MENJADI ASTRONOT PEREMPUAN BUKAN HAL YANG TABU
Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Karir sebagai
astronot adalah karir maskulin sifatnya. Hal ini karena bekerja dalam bidang
antariksa membutuhkan berbagai pengetahuan eksakta seperti fisika, kimia dan
matematika. Pengetahuan eksakta itu bersifat maskulin karena banyak laki-laki
yang menguasai pengetahuan tersebut. Perempuan, sebaliknya, sedikit yang
menguasai pengetahuan eksakta. Apakah perempuan lebih bodoh daripada laki-laki?
Perempuan dan laki-laki sama saja volume otaknya, sehingga kecerdasannya juga
sama saja. Hal yang membedakan keduanya adalah kesempatan. Laki-laki cenderung
mendapat kesempatan yang lebih luas daripada perempuan, sehingga pengembangan
karirnya menjadi lebih cepat dan luas.
Apa persoalan yang
relevan dengan karir maskulin (astronot) tersebut? Berkarir maskulin yaitu
menjadi astronot itu sama sekali tidak ada salahnya. Bahkan seseorang yang
menjadi astronot tentu sangat senang serta bangga. Hanya orang-orang dengan
kualitas unggul saja yang mampu terpilih menjadi astronot. Kualitas unggul itu
tidak hanya fisiknya saja tetapi juga kecerdasan dan karakteristik
kepribadiannya. Karir maskulin itu menjadi masalah, ketika para orangtua
melarang anak-anak perempuannya meniti karir maskulin tersebut. Alasan klasik
yang sering dikemukakan oleh para orangtua adalah sulit mendapatkan jodoh,
tidak sesuai kodrat, bahkan tabu.
Mengapa karir
maskulin seperti astronot itu tabu bagi perempuan? Dalam masyarakat, terutama
yang bercorak patriakat, stereotip
gender masih berakar kuat. Stereotip
gender itu adalah keyakinan yang kaku bahwa seseorang hendaknya berperilaku
sesuai dengan peran gendernya. Bila ia perempuan, maka hendaknya ia berperilaku
feminin, bila ia laki-laki maka hendaknya ia berperilaku maskulin. Bila ada
penyimpangan dari norma gender itu, maka ia akan diasingkan dari masyarakat. Penyimpangan
gender itu terjadi ketika seorang perempuan berperilaku maskulin, dan seorang
laki-laki berperilaku feminin.
Apa dampak
keyakinan yang stereotip gender itu?
Keyakinan yang kaku tersebut akan membatasi potensi seseorang. Individu akan
terbatas perkembangan potensinya. Ia tidak mampu mengembangkan potensinya pada
peran gender lainnya. Laki-laki tidak mampu belajar hal-hal yang feminin
sifatnya (misalnya memasak), dan perempuan tidak mampu belajar hal-hal yang maskulin
sifatnya (misalnya belajar bela diri taekwondo). Pembatasan potensi itu akan
menyebabkan pilihan-pilihan yang ada di masyarakat menjadi terbatas.
Berkaitan dengan
karir sebagai astronot, maka bukan suatu hal yang aneh bila anak perempuan bercita-cita
menjadi astronot. Justru perempuan didorong untuk melakukan segala hal baik
yang bersifat feminin maupun maskulin. Begitu juga dengan laki-laki, ia harus
menguasai hal-hal yang bersifat maskulin maupun feminin.
Topik tentang
menjadi astronot perempuan adalah topik siaran di RRI pada 9 Februari 2016. Nama siaran ini adalah Forum Dialog
Psikologi. Siaran rutin setiap hari Rabu pukul 20.15-21.00 ini merupakan hasil
kerja sama Fakultas Psikologi UP45
dengan RRI Kotabaru Yogyakarta. Siaran
pada hari Rabu tersebut terasa istimewa karena dihadiri oleh dua nara sumber
yang keren yaitu Ibu Norita dan Ibu Tri Manning. Ibu Norita bekerja sebagai
konsultan marketing UP45, sehingga tidak heran bila beliau sangat fasih dalam
mengemukakan opini dan sikapnya sangat bersahabat. Ibu Tri Manning adalah salah
seorang sukarelawan UP45, karena beliau sangat fasih dalam bahasa Inggris. Beliau
sering datang ke UP45 untuk mengajarkan percakapan bahasa Inggris pada para mahasiswa.
Keistimewaan kedua dari siaran di RRI ini adalah adanya quiz dan tentu saja ada hadiahnya. Hadiahnya adalah pulsa sebesar Rp. 25.000,-. Pertanyaannya sederhana saja yaitu sebutkan alamat lengkap Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Meskipun sederhana, ternyata masih banyak pendengar yang keliru menyebutkannya. Hal ini terbukti dari membanjirnya SMS yang masuk, namun hanya satu orang saja yang benar. Quiz tersebut sebenarnya menjadi masukan bagi ibu Norita juga karena hanya sedikit pendengar RRI yang dapat menuliskan dengan benar alamat UP45. Diharapkan adanya data tentang kurang pahamnya pendengar tentang alamat UP45, maka pihak marketing dapat membuat strategi jitu untuk memasarkan UP45.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji