalah sejenak melepaskan kewajiban untuk selalu tersenyum pada rekan kerja serta bersikap hormat pada atasan, keharusan bangun pagi, menyiapkan sarapan anak-anak / keluarga sebelum berangkat kerja, dan masih banyak aktivitas lain yang dianggap membebani bagi karyawan yang tidak suka dengan topik pekerjaannya.


Persoalan yang berhubungan dengan liburan pada anak-anak adalah waktunya yang sering kali tidak sesuai dengan waktu libur orangtuanya. Dampaknya adalah anak menuntut waktu orangtuanya untuk menemaninya. Di sisi lain, orangtua tetap harus bekerja, keluar dari rumah, dan tidak bisa menyiapkan makan siang anak-anak yang sedang bermalas-malasan di rumah. Anak yang terbiasa dijadwal secara ketat untuk menonton televisi, makan, mandi, tidur, dan kegiatan rutin lainnya, mendadak jadwal tersebut menjadi berantakan. Setelah libur selesai, orangtua cenderung merasa sangat berat untuk menyusun kembali jadwal pengatur perilku tersebut. Menghadapi hal yang menjengkelkan seperti itu apa yang bisa dilakukan orangtua?

Menjadi orangtua sangat tidak gampang. Salah satu tugas penting orangtua yakni mendisain kegiatan anak, baik ketika sedang libur maupun tidak libur. Mendisain kegiatan anak ketika tidak libur adalah lebih mudah karena adanya pengaruh jadwal dari sekolah yang tidak bisa ditawar lagi. Mendisain kegiatan anak waktu libur, perlu perencanaan yang rinci, terutama bila orangtua menginginkan output liburan yang sifatnya mendidik pada anak. Mendisain liburan kreatif sering dikaitkan dengan ketersediaan dana ekstra, sehingga anak bisa berlibur ke luar daerah atau bahkan ke luar negeri. Oleh karena sifat dana adalah ekstra maka, perlu adanya diskusi dengan seluruh anggota keluarga. Salah satu output diskusi adalah program penghematan uang saku, uang belanja, menabung, mencari sponsor, berjualan untuk menambah bekal liburan dan sebagainya. Adanya diskusi ini akan membuat hubungan orangtua – anak menjadi semakin dekat. Di samping itu, anak akan menjadi memahami ketika persediaan dana orangtua ternyata sangat mepet.

Liburan yang kreatif memang sebaiknya dilakukan di luar rumah. Alasannya adalah untuk mengurangi rasa bosan serta untuk mengenal lingkungan secara lebih luas. Anak tentu akan malas bila acara liburan diisi dengan ceramah orangtua. Salah satu ide yang bisa dikemukakan dalam tulisan ini adalah orangtua berkolaborasi dengan orangtua lain yang anak-anaknya menjadi teman sekelas. Para orangtua yang mempunyai waktu longgar akan menampung beberapa teman anaknya yang satu kelas. Selanjutnya anaknya sendiri didorong untuk menjadi pemimpin bagi teman-temannya dalam kegiatan bersama ini. Tentu saja penerapan ide ini membutuhkan kebesaran hati para orangtua lainnya untuk berkontribusi finansial.

Adapun punggawa siaran kali ini adalah Bapak Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA., Ibu Dewi Handayani Harahap, S.Psi., M.Psi., dan Bapak Yudha Andri Rianto, S.Psi. Bapak Wahyu adalah dosen Psikologi UP45. Ibu dewdi selain menjadi dosen Fakultas Psikologi UP45, juga menjadi Wakil Rektor bidang II UP45. Bapak Yudha Andri kini adalah Kepala Sekolah Cita Loka Yogyakarta, sekolah yang selalu menjadi rujukan para orangtua yang peduli dengan pendidikan pada anak yang humanis. Bapak Yudha Andri ini juga salah satu alumni berprestasi dari Fakultas Psiologi UP45.

Tulisan ini adalah laporan dari pelaksanaan kerjasama antara UP45 dengan Radio Sonora Yogyakarta. Siaran dengan Radio Sonora ini berlangsung pada 24 Desember 2019, pukul 10.00-11.00. Pada siaran kali ini, pertanyaan yang datang dari para pendengar jumlahnya sangat banyak, mengingat nara sumbernya piawai dalam mengantarkan pesan-pesannya. 









Post a Comment

0 Comments