STRATEGI MELATIH KEDISIPLINAN MAHASISWA
Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universtas Proklamasi 45
Yogyakarta
Kedisipinan adalah
kebiasaan yang langka di kalangan anak-anak muda (mahasiswa) dan juga dosen. Kedisiplinan
itu contohnya antara lain datang kuliah tepat waktu, tepat waktu mengumpulkan
tugas, dan tepat waktu dalam memenuhi janji. Bagaimana situasi kedisiplinan
mahasiswa Fakultas Psikologi UP45? Kedisiplinan mahasiswa terjaga dengan baik,
karena saya sering memberi tugas kepada mahasiswa pada setiap akhir kuliah.
Tugas-tugas itu sebenarnya tidak sulit, namun memang membutuhkan kesungguhan
mahasiswa untuk mengerjakannya. Oleh karena hampir setiap minggu ada tugas
untuk mahasiswa, maka dampaknya saya sering kewalahan dalam mengoreksi tugas.
Apalagi bila ada mahasiswa yang terlambat mengerjakan tugas dengan alasan
minggu sebelumnya tidak masuk.
Untuk mengatasi
keruwetan dalam mengoreksi tugas kuliah, maka ada tiga cara yang sering saya
lakukan:
· Pengumpulan tugas tidak boleh terlambat. Saya menekankan
kepada mahasiswa bahwa terlambat mengumpulkan tugas berarti saya menjadi sering
terlupa mengoreksi, sehingga mahasiswa juga yang dirugikan.
· Pengerjaan tugas dilakukan dengan standar tertentu yaitu:
harus diketik dan maksimum satu lembar saja. Standar ini dimaksudkan agar
mahasiswa terbiasa untuk menulis dengan ringkas. Selain itu, mahasiswa yang
tidak memperhatikan kemajuan teknologi menjadi terpaksa belajar mengoperasikan
komputer.
· Pengerjaan tugas dikirim ke majalah blogsite Move On, majalah
yang dikelola oleh mahasiswa sendiri. Mahasiswa diminta untuk mengunggah
sendiri karyanya di blogsite tersebut.
Apa saja persoalan
yang relevan dengan tiga cara pengumpulan tugas di atas? Persoalan yang relevan
dengan pengerjaan tugas yang sama dan hasilnya harus diketik yaitu mahasiswa
menjadi saling mencontek. Apalagi bila jenis tugas itu adalah meringkas dari
satu bab pada literatur berbahasa Inggris. Hal ini dapat diketahui dengan mudah
dari miripnya cara mengetik tugas (pilihan jenis huruf, pilihan kata-kata, dan
jarak margin). Untuk mengatasi hal ini maka yang saya lakukan adalah
mengembalikan tugas itu kepada mahasiswa yang tugasnya mirip kemudian menyuruh
mahasiswa untuk menulis ulang. Secara jujur, proses mengembalikan tugas itu
juga memakan energi, karena saya harus memeriksa lembar demi lembar. Sungguh membosankan
bila hal itu terus menerus terjadi dalam perkuliahan.
Untuk mengatasi
kejenuhan dalam mengoreksi tugas, dan sekaligus dapat memantau kedisiplinan
mahasiswa dalam mengumpulkan tugas, maka hal itu saya jadikan salah satu soal ujian
pertengahan semester. Mahasiswa saya minta untuk menuliskan alamat atau URL
dari tulisannya di blogsite Move On. Hal ini memudahkan saya dalam mengoreksi
tugas-tugas mahasiswa. Sungguh keberuntungan yang luar biasa, saya bisa
mengenal cara-cara menulis dalam blogsite. Teknologi memudahkan pekerjaan.
Strategi
selanjutnya untuk melatih kedisiplinan mahasiswa yaitu saya juga memberikan
contoh perilaku nyata. Bila tugas yang saya berikan berupa menulis, maka saya
juga ikut menulis. Memberi contoh dalam hal menulis ternyata memberikan banyak
keuntungan, selain tentu saja melecut mahasiswa untuk menulis.
Apa saja keuntungan
ikut serta menulis bersama mahasiswa? Berdasarkan pengalaman pribadi, pemahaman
materi pelajaran akan semakin mudah bila saya memproduksi hasil pemikiran dalam
bentuk suatu tulisan. Apabila saya hanya membaca literatur saja tanpa
memproduksi suatu tulisan maka pemahaman saya tentang konsep yang ada di
literatur tersebut tidak akan mengendap. Oleh karena itu, untuk mendorong
proses pemahaman pada mahasiswa, maka saya mewajibkan mahasiswa untuk menulis
tentang konsep-konsep psikologi sosial yang diterima di perkuliahan.
Dalam proses
penulisan konsep-konsep psikologi sosial tersebut, seringkali hasil tulisannya
tidak optimal. Hal ini karena tujuan mahasiswa menulis konsep-konsep hanya
untuk memenuhi tugas psikologi sosial semata. Agar hasil tulisan mahasiswa
menjadi lebih optimal dan sekaligus menjawab berbagai persoalan yang timbul di
masyarakat maka saya selalu berusaha mencari informasi tentang lomba karya
tulis ilmiah. Di media massa dan juga di dunia maya, sangat banyak informasi
tentang lomba menulis. Saya mewajibkan mahasiswa untuk mengikuti lomba menulis
tersebut.
Agar semangat
mahasiswa terjaga dalam hal menulis, maka saya harus memberi teladan. Saya juga
mengikuti lomba menulis tersebut. Jadi tujuan mahasiswa dan dosen mengikuti
lomba manulis tidak hanya agar mahasiswa lebih memahami kosep psikologi sosial, tetapi juga untuk
memasarkan Universitas Proklamasi 45. Hal ini pernah terjadi pada lomba menulis
yang diselenggarakan oleh Tupperware. Kebetulan sekali beberapa saya dan
mahasiswa-mahasiswa yang mengikuti pelajaran psikologi sosial dan juga menikuti
lomba menulis tersebut mendapat hadiah dari Tupperware. Sungguh menulis
merupakan berkah bagi saya dalam berkarya di Fakultas Psikologi UP45.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji