Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
istimewa |
Tahun 2013 diramalkan sebagai tahun yang berat, karena Pemerintah nampaknya sudah merencanakan untuk menaikkan tarif listrik sebesar
15% Pratama, 2012). Berita lainnya yaitu gaji PNS pada tahun 2013 akan naik 7%
(Andayani, 2012). Apabila tarif dasar listrik dan gaji naik, maka berbagai
kebutuhan dasar lainnya pasti akan naik juga. Harga-harga kebutuhan dasar yang
naik, tentunya membutuhkan strategi untuk mengatasinya. Hal yang menarik adalah
adanya berita bahwa masyarakat Indonesia ternyata paling optimis menghadapi
tahun 2013 karena perekonomian akan naik sekitar 6,6%. Optimisme masyarakat Indonesia juga
diikuti optimisme masyarakat Brazilia dan India (DW, 2012).
Apa saja strategi konkrit bagi masyarakat untuk menghadapi
tahun 2013 terutama untuk para keluarga di Indonesia?
Saran dalam
bidang pendidikan. Kurikulim baru akan
diterapkan tahun 2013 ini. Kurikulum baru itu meliputi perubahan materi pelajaran
tingkat SD yaitu pelajaran IPA dan IPS dititipkan pada pelajaran lainnya.
Dampaknya jumlah pelajaran berkurang dari 10 menjadi hanya 6 yaitu matematika,
bahasa Indonesia, agama, pendidikan jasmani, pendidikan Pancasila –
Kewaganegaraan, dan kesenian. Untuk tingkat SMP juga ada pengurangan mata
pelajaran. Meskipun jumlah pelajaran berkurang, namun jumlah jam di sekolah
akan diperpanjang. Untuk tingkat SMU, tidak ada penjurusan IPA dan IPS. Ujian
nasional dilakukan kelas XI, bukan kelas XII. Untuk tingkat keluarga, hal-hal
yang perlu dipersiapkan dalam bidang pendidikan antara lain:
§ Anak harus dipersiapkan membawa bekal makanan yang cukup
terutama untuk makan siang. Hal ini karena anak akan lebih lama di sekolah. Para orangtua berarti harus menyediakan ekstra waktu
untuk mempersiapkan bekal yang menarik minat anak untuk menyantapnya.
§ Anak harus dipersiapkan untuk belajar bahasa Inggris secara
informal, misalnya mengikuti les pada sore hari. Apabila ongkos les bahasa
Inggris tambah naik, maka peran orangtua diharapkan menjadi lebih aktif.
Orangtua menjadi model. Apabila orangtua merasa tidak mampu mengajar anaknya berbahasa
Inggris, maka persatuan orangtua dapat mengusulkan pada sekolah untuk
mengadakan les bahasa Inggris secara gratis di sekolah. Gurunya adalah salah
satu orangtua murid yang diperkirakan mampu memberi les bahasa Inggris. Hal ini
berarti perlu adanya identifikasi lebih rinci tentang latar belakang pendidikan
orangtua murid.
§ Orangtua perlu mengidentifikasikan cita-cita anak semenjak
dini, jangan sampai menunggu SMU. Hal ini karena di SMU tidak ada penjurusan,
sehingga bekal anak untuk jurusan eksakta dan sosial sama saja kurangnya. Pada
tingkat perguruan tinggi, baru terasa kekurangan mereka pada ilmu-imu tertenu.
Misalnya mahasiswa jurusan arsitek akan merasa kekurangan ilmu fisika, karena
tiak ada penjurusan waktu SMUnya. Identifikasi cinta-cita semenjak dini akan
membuat persiapan masa depan anak menjadi lebih lancar.
§ Agar pendidikan utnuk anak-anak lancar, maka batasi jumlah
anak. Cukup dua saja, dan jaraknya minimal 5 tahun. Mengurangi jumlah anak
memang tidak menyelesaikan masalah secara tuntas, tetapi meringankan persoalan.
