Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

MERASIONALKAN IRASIONAL TERHADAP PERSEPSI SUBJEKTIF



Elisa
Fakultas Psikologi


(Foto : Elisa)

Merasionalkan irasional langkah menetralkan konflik, judul yang rasanya berat untuk di nikmati bukan?. Mari meregangkan penat aktifitas dengan bermain logika. Kategori rasional itu seperti apa?. Apakah “Kebahagiaan itu harus berupa uang” atau “Uang tidak menjamin kebahagiaan seseorang”. Dua kalimat ini mana kalimat yang rasional dan tidak rasional?
Orang yang hidup sejak kecil terkondisi ekonomi pas-passan dengan orang yang hidup sejak kecil berlimbah materi akan berbeda. Ekonomi kecil akan berfikiran bahwa orang yang tidak memiliki uang tidak akan pernah merasakan bahagia. Berbeda, bagi mereka yang hidup sejak kecil tercukupi dengan limpahan materi. Wajar jika orang yang mapan tersebut berasumsi bahwa uang bukan jaminan kebahagiaan. Bukankah kebahagiaan akan muncul karena pernah merasakan hal yang tidak membahagiakan/tidak menyenangkan? Jadi wajar jika orang yang berlimpah materi sulit merasakan kebahagiaan, karena standar tidak bahagia tidak pernah dirasakan.
Relatifitas menjadi kunci “rasa” yang berbeda-beda bagi orang lain. Analoginya susu kedelai mungkin bagi teman enak, tetapi bagi penulis susu kedelai minuman yang memualkan. Berangkat dari kata relatif berarti tidak boleh diberlakukan sama. Lagi-lagi tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Lalu bagaimana dengan sugesti yang dominan?, tepatnya lebih dianggap sebagai ancaman. Apa dampak yang ditimbulkan? Sebelum ke inti kita melihat beberapa kasus menyangkut hal ini.