Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Semangat IAYP dalam Sederhananya Kampusku


Juni Wulan Ningsih
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta

Saya mengetahui Universitas Proklamasi 45 dari kakak kelas sewaktu SMK dulu, yang kebetulan adalah mahasiswa Universitas Proklamas 45. Awalnya belum begitu tertarik dengan Universitas ini, baru kira – kira bulan januari 2013 ia menyuruh saya membaca tulisannya yang dimuat di blog Kup45iana (http://lintaskampusup45.blogspot.com/). Dari situlah awal mulanya ketertarikan saya terhadap universitas proklamasi 45 yakni karena membaca artikel – artikel yang dimuat di Kup45iana. Menurut saya apa yang dipublikasikan di Kup45iana memberikan banyak manfaat  juga  menjadi motivasi tersendiri bagi saya. Hingga akhirnya kini saya pun telah menjadi bagian dari Universitas ini.
Awal – awal masuk kuliah, jujur saya sempat merasa kecewa dengan keadaan yang ada di Universitas Proklamasi  45. Karena kondisi yang ada, tidak sinkron dengan yang ada dalam bayangan saya.  Dalam benakku, yang namanya perguruan tinggi itu pasti gedungnya berdiri megah, mahasiswanya banyak dan lain sebagainya.  Kekecawaan itu juga dikarenakan awal masuk kuliah banyak  jam mata kuliah yang kosong sehingga saya merasa  tidak seperti kuliah, hanya datang dan pulang  tanpa mendapatkan ilmu apapun.  Mungkin juga karena  masih terbawa suasana di SMK yang dari jam tujuh pagi sampai jam tiga sore di jejali berbagai macam pelajaran, sehingga kaget dengan sistem di perguruan tinggi. Tapi bukankah semua penyesalan itu  sudah tidak berarti lagi, karena kenyataan yang ada mengharuskanku mengenyam pendidikan di Universitas Proklamasi  45 Yogyakarta.
Lalu aku teringat lagi dengan kakak kelasku,yang sudah terlebih dulu belajar di Universitas Proklamasi 45. Sepengetahuanku mereka mengikuti program IAYP ( International Award for Young People) yakni  program  pengembangan karakter yang sertifikatnya  diakui oleh international. Saya pun mencoba untuk mengikuti kegiatan tersebut dan berbagai kegiatan sebagai wadah apresiasi dari para  peserta  IAYP. Dalam IAYP  terbagi dalam tiga tingkatan yakni perunggu, perak dan emas. Dalam seminggu peserta diwajibkan  melakukan tiga hal yakni pelayanan masyarakat, olah raga, dan ketrampilan  dengan durasi waktu masing – masing kegiatan selama satu jam. Dalam melakukan ketiga kegiatan  ini peserta dituntut untuk disiplin dan mengalahkan egonya sendiri karena jika satu kali saja kegiatan tersebut tidak dilakukan dan tanpa alasan yang tidak  bisa dipertanggung jawabkan maka peserta harus mengulang kegiatan dari minggu pertama. Selain itu juga ada petulangan, yang tiap tingkatan berbeda dalam lama pelaksanaannya , yakni perunggu (2 hari 1 malam), perak  (3 hari 2 malam),dan emas (4 hari 3 malam). Untuk saya sendiri olahraga mengambil lari, Pelayanan masyarakat membersihkan masjid dan ketrampilan mengambil  menulis. Minggu – minggu awal melaksanakan ketiga kegiatan ini bagi saya masih sulit, karena belum pandai mengatur waktu dan masih malas tapi  lama – kelamaan terbiasa juga dengan semua aktifitas ini.
Setelah beberapa kali  mengikuti kelas menulis dan english fun club yang dimotori oleh Pak Toni Isbandi dan Ibu Arundati Shinta, dimana beliau berdua  juga merupakan Leader dari IAYP, ada tambahan semangat yang saya peroleh. Walaupun masih banyak Universitas  yang lebih baik dari Universitas Proklamasi 45 dan mungkin juga masyarakat luar banyak yang belum mengetahui Universitas ini, tetapi  didalamnya banyak dicetak mahasiswa – mahasiswa yang berkompeten, yang  tidak kalah saing dengan mahasiswa – mahasiswa yang menuntut ilmu di universitas ternama sekalipun. Dari situ saya juga belajar bahwa berhasil atau tidaknya seseorang dalam mengenyam pendidikan, bukan ditentukan oleh status atau baik buruknya penilaian masyarakat terhadap universitas tempatnya  menuntut ilmu, tetapi lebih kepada kualitas individu itu sendiri. Mau kuliah di Universitas yang nota bene ternama di Indonesia sekalipun jika kualitas individunya biasa – biasa saja, maka hasilnyapun juga sama saja. Begitupun sebaliknya.
Universitasku memang kecil, tak banyak masyarakat yang mengetahui keberadaannya tapi dibalik mungilnya universitasku ada sesuatu yang luar biasa yakni IAYP yang membuka pemikiranku dan membuatku tetap bertahan. Di universitas ini pulalah aku dididik untuk menjadi manusia yang sebenarnya, dan bahwa meraih mimpi itu harus dengan kerja keras.

Note: diikutkan dalam lomba kisah inspirasi.co tanggal 10 November – 15 Desember 2013
http://inspirasi.co/forum/post/1073/semangat_iayp_dalam_sederhananya_kampusku


Post a Comment

0 Comments