§ Sejak usia dini, bekali anak dengan paling tidak satu
ketrampilan non akademik. Pantau dan pelihara terus ketrampilan non akademik
itu sampai dewasa, karena akan membuat daya tawar anak menjadi lebih tinggi
terutama untuk mencari bea siswa studi lanjut dan mencari pekerjaan. Oleh
karena itu orantgua perlu meluangkan waktu lebih banyak untuk mengawasi anak.
Saran dalam
bidang lingkungan hidup. Masyarakat perlu
mewaspadai beberapa hal yaitu:
§ Energi listrik, air, gas, dan minyak harus dihemat. Kegiatan
sehari-hari yaiut pergi ke sekolah dan tempat kerja perlu diperhitungkan dengan
cermat, supaya hemat energi. Bahkan kalau memungkinkan membentuk komunitas
nebeng bareng-bareng. Intinya adalah pengelolaan waktu bepergian. Sekarang
jaman dunia maya, sehingga pekerjaan bisa disetorkan via internet.
§ Penggunaan barang-barang perlu diperhitungkan seksama,
sehingga uang bisa dihemat dan sampah berkurang. Tidak perlu silau dengan
diskon akhir tahun. Kebutuhan pada tahun 2013 diperkirakan akan meningkat
drastis, sehingga porsi belanja harus dipotong. Belanja hanya untuk
barang-barang yang diperlukan bukan barang yang diinginkan.
§ Sampah yang ada dalam rumah tangga hendaknya dipilah-pilah
berdasarkan jenisnya. Pemilahan sampah akan menaikkan harga jualnya. Sebagai
contoh botol minum plastik dipilah berdasarkan tutupnya, stikernya, dan
botolnya.
§ Lampu listrik segera dimatikan bila keluar dari ruangan,
matikan kran air bila tidak dibutuhkan. Mandi dengan menggunakan pancuran,
bukan air dari bak mandi. Kurangi penggunaan AC, pakailah baju tipis.
§ Bawalah tas belanja sendiri, sehingga kantung plastik dari
toko tidak menumpuk di rumah.
Saran dalam
bidang pergaulan sosial. Masyarakat perlu
mewaspadai beberapa hal yaitu:
§ Persaingan kerja sangat ketat, sehingga usaha-usaha untuk
menjatuhkan kita akan sering dilakukan oleh teman. Oleh karena itu, kita perlu
waspada dan introspeksi.
§ Kita tidak perlu silau dengan harta tetangga. Silau dengan
harta tetangga akan merugikan karena akan menguras tabungan, dan gengsi tidak
akan tercapai.
§ Luangkan waktu paling tidak seminggu sekali untuk melakukan
kegiatan fisik (olah raga), menambah ketrampilan (misalnya ikut les bahasa
Inggris), dan kegiatan pelayanan masyarakat. Kegiatan fisik berguna untuk
membuat tubuh bugar. Menambah ketrampilan baru sebagai antisipasi perubahan
jaman, kegiatan pelayanan masyarakat berguna untuk membuat kita sadar bahwa
kita tidak boleh berlebih-lebihan.
§ Sempatkan waktu berkumpul bagi seluruh anggota keluarga,
misalnya makan bersama di restoran dan berlibur bersama. Situasi sosial ini
penting untuk memantau pergaulan sosial anak yang semakin lama cenderung tidak
bisa dikendalikan. Selain itu acara bersama ini juga berguna agar semua anggota
mengetahui persoalan keluarga, sehingga semua anggota kelaurga dapat saling
menolong.
Inti dari penyambutan
tahun baru 2013 adalah meningkatkan kewaspadaan, jangan sampai kita terlena.
SUMBER:
Andayani, F. (2012) Gaji PNS naik 7 persen. Republika Online, 18 Mei 2012. Retrieved on Dec. 27, 2012. form http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/05/18/m47lxz-gaji-pns-naik-7-persen-di-2013
DW. (2012). Internasional: Survey dunia, Indonesia paling optimis Tatap 2013. 19 Desember 2012. Retrived on Dec. 27, 2012 from http://www.dw.de/survey-dunia-indonesia-paling-optimis-tatap-2013/a-16465942
Pratama, A. F (2012). 2012 tarif listrik naik 15 persen. Tribunnews.com, 17 September 2012. retrieved on
Dec. 27, 2012 from http://www.tribunnews.com/2012/09/17/2013-tarif-listrik-naik-15-persen
Dec. 27, 2012 from http://www.tribunnews.com/2012/09/17/2013-tarif-listrik-naik-15-persen
Catatan:
- Tulisan ini bahan konsultasi psikologi pada acara JELITA (Jendela Informasi Wanita) di RRI Yogyakarta pada 27 Desember 2012.
