Arundati Shinta
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Valentine sering diasosiasikan dengan perilaku menyayangi
pasangan. Hari Valentine biasa dirayakan pada 14 Februari. Pada hari itu, orang-orang
akan memberikan sesuatu yang menyenangkan hati pasangannya. Benda-benda yang
biasa diberikan pada pasangannya antara lain coklat, bunga, kaus dengan disain
yang memperlihatkan cinta, musik cinta, dan masih banyak lagi. Begitu
istimewanya hari itu, sehingga tidak sedikit pasangan-pasangan telah meresmikan
hubungannya pada tanggal keramat tersebut.
Problem yang relevan dengan hari Valentine adalah perilaku
kasih sayang itu hanya ditujukan kepada pasangannya saja. Padahal kasih sayang
itu juga penting ditujukan kepada rekan kerja, pemimpin, bawahan, dan terutama
organisasi tempat individu berkarya. Mengapa hal ini perlu didiskusikan? Kasih
sayang pada hal-hal yang berbau kerja, jarang ditampakkan oleh para aktor
organisasi. Individu lebih suka bergaul, besosialisasi dengan orang-orang yang
disukainya. Hal ini tampak ketika di tempat kerja, maka individu secara
otomatis duduk di dekat rekan kerja yang disukainya. Rekan kerja yang dibenci
apalagi pemimpin yang kejam adalah figur-figur yang selalu dihindarinya.
Individu berinteraksi dengan figur yang tidak menyenangkan itu hanya seperlunya
saja / sesuai kebutuhannya.
Berkenaan dengan hari Valentine ini, bisakah kita semua
menyayangi rekan kerja yang menyebalkan dan menyayangi pemimpin yang kejam?
Sungguh sulit himbauan itu. Meskipun demikian ada hal penting yang perlu
direnungkan yaitu tentang keberadaan organisasi. Figur menyebalkan bisa diatasi
dengan cara berinteraksi seperlunya, namun organisasi tetap harus disayangi,
dirawat dan diberi pupuk agar tumbuh kuat. Hal ini karena kita semua
menggantungkan hidup pada organisasi. Sungguh tidak adil bila kita
menggantungkan hidup pada organisasi, namun kita juga menjelek-jelekkan
organisasi. Itu adalah karakter orang yang munafik.
Apa saja perilaku yang bisa ditampakkan sebagai bukti cinta
pada organisasi? Perilaku sederhana cinta organisasi adalah selalu membicarakan
/ mempromosikan hal-hal baik tentang organisasi kepada masyarakat luas.
Perilaku-perilaku lain yang juga baik seperti tidak korupsi, bekerja dengan
baik, tidak terlambat masuk kerja, membantu rekan kerja, dan berprestasi,
memang bisa dimasukkan dalam perilaku cinta organisasi namun hal itu sudah
terlalu umum dan sudah seharusnya dilakukan oleh karyawan. Perilaku
mempromosikan organisasi, sebaliknya, jarang diulas. Hal ini karena kita semua
sering berasumsi bahwa umur organisasi selalu lebih tua daripada umur karyawan.
Ini adalah asumsi yang keliru, karena tidak sedikit organisasi mati (bangkrut)
sehingga harus memberhentikan karyawan.
Bila semua karyawan dan pimpinan berperilaku cinta pada
organisasi, maka semua perilaku akan ditujukan untuk menyuburkan dan
membesarkan organisasi. Organisasi yang besar dan kuat, juga akan membuat
karyawan semakin sejahtera. Jadi mencintai organisasi sebenarnya juga
memberikan keuntungan yang berlipat-lipat bagi semua karyawan.
Topik hari Valentine dalam dunia kerja ini adalah topik
siaran di RRI Kotabaru Yogyakarta pada 10 Februari pukul 20.00-21.00, dengan
pemandu mas Fery. Siaran di RRI ini adalah hasil kerja sama Fakultas Psikologi
UP45 dan RRI Yogyakarta. Dua nara sumber lainnya yang hadir adalah mas Andri
Azis dan mbak Oliq Lolita. Hal yang menarik dari siaran ini adalah pamitnya
mbak Oliq dari UP45. Terhitung mulai 10 Februari 2016, mbak Oliq sudah pergi dan
berkarya di organisasi lain. Kami semua sangat merasa kehilangan, karena mbak
Oliq adalah rekan kerja yang menyenangkan.
Siaran kali ini juga cukup meriah, karena ada banyak
tanggapan dari pendengar. Mereka antara lain Ibu Rahayu dari Parangtritis, mas
Andrey pemerhati dunia anak-anak, mas Aldi dari Muntilan, dan pak Wibi dari
desa. Pertanyaan mereka unik dan sangat inspiratif, sehingga acara ini memang
sudah ditunggu-tunggu para pendengar.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji