Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

APLIKASI KEBUTUHAN MASLOW DI KONTEKS PENDIDIKAN



Lusia Gayatri Yosef

Belajar menjadi kebutuhan (Foto : Elisa)
Teori maslow dibidang pendidikan merupakan aplikasi kebutuhan yang pernah dijelaskannya. Saat ini penulis hendak memberikan informasi mengenai tinjauan teoretis mengenai akibat yang akan dialami oleh siswa ketika kebutuhan psikologis terpenuhi dan tidak terpenuhi. Menurut hasil observasi Maslow, ketika kebutuhan psikologis individu tidak akan memiliki permasalahan dalam berperilaku. Sebaliknya ketika kebutuhan psikologis individu terpenuhi, individu akan berperilaku sehat secara mental. Pemaparan berikutnya mengenai tinjauan teoretis berasal dari buku Teaching today: a pratical guide, buku tersebut ditulis oleh Geoff Petty.
1.  Kebutuhan fisiologis. Petty (2009) mengungkapkan bahwa kebutuhan fisiologis terdiri dari makanan air, udara, dan sebagainya. Apabila kebutuhan fisiologis dipenuhi maka siswa tidak akan tertekan secara fisiologis. Sebaliknya apabila kebutuhan fisiologis tidak dipenuhi maka siswa akan merasa kelaparan, kehausan dan sebagainya.
2.     Kebutuhan rasa aman. Kebutuhan rasa aman meliputi rasa bebas dari luka dan terluka, keamanan, stabilitas dan lain sebagainya (Petty, 2009). Apabila kebutuhan siswa akan rasa aman terpenuhi maka siswa akan merasa aman secara fisik. Rasa aman terpenuhi mendorong siswa merasa aman secara psikologis. Sebaliknya, apabila kebutuhan siswa akan merasa aman tidak terpenuhi maka siswa akan merasa cemas dan terlibat perkelahian.

3.     Kebutuhan rasa memiliki-dimiliki dan cinta. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta dan afeksi, untuk memiliki dan dimiliki seutuhnya (Petty, 2009). Apabila kebutuhan rasa memiliki-dimiliki terpenuhi maka siswa akan dapat mencintai diri mereka dan orang lain, siswa juga akan percaya kepada teman-teman dan memberi kebebasan. Sebaliknya apabila kebutuhan rasa memiliki-dimiliki tidak terpenuhi maka siswa akan merasa kesepian, ditolak, dan tidak dimiliki.
4.     Kebutuhan dihargai. Kebutuhan ini meliputi harga diri, semangat untuk meraih penghargaan, kekuatan dan rasa percaya diri, cukup untuk merasa mampu menangani suatu hal sendiri (Petty, 2009). Apabila kebutuhan dihargai terpenuhi maka siswa akan merasa percaya diri, percaya kepada diri sendiri dan menghormati diri sendiri, siswa siap untuk mengambil risiko dan mencoba sesuatu yang baru. Apabila kebutuhan dihargai tidak terpenuhi maka siswa akan takut dikritik, takut akan kegagalan dan mengambil risiko sebagai contoh: siswa merasa takut disituasi baru.
5.     Kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk membuat aktual mengenai potensi yang dimiliki. Hal tersebut diikuti oleh pertumbuhan dan perkembangan pribadi dengan diikuti hasrat dan minat-minat individu. Ekspresi diri, tindakan kreatif, butuh untuk ditelusuri untuk suatu identitas dan kebermakanaan hidup (Petty, 2009). Apabila kebutuhan aktualisasi diri terpenuhi maka siswa akan memiliki semangat untuk tumbuh dan berkembang hingga mencapai pada nilai-nilai yang tertinggi; siswa menjadi kreatif, positif dan energetik.; memiliki semangat untuk melakukan kontribusi yang berguna.; memiliki rasa ingin tahu dan terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru.; memiliki semangat untuk mengembangkan identitas.  Apabila kebutuhan aktualisasi diri tidak terpenuhi maka siswa akan merasa bosan, siswa merasa hidupnya tidak berharga, siswa memiliki kecenderungan untuk menghindari tumbuh dan berkembang.

Referensi:
Petty, G. (2009). Teaching today: a practical guide. London: Nelson Thornes.