12 Comments
Selamat tahun baru ya bukk.. sukses selalu.
ReplyDeletesama-sama, selamat tahun baru
DeleteHi Bu Shinta..sedikit urun rembug dan sharing uneg-uneg..Tahun 2013 memang tahun yang memiliki era persaingan lebih berat, karena akan lebih banyak lagi para kompetitor usia produktif dari negara luar (asia, eropa, yang tentu mereka dibekali bahasa asing dan pemahaman teknologi yang cukup baik, dan bahkan lebih baik) akan datang ke negara-negara di wilayah asia tenggara, termasuk Indonesia untuk "mengadu untung atau nasib". Apalagi krisis mata uang eropa yang saat ini masih belum selesai, porsi masuknya kompetitor dari luar akan menjadi lebih besar (ini juga hasil ngobrol dengan teman dari Norwey, Ausiee, Spain, Jerman, dan Belanda). Pertanyaan krusial sekarang adalah siapkah kita?
ReplyDeleteNegara kita memang negara yang kaya, cuma sayangnya salah urus dan sangat lemah dalam karakter kepemimpinannya, sehingga kita kehilangan figur negarawan. Penduduk Indonesia yang angka usia produktifnya cukup besar, yaitu 60% dari usia non produktif(lebih besar dibanding negara eropa, amerika, dan beberapa negara asia) menjadikan salah satu negara yang dilirik oleh para investor asing untuk menginvestasikan modalnya, mengapa? karena usia produktif dengan peningkatan ekonomi indonesia yang saat ini terus membaik (yang juga menjadikan alasan mengapa Lembaga Kemanusiaa Internasional akan segara pergi dari Indonesia, di tahun 2014-2015 dan lebih memfokuskan di benua/negara lain termasuk asia yang lebih miskin seperti Bangladesh, myanmar, dan Afrika, misalnya)akan menjadi pangsa pasar yang sangat bagus dan “empuk” dalam meraup keuntungan, apalagi di negara kita, dimana budaya ke “barat-baratan” dan ke “timur tengahan” masih menjadi nuansa dominan, termasuk dalam praktik hedonisme dan konsumerismenya (akibat kurang mengenal dan menghargai sejarah serta kebesaran negaranya sendiri, dan memang dikondisikan seperti ini oleh mekanisme global).
Apalagi mengutip majalah Forbes edisinya keberapa saya lupa, bahwa 40% orang terkaya di Asia Tenggara itu adalah orang Indonesia, kita dapat melihat secara jelas kalau kita main ke singapura dan australia, berapa banyak orang Indonesia memiliki hotel, villa, mall, dll...tetapi mengapa kita tetap tertinggal dan miskin seperti ini? Lihat saja hasil penemuan data di KPK terkait jumlah orang miskin yang hidup di bawah standar layak tahun 2012 yang mencapai 32 juta orang dari jumlah populasi orang Indonesia yang saat ini mencapai kurang lebih mencapai 260 jutaan orang, sangat berbeda dengan laporan pemerintah yang menyatakan sukses dalam praktik pembangunan, coba kita cek dalam HDI (humam deveopment index), bener neh, kita sudah berhasil?
Belum lagi kalau kita bicara masalah KKN, Aborsi, Narkoba, dll, sepertinya otak ini akan mumet dan cupet! Tetapi sebagai anak bangsa yang tetap optimis melihat perubahan terbaik bagi negeri, kita tidak akan give up dong, there’s still light and hope!... Belajar dari teman-teman, baik dari luar negeri atau teman Indonesia yang mengenyam pendidikan di luar atau para aktivis sosial-pergerakan dan juga menurut pengalaman pribadi ketika mendapat kesempatan melihat realitas dunia luar Indonesia baik di Eropa maupun negara Asia lainnya, ada satu hal yang mendasar yang kemudian membedakan apakah negara itu akan menjadi negara besar ataukah tidak? Apa itu...ada 3 hal:
1. Negara yang kaya dan maju adalah negara yang sangat menghormati dan menjaga rakyatnya
2. Negara yang kaya dan maju adalah negara dimana masyarakatnya sangat menghargai kejujuran, integritas, kerja keras, dan nasionalisme
3. Negara yang kaya dan maju adalah negara yang menghargai PENDIDIKAN
Bersambung di postingan kedua ya...
# Sambungan postingan 1...Satu hal yang cukup menarik ketika berbicara tentang pertumbuhan demokrasi dan kemakmuran negara salah satunya adalah Norwegia. Negara kecil, mandiri dan salah satu negara eropa yang terkaya dan tidak mau masuk dalam penyatuan uang eropa (Euro) tetapi tetap menggunakan mata uang sendiri NOK (Norwegian Krone) dengan alasan mau melindungi kepentingan nasionalnya, khususnya petani. Norwegia pada awalnya negara eropa yang miskin, karena hanya mengandalkan pertanian (apel, dll) dan laut (ikan salmon) dengan kondisi dingin yang terasa sangat, sehingga sangat sulit mengandalkan pendapatan negara dari sektor agraris. Sebelum ditemukan ladang minyak, negara tersebut hidup dengan devisa pas-pasan, ketika tambang minyak dengan jumlah besar ditemukan pada saat itu, negara melihat ini merupakan pintu terbuka menjadi negara yang makmur, sehingga kebijakan yang diambil oleh negara dan rakyatnya pada saat itu adalah akan mengelola minyaknya sendiri (dari mentah menjadi siap pakai dengan kualitas produk yang baik) tanpa boleh ada penguasaan oleh pihak asing di luar norwegia, dengan kata lain, BUMN menjadi semangat yang besar untuk diseminasi dan membakar semangat nasionalisme rakyatnya. Didukung dengan komitmen warga dan penyelenggara negara untuk mempraktikan good governance (Bebas KKN) dan good government, maka negara Norwegia mampu menjadi negara yang maju dan kaya serta demokratis hanya dalam waktu 50 tahun. Analogi ini ingin menekankan bahwa, bukan masalah luas wilayah atau besar jumlah penduduknya, tetapi semangat kerja keras, menghargai kejujuran, integritas, menghargai proses, adil, dan cerdas menjadi dasar paling fundamental bahwa negara itu akan maju atau tidak. Dengan kata lain, semua lemen tadi ketika diakumulasikan dalam bentuk kontruksi wacana ideologis akan membentuk sebuah karakter yang jelas dalam eksistensi jalannya sebuah negara.
ReplyDeleteKembali pada masalah pertama, terkait dengan siap tidakkah kita terhadap kompetisi global yang saat ini sudah semakin membanjiri pangsa pasar Indonesia, khusunya di kota-kota besar, sudah kah kita melengkapi diri kita dengan kualitas diri yang baik, dalam arti pendidikan yang tidak hanya berbasis teoritis tetapi juga praktis (life skill not just theory), karena hasil observasi pribadi saya terkait dengan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia rata-rata mereka hanya rajin menciptakan kuantitas bukan kualitas, lulusannya mau menganggur atau ndak, bukan urusan lembaga pendidikannya (dampak dari komersialisasi dan salah urus dunia pendidikan) berapa sekarang ini jumlah lulusan mahasiswa kita yang siap tempur dan bersaing dengan lulusan luar atau tenaga kerja dari luar? Atau yang memiliki paradigma Kuliah bukan untuk menjadi pekerja atau buruh tetapi menjadi Wirausaha. Saya kira ini menjadi renungan kita bersama, khususnya Universitas Proklamasi 45 yang sampai saat ini masih terus berkutat di tingkatan manajemen kelembagaan, padahal ketika saya masih mahasiswa persoalan ini sudah ada, bisa dihitung, sudah berapa tahun masalah ini di urusin dan belum rampung-rampung!, saya kira ini perlu direflekasikan secara cepat dan diambil rencana aksi nyata agar urusan paling dasar dalam kontruksi kelembagaan bisa dijalankan.
