Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

BERTARUNG DENGAN DIRI SENDIRI



Ratna Kanya Budi utami
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta

Ratna Kanyaka Budi Utami (Foto : Elisa)
Saya adalah mahasiswi di salah satu universitas swasta di Yogyakarta. Saya tumbuh dan besar di kota pelajar ini. Pada mulanya saya hanyalah mahasiswi biasa yang tidak begitu aktif di kegiatan luar akademik kampus tetapi setelah mengikuti kegiatan International Award for Young People semua menjadi berbeda.
Pada waktu itu saya masih ada di tahun kedua kuliah. Saya masih terfokus pada kegiatan akademik saja. Kegiatan selain kuliah saat itu hanya mengikuti les bahasa Inggris program active communication dan berlangsung selama tiga bulan saja, setelah itu saya bingung karena waktu luang sangat banyak dan terbuang sia-sia begitu saja. Ayah dan Almarhumah Bunda saya memberikan masukan ke saya untuk memberikan les privat bahasa Inggris untuk anak SD hingga SMA, dan kegiatan ini hanya bertahan selama enam bulan saja dikarenakan jadwal kuliah yang padat.
Suatu hari saya mulai lagi menyibukkan diri lagi untuk fokus pada kegiatan akademik di kampus saya. Jujur saja saya mengejar nilai guna mempertahankan beasiswa saya yang didapat ketika pertama kali masuk kuliah, lalu tak mengurungkan niat juga untuk mengajukan program beasiswa lainnya. Seiring berjalannya waktu ada salah satu teman saya yang menawari saya untuk bergabung di salah satu kegiatan diskusi. Kegiatan ini di luar jam kuliah, dan pada waktu itu teman saya menjelaskan bahwa kegiatan ini mengutamakan kecakapan bahasa Inggris. Tentu saja saya tertarik tetapi sebenarnya kami berdua juga belum begitu mengetahui secara jelas dan pasti.
Saya dan teman saya memiliki hubungan yang sangat dekat. Kami tidak jarang untuk bertukar pendapat dan pikiran. Tidak lupa kami mengundang salah satu teman dekat yang juga ingin bergabung dan mengikuti kegiatan ini. Lalu kami bertiga mulai beraksi dan rajin datang ke kegiatan diskusi ini.

Setelah mengikuti kegiatan tersebut kami bertiga semakin jelas dan paham. Pada mulanya kegiatan ini adalah program kegiatan bahasa Inggris yang populer kami menyebutnya English Fun Community. Kegiatan ini mulai aktif setiap Selasa pagi, namun saat ini kegiatan tersebut menjadi rutin di Sabtu pagi.
Permulaan itulah yang membuat saya mengetahui apa itu International Award for Young People (IAYP). Saya sangat terkesan dan tertarik meskipun masih penjelasan awal dan kulit luarnya saja. Saya dibekali oleh salah satu leader yang menerangkan seluk beluk kegiatan ini dan memberi tahu apa saja manfaatnya.
Saya mulai aktif mengikuti kegiatan ini. Banyak sekali kelebihan jika saya mengikuti IAYP. Hal pertama kali yang terbesit di pikiran saya mengikuti IAYP adalah manfaat untuk diri sendiri menjadi  pribadi yang lebih berkualitas, kuat, dan mandiri dan kegiatan ini bisa menjembatani saya untuk melanjutkan studi di luar negri.
Saya memulainya dengan level perunggu. Dan sekarang saya sudah ada di tahap kegiatan spesialisasi. Kegiatan untuk skill program saya adalah bahasa Mandarin, lalu untuk social service saya diberi kesempatan oleh leader saya menjadi koordinator kegiatan English Fun Community dan untuk physic saya memutuskan untuk fokus di kegiatan jogging. Kini saya sedang fokus untuk menyelesaikan spesialisasi saya di kegiatan fisik yaitu jogging.
Mengapa saya tidak mengambil spesialisasi pada ketrampilan atau kegiatan pelayanan masyarakat? Saya sendiri sempat merasakan kebingungan dan entah kegiatan apa yang akan saya jadikan spesialisasi. Pertimbangan yang cukup berat. Mengapa saya lebih memilih lari? Mengapa saya lebih memfokuskan untuk meneruskan kegiatan di bidang olahraga? Jawabannya sangat sederhana, saya lebih suka di antara keduanya. Saya menikmatinya dan kegiatan ini sudah rutin saya lakukan jauh sebelum mengikuti IAYP.
Kegiatan lari ini juga saya lakukan bersama dengan dua teman dekat saya. Kami bertiga dan beberapa teman lainnya sangat rajin berlari setiap hari Selasa pagi mulai pukul enam pagi. Selama tiga bulan sebelum spesialisasi saya sudah mengawali jarak yang lumayan banyak yaitu 1000 meter. Saya memang bukan atlet bahkan mental atletpun saya tidak ada, tetapi keyakinan dan semangat saya berhasil menempuh hampir 4000 meter. Saya menikmati setiap prosesnya, berlari juga membuat saya merasa rileks, fun, dan yang paling penting sehat bugar.
Saya jogging di lapangan sepak bola daerah Sorowajan Jogja. Lapangan bola ini memiliki sisi jogging track yang sangat nyaman untuk berlari. Tempatnya lumayan sepi sehingga suasana heningnya membuat saya tambah nyaman untuk berlari. Setiap proses yang saya jalani juga tidak selalu mudah. Adanya hambatan juga, seperti hujan di waktu pagi yang membuat saya harus memikirkan untuk mengganti jadwal hari tetap pada Minggu yang sama, dan tidak bisa dipungkiri ketika rasa malas dan jenuh menghampiri, sebisa mungkin saya lawan dengan melakukannya tanpa adanya keluhan sedikitpun.  Lalu ketika saya merasa sedang tidak fit, tidak enak badan saya juga tidak memaksakan diri untuk melakukannya namun jika masih bisa ditolerir dan badan masih bisa berkompromi, tetap saya berlari.
Semenjak fokus pada bidang fisik ini, saya semakin rutin dan menjadikan olahraga lari sebagai kebutuhan utama sehari-hari saya. Saya juga melakukannya di hari lain, Rabu dan Minggu. Manfaat ini saya rasakan untuk kedisplinan diri saya, kesehatan fisik saya, dan berpengaruh juga pada kognitif saya. Jogging adalah salah satu olahraga yang paling simpel. Sehingga saya semakin mencintainya.

Catatan: Tulisan ini dipersiapkan untuk Lomba Menulis yang diselenggarakan oleh IAYP (International Award for Young People) pada 27 Februari 2013.

Post a Comment

0 Comments