Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

SIARAN EMC KE-33 HASIL KERJASAMA DENGAN PSIKOLOGI UP45:



BANK SAMPAH DAN BANJIR DI YOGYAKARTA

Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta


Bank sampah? Apakah tidak keliru istilah itu? Suatu bank tentu berhubungan dengan uang, tidak dengan sampah. Bank sampah memang istilah baru. Bank Sampah merupakan kegiatan warga yang bertujuan untuk membentuk perilaku peduli pada sampah yang dihasilkan. Pada umumnya, warga sering tidak peduli dengan sampah yang dihasilkannya. Mereka membuang sampah sembarangan, karena menganggap sampah itu tidak berguna. Perilaku serampangan lainnya adalah membakar sampah, sehingga tinggal abunya saja.


Perilaku peduli pada sampah ini sangat relevan dengan banjir yang ada di Yogyakarta. Bila warga tidak membuang sampah di sungai-sungai tetapi menyetorkan di Bank Sampah, maka banjir tidak akan terjadi. Kesadaran inilah yang ingin dibangun oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) yang ada di kota tersebut. Di Yogyakarta, BLH itu di bawah koordinasi Pemerintah Kota Yogyakarta. Lokasinya adalah di jalan Bimasakti No. 1 Yogyakarta 55221, telp / fax (0274) 515876, email lingkungan@jogjakota.go.id. BLH ini kemudian menginisiasi terbentuknya Bank Sampah yang ada di berbagai lokasi di Yogyakarta. Contoh Bank Sampah yang sudah bekerjasama dengan Fakultas Psikologi UP45 adalah Bank Sampah di RW 11 Kauman Yogyakarta. Bank Sampah itu lokasinya sangat strategis yaitu di dekat Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta.

Bagaimana cara kerja Bank Sampah itu? Bila dalam suatu komunitas telah berdiri bank sampah, maka warga bisa menyetorkan sampah-sampahnya kepada bank tersebut. Sebagai imbalannya, warga mendapat uang. Agar uang itu tidak segera habis, maka setiap penyetor sampah akan mendapatkan buku tabungan. Dalam buku tabungan tersebut, tertulis nilai rupiah dari sampah yang disetorkan pada saat itu. Tulisan dalam buku tabungan itu hampir sama dengan buku tabungan biasa, yaitu ada tanggal penyetoran, mutasi yaitu masuk dan keluar, saldo, dan paraf petugas. Mutasi masuk adalah nilai rupiah sampah yang disetorkan pada hari itu. Mutasi keluar adalah banyaknya uang yang diambil dari Bank Sampah.

Perbedaan buku tabungan Bank Sampah dengan buku tabungan pada bank konvensional adalah tidak tertulis adanya bunga dan ongkos administrasi. Ongkos administrasi sebenarnya sudah otomatis terhitung melalui penentuan harga sampah. Jadi dalam hal ini kunci utama penentuan sampah adalah petugas harus hafal jenis dan harga sampah setiap kilogramnya. Semakin ia hafal, maka proses penimbangan dan pengisian buku tabungan akan semakin cepat.

Kemana perginya sampah yang sudah terkumpulkan itu? BLH biasanya sudah menentukan siapa saja pengepul atau orang-orang yang akan mengambil tumpukan sampah hasil setoran warga pada hari itu. Pengepul-pengepul dari seluruh Bank Sampah di Yogyakarta itulah yang kemudian akan mengolahnya dalam skala yang lebih besar. Mereka mungkin saja menjual kepada industri rumah tangga atau pihak-pihak lain yang membutuhkan dalam skala besar.

Siapa saja petugas Bank Sampah itu? Para petugas Bank Sampah adalah warga yang tinggal di suatu daerah dan yang peduli dengan lingkungan hidup tempat mereka tinggal. Mereka telah mendapat pelatihan dari BLH tentang harga-harga sampah, cara menimbang, dan cara mengelola Bank Sampah. Di Kauman, para petugas Bank Sampah itu adalah para ibu rumah tangga biasa. Mereka biasanya bekerja di Bank Sampah pada hari Jumat dari pukul 08.00-10.00. Waktu buka Bank Sampah terbatas, karena mereka juga disibukkan dengan urusan rumah tangga masing-masing. Mereka bekerja dengan suka rela. Jadi sebenarnya petugas Bank Sampah itu termasuk pahlawan lingkungan hidup. Mereka layak diapresiasi. Padanan istilah yang tepat untuk Bank Sampah adalah memuliakan sampah. Dengan mengelola sampah secara bijak, maka kualitas hidup kita juga semakin meningkat.


Tema Bank Sampah dan banjir di Yogyakarta adalah tema diskusi yang ke-33 dalam program PEKA (Peduli Keluarga) di Radio EMC. Radio EMC dan Fakultas Psikologi UP45 telah menjalin kerjasama yang dimulai pada Februari 2016, dan akan berakhir pada Februari 2017. Bila dinilai memuaskan, maka kerjasama ini akan terus berkelanjutan. Tema siaran adalah tentang permasalahan yang dihadapi keluarga. Orang-orang yang bertanggung jawab melaksanakan kerjasama ini adalah FX. Wahyu Widiantoro dan saya. Beliau adalah dosen Fakultas Psikologi UP45.


Apa yang istimewa dari siaran pada hari Selasa 22 Maret 2016 ini? Hal yang istimewa adalah adanya quiz. Pengelola quiz sekaligus nara sumber siaran adalah Ibu Norita, bagian marketing UP45. Hadiah quiz berupa tas cantik untuk mengganti tas plastik dari toko / supermarket. Pemenang quiz kali ini adalah bapak Hadi, yang tinggal di Karangwaru Yogyakarta. Semoga Bapak Hadi juga menjadi salah satu pahlawan lingkungan hidup di Yogyakarta.

Post a Comment

0 Comments