KEGIATAN LITERASI PSIKOLOGI
Exwati Miatari dan Arundati Shinta
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Source of picture: Sparkes, 2016 |
Kepemimpinan
adalah ketrampilan untuk mempengaruhi orang lain, agar orang lain tersebut
bersedia berperilaku sesuai dengan tujuan yang telah disepakati. Ketrampilan
tersebut sangat tidak mudah diperoleh. Salah satu cara untuk terampil memimpin
adalah dengan mengikuti pelatihan-pelatihan tentang kepemimpinan. Pelatihan
kepemimpinan tersebut sering kali tidak gratis. Meskipun demikian bila
seseorang mempunyai motivasi yang kuat, maka ia akan bersedia mengeluarkan dana untuk mengikuti
pelatihan kepemimpinan. Dalam pelatihan tersebut peserta diharapkan untuk aktif
mengemukakan berbagai persoalan kepemimpinan dalam organisasi.
Persoalan
yang berhubungan dengan kepemimpinan adalah pemimpin tidak peduli dengan
pendapat anak buahnya. Persoalan tersebut sangat sering dikeluhkan oleh para
anak buah. Bila situasi ini terus berlangsung, maka berbagai hal akan terjadi.
Pertama, anak buah akan keluar dari organisasi. Organisasi akan menjadi ompong / tidak efektif yang kemudian
berlanjut pada tutupnya organisasi. Kedua, keinginan-keinginan anak buah yang
tidak dipenuhi akan membuat keresahan sosial. Bila keresahan sosial ini
menjalar ke berbagai
penjuru maka akan terjadi demonstrasi, dan akhirnya berakhir pada kerusuhan.
Apakah hal ini yang dikehendaki oleh pemimpin?
Tulisan
ini lebih berpihak pada anak buah daripada pemimpin karena dua alasan (Mahmudah et al., 2020; Shinta, Widiantoro & Yosef,
2015). Pertama, jumlah anak buah tentu lebih banyak daripada
pemimpin. Jadi tulisan ini akan menginspirasi lebih banyak orang untuk menjadi
anak buah yang tangguh menghadapi pemimpin yang buruk. Alasan kedua, pemimpin
berada pada posisi superior, sedangkan anak buah mempunyai posisi subordinat.
Orang-orang subordinat mempunyai alternatif solusi lebih sedikit daripada
orang-orang superior. Jadi tulisan ini akan bermanfaat untuk memperkuat mental
orang-orang subordinat dalam mencari alternatif solusi.
Apa
yang bisa dilakukan anak buah bila menghadapi pemimpin yang tidak peduli pada
keberadaan anak buah tersebut? Ada empat ide kreatif untuk mengatasi masalah
tersebut.
(1) Memberikan masukan kepada pimpinan tentang persoalan organisasi. Agar
masukan efektif,
maka masukan tersebut hendaknya juga
meliputi beberapa alternatif
solusi.
(2) Menggalang doa bersama agar pemimpin menjadi lebih terbuka dan peduli pada
lingkungan sosial. Doa ‘ansich’ mungkin kurang signifikan
dalam mengubah pemimpin, namun justru upaya-upaya penggalangan doa ini lebih
manjur untuk pembentukan solidaritas antar anak buah. Solidaritas anak buah yang
kuat ini merupakan peringatan bagi pemimpin untuk tidak sewenang-wenang
terhadap anak buah.
(3) Membuat acara family gathering,
dan mengundang pemimpin agar beliau bersedia membuat pengarahan pada acara
tersebut. Acara family gathering ini mungkin cenderung berhasil untuk mengubah interaksi sosial pemimpin dan anak buah karena situasinya santai.
Selain itu pemimpin yang hadir dan diiringi dengan keluarga, cenderung akan
berperilaku lebih humanis daripada bila beliau datang sendiri. Organisasi buruk
biasanya pengelolaan keuangannya juga buruk. Oleh karena itu, pelaksanaan acara
family gathering ini dananya
ditanggung anak buah secara merata. Agar dana yang dipakai terjangkau, maka
setiap anak buah membawa makanan yang kemudian disajikan bersama-sama di meja
besar. Istilah pesta keluarga semacam itu adalah bring your own (BYO).
(4) Membuat publikasi positif tentang organisasi. Ide ini relevan karena
organisasi buruk biasanya mempunyai citra yang juga buruk. Oleh karena itu bila
ada publikasi positif, apalagi yang masif, maka masyarakat akan lebih mengenal
organisasi. Upaya ini bukan untuk menipu masyarakat,
namun justru memotivasi anak buah untuk menggali sisi positif dari organisasi
buruk tersebut. Orang yang bisa menerima keadaan buruk organisasinya dan
kemudian berupaya menuju ke arah yang lebih baik adalah orang yang mampu
mengenali potensi organisasinya. Segala sesuatu tidak ada yang 100% buruk,
sebab pasti ada sekian persen terkandung faktor-faktor positif.
Pelaksanaan
ide tersebut tentu saja membutuhkan kesabaran yang luar biasa dari anak buah.
Kesabaran yang luar biasa tersebut akan membuat kesehatan mental anak buah
terjaga dengan baik. Jadi berada dalam organisasi dengan pemimpin buruk bukan
merupakan kiamat, dan pemimpin yang buruk tersebut tidak perlu dikutuk. Justru pemimpin buruk tersebut menyumbang
bagi terbentuknya kualitas psikhis yang prima pada anak buah.
Tulisan
ini adalah laporan kegiatan literasi psikologi di kelas Psikologi Sosial 1
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, pada Maret 2020. Literasi psikologi
adalah kegiatan untuk memahami situasi sosial di sekeliling. Pemahaman ini
merupakan dasar bagi terbentuknya respon-respon positif dan mengantisipasi
respon negatif. Literasi psikologi sangat berguna untuk menuntun mahasiswa dan
dosen untuk berperilaku positif. Oleh karena itu, kegiatan ini harus sering
diadakan, meskipun tidak membutuhkan waktu yang panjang. Pelaksanaan kegiatan
adalah pada setiap awal perkuliahan. Tingginya frekuensi kegiatan akan
membiasakan mahasiswa dan dosen untuk selalu berpikir positif pada setiap
situasi sosial yang dihadapinya sehari-hari.
Daftar Pustaka
Mahmudah, S., Hary, T.A.P., Shinta, A.,
Suryani, R. & Harahap, D.H. (2020). Pimpinan level menengah yang buruk
komunikasinya: Haruskah karyawan keluar?. Jurnal
Psikologi. 16(1), 65-74. Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.
https://ejournal.up45.ac.id/index.php/psikologi/article/view/676/525
Shinta, A., Widiantoro, W. & Yosef, L.G. (2015). Belajar
menjadi pemimpin baik dalam organisasi dengan kepemmpinan buruk. Prosiding. Seminar Nasional Psikologi
dan Kemanusiaan: Perkembangan Manusia dan Kesejahteraan Psikologi. Program
Studi Magiter Psikologi DPPS Univesitas Muhammadiyah
Malang. 13-14 Januari 2015.
Sparkes, T. (2016). Why it is crucial to
create leaders at all levels. Personnel Today. September 12. Retrieved on March
20, 2020 from:
https://www.personneltoday.com/hr/crucial-create-leaders-levels/
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji