Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

5 KEBIASAAN BURUK ORANGTUA DALAM MENDIDIK ANAK


Oleh Ratna Kanyaka Budi Utami
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

            Anak baik dan pintar adalah dambaan bagi setiap orangtua. Anak adalah harta paling berharga dalam kehidupan. Setiap calon orangtua dan yang sudah menjadi orangtua sangat mengharapkan memiliki anak yang baik dan membanggakan. Untuk mewujudkan keinginan tersebut maka peran kedua orangtua sangat diperlukan. Sikap dan perilaku orangtua yang baik dan tegas akan menghasilkan kepribadian anak yang baik juga. Orangtua tidak hanya mendidik secara lisan saja tetapi juga perilaku nyata, sehingga anak akan mengikutinya.
            Kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh para orangtua dalam mendidik anak dapat menyebabkan perkembangan anak kurang baik. Apa saja kebiasaan-kebiasaan tersebut? Bagaimana seharusnya orangtua bersikap? Berikut ada beberapa ulasan mengenai kebiasaan buruk pada orangtua dalam mendidik anak. Membentak anak dalam memberi nasihat adalah hal yang tidak tepat (Metta, 2014). Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang minder bahkan temperamental. Orangtua sebaiknya menegur dengan bahasa yang baik dan suara yang lembut, menasihati dengan pendekatan secara bertahap. Anak tentu menjadi tidak ketakutan dan bisa lebih terbuka.
Selanjutnya, orangtua sering melakukan kebohongan kecil pada anak (Tjokroaminoto, 2010), misalkan sang ayah akan berangkat ke kantor dan anak menangis ingin ikut. Alasan yang digunakan seperti “Nanti ya, Ayah hanya pergi sebentar saja.” Padahal aktivitasnya seharian dan pulang larut malam. Hal ini dapat menyebabkan anak ketika dewasa menjadi tidak percaya pada orangtuanya dan bisa sering mengabaikan omongan kedua orangtuanya. Sebaiknya orangtua berkata jujur saja dan memberikan anak pengertian, walaupun anak menangis tidak masalah karena anak masih belum dapat memahami.
Saat anak melakukan kesalahan, tanpa disengaja orangtua akan mengancam anak (Geer, 2013). Contohnya, “Kalau Kakak ganggu Adik, nanti Mama marah!” ungkapan seperti ini memang manjur, anak akan diam dan tidak melakukan lagi. Suatu saat anak akan meniru pola orangtuanya dalam mendidik. Para orangtua akan lebih baik jika menegurnya dengan tegas (tidak membentak) pada anak, dan memberi peraturan pada anak. Misal, “Kalau Kakak mau meminjamkan mainan ini pada Adik, Mama dan Papa akan semakin sayang sama kamu.” Anak akan lebih nurut tanpa landasan rasa takut. 
Reward atau yang biasa disebut hadiah memang baik untuk anak, tetapi hadiah diberikan untuk anak yang melakukan hal baik. Hal ini tidak ditujukan ketika anak berbuat buruk (Tjokroaminoto, 2010). Contohnya, ketika anak diajak berbelanja di sebuah toko, ia meminta mainan dengan cara merengek dan menangis. Biasanya, orangtua menjadi malu karena takut orang sekitar menilai orangtua yang tidak sayang pada anaknya. Sebaiknya, orangtua tetap tegas untuk tidak membelikan dengan memberikan pengertian bahwa dengan menangis dan merengek bukan cara yang baik. Bila dituruti, anak akan berpikiran dengan berperilaku seperti itu, kemauannya akan selalu dituruti.
Hukuman penting untuk memberi sanksi pada anak apabila berperilaku tidak baik tetapi tidak dengan hukuman fisik (Ristriyanti, 2012; Tjokroaminoto, 2010). Hukuman fisik seperti memukul, menampar, mencubit dan menjewer telinga akan menyebabkan psikis anak terganggu. Hukuman fisik tidak akan menyelesaikan apapun. Tentu saja hal ini tidak baik untuk jangka panjang. Ketika anak beranjak dewasa anak menjadi suka memukul dan kasar. Sebaiknya orangtua memberi peringatan dengan dialog “empat mata” dan memberi contoh yang baik pada anak.
Sikap bijaksana, sabar dan lembut dibutuhkan dalam mendidik anak. Orangtua juga harus menjadi role model utama dalam kehidupan sehari-hari anak. Kedua orangtua juga harus saling bekerja sama dalam mendidik sehingga tidak ada istilah saling menyalahkan bila anak berbuat salah.


Referensi

Geer, K. (2013). Kebiasaan orang tua yang tanpa disadari menghasilkan karakter buruk pada anak. Retrieved on January 19, 2014 from http://annisaauliya.wordpress.com/2013/09/22/kebiasaan-orang-tua-yang-tanpa-disadari-menghasilkan-karakter-buruk-pada-anak/

Metta. (2014). Kebiasaan membentak berpengaruh buruk terhadap masa depan anak. Retrieved on January 19, 2014 from
http://bidanku.com/kebiasaan-membentak-berpengaruh-buruk-terhadap-masa-depan-anak

Ristriyanti, M. (2012). Pengaruh kesalahan orangtua mendidik anak terhadap perkembangan perilaku anak. Retrieved on January 19, 2014 from
              http://mahalenapsikologi.blog.unissula.ac.id/2012/01/13/pengaruh-kesalahan-orangtua-mendidik-anak-terhadap-perkembangan-perilaku-anak/

Tjokroaminoto. (2010). 37 Kebiasaan orangtua yang menghasilkan perilaku buruk pada anak. Retrieved on January 19, 2014 from
              http://tjokroaminoto360.wordpress.com/2010/08/29/37-kebiasaan-orang-tua-yang-menghasilkan-perilaku-buruk-pada-anak/



Post a Comment

0 Comments