Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI



Rauf Wanda Adkhani Nur Rokhman
Teknik Perminyakan
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Istimewa
Membahas permasalahan energi, pada saat ini menjadi topik yang sedang hangat diperbincangkan. Salah satu dari berbagai macam bentuk energi, yang menjadi sorotan adalah energi dari panas bumi (geothermal energy). Secara singkat, panas bumi  didefinisikan sebagai panas yang berasal dari dalam bumi. Sumber daya energi panas bumi dapat ditemukan pada air dan batuan panas di dekat permukaan bumi, sampai beberapa kilometer di bawah permukaan. Tidak sampai di situ saja, bahkan jauh lebih dalam lagi sampai pada sumber panas yang ekstrim dari batuan yang mencair atau magma.
Sistem panas bumi di Indonesia, umumnya merupakan Sistem Hidrothermal. Sistem Hidrothermal mempunyai temperatur tinggi (>225oC), namun beberapa diantaranya mempunyai temperatur sedang, berkisar 150 oC - 225oC. Sistem panas bumi hidrothermal pada dasarnya, terbentuk dari hasil perpindahan panas dari suatu sumber panas ke sekelilingnya. Perpindahan panas ini terjadi secara konduksi dan konveksi. Perpindahan panas secara konduksi, terjadi melalui batuan dan untuk perpindahan panas secara konveksi, terjadi antara air dan suatu sumber panas. Perpindahan panas secara konveksi, terjadi karena gaya apung (bouyancy). Karena gaya gravitasi, air selalu mempunyai kecenderungan untuk bergerak ke bawah, akan tetapi apabila air kontak dengan sumber panas maka akan bergerak ke bawah, akibatnya temperatur air menjadi lebih tinggi dan air menjadi lebih ringan. Kejadian inilah yang menyebabkan air yang lebih panas bergerak ke atas, sedangkan air yang lebih dingin bergerak turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus konveksi. Adanya suatu Sistem Hidrothermal di bawah permukaan, sering ditunjukkan dengan adanya manifestasi panas bumi (geothermal surface manifestation). Contohnya seperti mata air panas, kubangan lumpur (mud pools), geyser 1), dan manifestasi paanas bumi yang lainnya.

Panas bumi yang saat ini dikembangkan di Indonesia menunjukkan bahwa, sistem panas bumi temperatur tinggi dan sedang sangat potensial untuk pembangkit listrik. Untuk menangkap energi panas bumi, harus dilakukan pemboran sumur. Proses pemboran sumur pada panas bumi, seperti yang dilakukan pada sumur produksi minyak bumi. Sumur tersebut nantinya menangkap air tanah yang terpanaskan, kemudian uap dan air panas dipisahkan. Air panas yang sudah dipisahkan, akan dimasukkan kembali dalam reservoir melalui sumur injeksi yang digunakan untuk membantu menimbulkan kembali sumber uap.
Pada prinsipnya, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Perbedaanya yaitu pada PLTU, uap dibuat di permukaan menggunakan boiler 2), sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panas bumi. Pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, apabila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap tersebut dialirkan ke turbin. Turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik.
Pemanfaatan energi panas bumi ini adalah salah satu kontribusi untuk mengurangi ketergantungan pada energi minyak bumi. Energi Panas Bumi sangat menarik untuk terus dikembangkan. Sudah banyak sekali negara maju yang memanfaatkannya, karena banyak sekali manfaat yang dapat digunakan terutama karena ramah lingkungan dan dapat diperbarui (renewable energy).

Glossary :
Geyser : Mata air panas yang menyembur ke udara secara intermitent (pada selang waktu tertentu) dengan ketinggian air yang beraneka ragam, yaitu kurang dari satu meter hingga ratusan meter.
Boiler   : Bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas (steam)

Daftar Pustaka :
Abu Afif, Wahyudi Citrosiswoyo (2009). Geothermal dapat Mengurangi Ketergantungan                                        Bahan Bakar Fosil Dalam Menyediakan Listrik Negara. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Saptadji, Nenny. Sekilas Tentang Panas Bumi. Institut Teknologi Bandung

Post a Comment

0 Comments