Bersambung di postingan ke 3 ya....he..he
# Postingan 3
ReplyDeleteMeski begitu, saya kira akan tidak berarah dan hanya muter disitu situ saja jika kita aways complaining and blaming the others but do nothing on it..saya kira mahasiswa proklamasi saat ini harus menjadi mahasiwa yang cerdas dalam arti peka terhadap masalah realitas, baik realitas pada diri sendiri maupun pada realitas sosial di luar dirinya. Lengkapi potensi diri tidak hanya pada tataran teorities tetapi kuasai hal-hal dasar (bagi yang berminat untuk bekerja pada lembaga/perusahaan) survival for the fittest...mengutip kalimatnya mbah Darwin..selalu tanyakan pada diri sendiri: sudahkah saya siap bersaing kualitas dengan lulusan perguruan tinggi lain atau dari negara lain?
Saya kira teman-teman lah yang bisa menjawabnya, tetapi hal paling dasar jika teman-teman ingin bersaing di dunia kerja adalah, anda harus mampu bahasa inggris dan komputer, hal yang sudah lama di perbincangkan tetapi hanya sedikit yang berbuat untuk betul betul mampu menguasainya.
Kemampuan kita dalam otonomi diri melalui konsep BERDIKARI, kalau minjam Soekarno, adalah tahapan untuk menjadi manusia yang penuh ala Maslow, karena dengan BERDIKARI, kita mampu secara otonom dan tanpa ragu sedikitpun untuk menentukan keputusan terbaik tanpa menggadaikan nurani dan integritas pada materi dan kekuasaan! Salam perjuangan untuk perubahan yang lebih baik, manusiawi, dan bermatabat bagi negeri yang sering “lupa”!
Semoga universitas Proklamasi 45 menjadi salah satu universitas swasta terbaik di Tahun 2013, Amin!
Hi..3 postingan di atas adalah postingan saya, Andy Wahyu Widayat, Alumni Fakultas Psikologi angkatan 2002, saat ini bekerja di Norwegian RedCross, saya senang sekali blogg ini dibuat, saya kira ini dapat menjadi media pencerdasan intelektual dan "internalisasi" gagasan nyata terhadap perubahan kampus agar menjadi lebih baik, berikut nomor kontak saya:
ReplyDelete081 392 376 645, 085 743 648 579, dan PIN BB: 25 EE22C6, thanks
Mas Andy, saya sampai kehabisan nafas.Hebat benar pemikiran Anda. Tidak salah bila Anda menjadi salah satu alumni Fak. Psikologi UP45 yang paling sukses. Saya tebak, semangat Anda yang nasionalis tidak akan tumbuh bila Anda kuliah di universitas lain. I'm proud of you. Kita memang tidak boleh nglokro menghadapi situasi yang tidak menyenangkan, baik di lingkungan keluarga, tetangga, kampus, dan di masyarakat secara keseluruhan. Saya rasa kita tidak perlu menunggu datangnya sang satria piningit atau ratu adil, karena kitalah yang bisa menjadi satria piningit itu meskipun untuk skala kampus. Kup45iana adalah media untuk memberdayakan diri dan lingkungan. Bravo mas Andy, ditunggu tulisannya yang hebat-hebat dan heroik. Salam hangat, A. Shinta
DeleteDear Bu shinta, sepakat Bu, Tuhan ndak akan ngubah nasib kalau kita ndak mengubah nasib kita sendiri, saya ndak percaya pada nasib atau takdir karena Tuhan memberi kita kuasa untuk mengubah takdir melalui objektivitas dan sensitivitas kita dalam melihat sebuah persoalan. jangan dikendalikan oleh situasi, seapapun sulitnya situasi itu, kita yang seharusnya mengubah situasi (jadi logika harus dibalik, memang susah tapi kalau dibiasakan mudah juga, sama kan ketika kita belajar Mazhab kedua psikologi, behaviouris). Setiap orang bertanya anda kuliah dimana? saya jawab bahwa saya mahasiswa UP 45 Jogja, saya ndak merasa malu karena ketika orang berusaha merendahkan saya dengan gesture atau mimik wajah, pasti akan saya ajak diskusi dan ternyata ilmunya kebanyakan juga pas-pasan, termasuk mereka yang katanya S2 dari perguruan tinggi terkemuka di Jogja, jadi saya kira bukan masalah kampusnya untuk menentukan sukses tidak nya kita tetapi orangnya (memang fakta bahwa kampus yang baik secara kualitas akan sangat membantu sukses mahasiswanya, sama dengan perbandingan anak yang dilahirkan dari keluarga kaya dan keluarga miskin, mereka yang lahir dari keluarga miskin butuh kerja keras, ketahanan fisik dan mental, serta komitmen yang tegas untuk persisten meraih impiannya, sangat berbeda dengan mereka yang lahir dari keluarga kaya dengan kemudahan akses, dll, dapat kerja saja bisa dengan mudah karena ortunya pejabat).
ReplyDeleteSaya senang bisa diskusi banyak berbagi pengalaman kehidupan dan belajar dengan teman-teman mahasiswa UP 45, jika suatu saat bisa melakukan diskusi skala besar (15/20 orang ) melalui teleconference (skype misalnya) it would be fine...
Salam,
Andy dan Endah
wah... ini komennya mas Andy harusnya di email dan biar diuplod di blog. ini topik yang menarik saya rasa. dan tidak semua orang bisa mengungkapkan itu dalam komen atau tulisan. salam kenal deh :). sharenya sangat2 luar biasa, bisa membuka cara berfikir saya juga nih komen :)
ReplyDeleteQualifications & Experience
ReplyDelete- A minimum of Diploma in Accounting, A first degree in Finance would be an added
advantage
- 3 years on similar experience is preferred
- Advance Skill in computers (MS Office, internet and accounting application)
- Excellent spoken and written English and Bahasa Indonesia
- Experience of working for the Red Cross/Red Crescent is preferred
With a competencies
Teamwork; commitment to the International Red Cross and Red Crescent Movement; integrity and personal conduct; sensitivity to diversity; flexibility and adaptability; initiative and direction; interpersonal skills
Specifics compentencies
Ability to work independently, ability to juggle and coordinate many tasks, ability to prioritise tasks, well organised, reliable and trustworthy.
Please submit your application letter addressing the above qualification and experience with your curriculum vitae latest on 10th January 2013 to:
Norwegian Red Cross:
Email: recruitment@norcross-indo.org
Please indicate on the subject heading: Application for FINANCE & ADMIN ASSISTANT
Only short listed candidates will be notified.
Kalau ada pertanyaan seputar vacancy di INGO/NGO silahkan kontak saya, ada posisi banyak sekali, cocok bagi teman-teman Psikologi yang ingin melihat realitas sosial..psikologi sosial dan komunikasi sangat berguna...
Best Regards,
Andy Wahyu Widayat
Senior Program Officer
Norwegian RedCross
mengapa seorang anak diharuskan untuk melakukan ini dan itu? apa yang sebenarnya terjadi? salahkah jika seorang anak menentukan apa yang ingin dia lakukan? why?
ReplyDeleteDear Timmbul, terima kasih untuk responnya. It's very good. Menurut pendapat saya, anak memang harus diarahkan oleh orangtuanya untuk berbuat ini dan itu. Mumpung anak itu masih kecil maka orangtua perlu menjadi model yang baik bagi-anaknya. Menjadi model tidak hanya memberi contoh saja tetapi juga memfasilitasi, memperingatkan kalau berbuat salah, memberi hadiah kalau berbuat baik, terus mendorong anak untuk melakukan suatu kegiatan / ketrampilan untuk persiapan karirnya kelak. Sebaiknya anak tidak mementukan sendiri apa yang dia ingin lakukan. Inilah yang disebut budaya / culture (penanaman ha-hal yang baik emnurut masyarakat pada tingkat keluarga). Ok, salam sukses untuk Anda.
DeleteTidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji