Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

SIARAN RRI KE-148 HASIL KERJASAMA DENGAN PSIKOLOGI UP45



HUBUNGAN ANTARA OLAH RAGA DAN PENDIDIKAN KARAKTER


Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta


Partisipasi dalam kegiatan olah raga secara rutin, sangatlah penting baik bagi kebugaran maupun pembentukan karakter. Untuk tujuan kebugaran, tentu kegiatan olah raga harus dilakukan secara rutin. Kira-kira seminggu tiga kali @ 1 jam. Berdasarkan pengalaman, kalau kita mampu secara rutin berolah raga seminggu 3 kali, maka badan kita terasa segar. Ini penting terutama untuk orang-orang yang terlalu banyak duduk did epan komputer.


Bagaimana dengan pendidikan karakter? Olah raga jelas erat hubungannya dengan karakter, terutama untuk keperluan kompetisi. Kalau ada kompetisi, pasti ada yang menang dan ada yang kalah. Kalau mengalami kekalahan namun terus berolah raga secara rutin, maka hal itu menunjukkan bahwa individu pantang menyerah. Individu memandang kegagalan adalah kemenangan yang tertunda. Melakukan latihan fisik terus setelah mengalami kekalahan, bukan merupakan keputusan yang mudah. Hal ini karena kekalahan adalah menyakitkan. Apalagi bila individu melakukan latihan yang sangat berat sebagai bekal kompetisi, maka ia akan merasa impiannya terbuang sia-sia.

Betulkah kekalahan dalam olah raga kompetisi itu membuat individu malas untuk mengulangi latihan? Individu bersedia melakukan latihan-latihan kembali setelah kekalahan yang dialaminya, menunjukkan bahwa individu mempunyai kualitas mental yang tangguh. Sangat tidak gampang untuk bangkit lagi setelah mengalami kekecewaan yang mendalam. Sangat dibutuhkan motivasi yang kuat, tekad sekeras baja, ketabahan, dan tentu saja impian untuk sukses. Sejatinya, aktif dalam kegiatan olah raga yang sifatnya kompetisi adalah dalam rangka mebangun karakter yang hebat dan tangguh. Harapannya, kelak kalau sudah tidak aktif lagi di dunia olah raga, maka kualitas-kualitas karakter itu tetap tertanam dan muncul dalam perilaku sehari-hari.

Siaran di RRI kali ini adalah yang ke-148, semenjak dimulainya siaran di RRI pertama kali pada 18 Agustus 2012. Siaran di RRI ini dapat berlangsung dengan lancar berkat Nota Kesepemahaman antara RRI dan Fakultas Psikologi UP45, yang ditandatangani oleh Dra. Muslimah Zahro Romas, M.Si, selaku dekan. Nota Kesepemahaman itu disahkan pada 18 Agustus 2012. Perjanjian kerjasama itu berlangsung selama lima tahun yaitu sampai dengan Agustus 2017. Siaran ke-148 ini berlangsung pada 16 Maret 2016. Nara sumber yang hadir adalah Ibu Norita dari bagian Marketing UP45 dan Ibu Lina dari bagian CDC (Career Develpment Center). Pengelola tetap siaran di RRI adalah dua dosen yaitu FX. Wahyu Widiantoro, S.Psi., M.A., dan saya sendiri. 

Kerjasama dengan pihak RRI ini menuai kesuksesan, karena telah melibatkan 38 mahasiswa dan 21 dosen serta karyawan UP45. Mereka bergantian menjadi nara sumber di RRI. Mahasiswa senang dengan acara di RRI karena melatih kemampuan public speaking atau berbicara di depan publik, melatih keberanian, dan melatih kreativitas dalam menjawab pertanyaan yang tidak diduga dari pendengar RRI di seluruh Indonesia. Selain itu, terlibat dalam siaran di RRI melatih mahasiswa untuk membuka-buka kembali pelajaran yang pernah diterimanya. Jadi siaran di RRI ini memacu pemahaman psikologi secara konkrit.

Post a Comment

0 Comments