Singgih
Purwanto
Fakultas
Psikologi
Universitas
Prokalamasi 45 Yogyakarta
Kehidupan manusia yang
relatif kompleks membuat manusia rentan terkena depresi. Depresi atau stress
adalah suatu kondisi yang tidak nyaman dan adanya tekanan terhadap psikis
seseorang. Dewasa ini stress bisa jadi menjadi masalah yang hampir di temukan
pada setiap individu manusia. Penyebab stress sangat beragam, cara mengatasinya
pun beragam. Disini saya mencoba menulis mengenai salah satu cara menanganinya,
yaitu dengan terapi koknitif.
Terapi kognitif adalah
suatu teknologi tindak cepat dari modifikasi “mood” atau murung, yang dapat
dipelajari dan diterapkan bagi diri sendiri,(David D.Burns.1988 oleh Santosa:hal
4). Dengan pengertian lain, terapi kognitif merupakan suatu cara bagaimana kita
harus tanggap dan dapat mengendalikan mood kita pada setiap keadaan. Terapi
kognitif memandang semua kemurungan dan depresi diciptakan oleh kesadaran
ataupun pikiran kita sendiri. secara garis besar depresi diciptakan oleh
persepsi seseorang terhapap sesuatu hal yang dialami atau ditemuinya.
Terapi kognitif bertujuan
memperbaiki simtomatik(gejala abnormal) secara cepat dengan memahami kenapa
seseorang itu depresi, hal ini bisa dilakukan terapis melalui wawancara
terhadap si pasien, lalu tugas seorang terapis adalah mengarahkan pola pikir
negatif yang ada pada diri pasien kearah yang positif dengan cara menanamkan
suatu desonansi kognitif pada diri pasien.
Dalam gambaran sebuah
kasus, dimana seorang (sebut saja X) yang gagal seleksi SNMPTN faforitnya dan
mengharuskan dia menuntut ilmu di tempat yang kurang faforit pada pandangannya.
Disini persepsi X jika dia menuntut ilmu di perguruan tinggi faforitnya itu
adalah dia setelah lulus bisa mendapatkan pekerjaan yang dia inginkan, dia bisa
memperoleh ilmu sesuai yang dia harapkan. Namun pada kenyataan disini dia tidak
berada disitu, jelas depresilah yang dia rasakan. Lalu bagaimana cara mengatasi
depresi itu?
Dalam contoh kasus seperti
itu, terapis tidak boleh mengintervensi pasien, tugas terapis adalah meluruskan
atau mengarahkan pola pikir pasien dengan menanamkan suatu desonansi kognitif
pada diri si pasien dengan beberapa pertanyaan misalnya, seperti, Apakah jika
anda di terima di perguruan tinggi sesuai yang anda harapkan lantas anda
terjamin mendapatkan pekerjaan? Apakah ada kemungkinan lulusan dari suatu
perguruan tinggi faforit itu tidak mendapatkan pekerjaan? Lalu, apakah semua
lulusan tempat anda menuntut ilmu sekarang ini selalu tidak mendapat
pekerjaan?, dengan pertanyaan semacam itu maka akan tumbuh desonansi kognitif
pada dirinya, dan bisa menerima semua itu dengan kepala terbuka.
Seperti yang dijelaskan
sebelumnya, terapi kognitif bisa diterapkan pada diri sendiri. yang dimaksud
disini adalah kita sendiri yang memodifikasi mood kita dan mengatasi depresi
kita. Lalu bagaimanakah caranya? Salah satunya adalah dengan ‘membantah pikiran
negatif dengan ego’,( David D.Burns.1988 oleh Santosa). Misalnya, jika kita
menyerah pada suatu keadaan, maka ego kita harus berkata bahwa kita ini kurang
maksimal dalam menghadapinya; jika kita merasa kesulitan mengerjakan suatu
pekerjaan, maka ego harus berkata bahwa kita itu perlu bayak belajar.
Pustaka:
Burns.D.David.1988. Terapi Kognitif Pendekatan Baru Bagi
Penanganan Depresi.Jakarta:Erlangga oleh Drs.Santosa
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji