November 2014 ~ KUPASIANA

<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-yfti-tbllook: 480;">
 <tbody>
<tr>
  <td style="border: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 104.4pt;" valign="top" width="139"><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-L5upHN_qP98/VG2DnsnXgkI/AAAAAAAABfg/nsdvMB_c_ek/s1600/Untitled.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="139" src="http://2.bp.blogspot.com/-L5upHN_qP98/VG2DnsnXgkI/AAAAAAAABfg/nsdvMB_c_ek/s1600/Untitled.png" width="200"></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-_npcPecw9vg/VG2pTrDHZQI/AAAAAAAABfw/iz22plH4FMY/s1600/huihi.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="148" src="http://2.bp.blogspot.com/-_npcPecw9vg/VG2pTrDHZQI/AAAAAAAABfw/iz22plH4FMY/s1600/huihi.png" width="200"></a></div>
<br></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-no-proof: yes;"></span></div>
</div>
</td>
  <td style="border: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 338.4pt;" valign="top" width="451"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-no-proof: yes;">Arundati Shinta</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-no-proof: yes;">Fakultas Psikologi
Univesitas Proklamasi 45</span><st1:place w:st="on"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-no-proof: yes;">Yogyakarta</span></st1:place><br>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-no-proof: yes;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Bantuan non tunai telah diluncurkan oleh Presiden </span><st1:country-region style="font-family: Arial, sans-serif;" w:st="on"><st1:place w:st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region><span style="font-family: Arial, sans-serif;">
  ke-7, Jokowi, pada </span><st1:date day="3" month="11" style="font-family: Arial, sans-serif;" w:st="on" year="2014">3
   November 2014</st1:date><span style="font-family: Arial, sans-serif;"> di Jakarta. Bantuan tersebut merupakan bentuk
  perlindungan sosial atau jaringan pengaman sosial yang ditujukan terutama
  pendudukan yang kurang mampu secara ekonomi. Selain itu target bantuan ini
  adalah penduduk yang mengalami masalah kesejahteraan sosial seperti
  penyandang cacat, anak-anak panti asuhan, dan orang-orang lanjut usia di
  panti jompo (Kompas, 4/11/ 2014, hal. 1-15). Bantuan nontunai ini terdiri
  dari 3 bagian yaitu KKS (Kartu Keluarga Sehat), KIP (Kartu Indonesia Pintar),
  dan KIS (Kartu Indonesia Sehat). Diestimasi, penerima bantuan ini adalah
  sekitar 17,2 juta keluarga pemegang KKS, 24 juta murid SD-SMA pemegang KIP,
  dan 88,1 juta orang pemegang KIS.</span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
</td>
 </tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-no-proof: yes;">Inovasi dari bantuan nontuai ini adalah bantuan keuangan
tersebut diberikan langsung kepada penerima melalui nomor telepon seluler.
Nomor telepon tersebut sekaligus menjadi nomor rekening penerima bantuan.
Sistem seperti ini jauh berbeda dengan bantuan tunai langsung yang diluncurkan
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang cenderung salah sasaran. Sistem
baru ini diharapkan akan memutus rantai korupsi yang berbeli-belit. <st1:place w:st="on">Para</st1:place> pemegang kartu itu dapat mencairkan bantuan tersebut
melalui Bank Mandiri, dan PT Pos Indonesia. Untuk menjangkau seluruh penduduk
yang membutuhkan bantuan tersebut, dibutuhkan 300.000-400.000 titik, sedangkan
Bank Mandiri dan PT Pos Indonesia hanya mempunyai 20.000 titik. Untuk mengatasi
kendala tersebut, maka dibutuhkanlah agen bank. Agen bank itu bisa berupa
pemilik warung kelontong, penjual pulsa, atau perusahaan ritel di seluruh <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region>. Agen
bank itu juga disebut sebagai bank tanpa kantor (<i>branchless banking</i>). Untuk menjalankan operasinya, maka agen bank
itu mendapatkan <i>fee</i> sebesar Rp.
4.000,-.</span><br>
</div>

Arundati Shinta Fakultas Psikologi Univesitas Proklamasi 45 Yogyakarta Bantuan non tunai telah diluncurkan ol...

PELAKSANAAN BANTUAN NONTUNAI