MAHASISWA PSIKOLOGI KEMBALI MENDAPATKAN NILAI
TOEFL LIKE TERTINGGI
Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Presiden Jokowi
berkali-kali mengingatkan kepada kita semua akan pentingnya SDM (sumber daya
manusia) mempersiapkan diri menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).
Persiapan diri itu tidak hanya dalam skill
(ketrampilan) yang berkaitan dengan ilmu dan dipelajari di bangku kuliah saja,
tetapi juga bahasa. Bahasa yang paling populer adalah bahasa Inggris, sehingga
bahasa Inggris selalu diajarkan mulai dari TK sampai dengan universitas. Oleh
karena itu telah banyak kompetisi berbahasa Inggris diselenggarakan. Tujuannya adalah
memotivasi masyarakat Indonesia agar tidak kalah oleh bangsa lain.
Begitu pentingnya
kemampuan dalam bahasa Inggris, maka kemampuan tersebut telah menjadi salah
satu persyaratan untuk berbagai seleksi. Seleksi tersebut antara lain ada pada:
Ø Seleksi karyawan perusahaan / organisasi
Ø Seleksi pendidikan lanjut
Ø Seleksi mendapatkan bea siswa
Ø Persyaratan menempuh ujian akhir pada tingkat universitas
Ø Salah satu pelajaran yang menentukan kelulusan siswa.
Bahkan mungkin saja
kemampuan berbahasa Inggris itu menjadi seleksi / persyaratan dalam biro jodoh.
Cobalah bayangkan bila dua orang berbeda bangsa yang akan terikat dalam suatu perkawinan
namun mereka tidak dapat berkomunikasi, maka gagalah misi dari biro jodoh
tersebut. Memang benar ada argumen bahwa bahasa Tarzan (bahasa isyarat) akan
menjadi solusi bagi orang-orang yang tidak mampu berbahasa Inggris. Argumen tersebut
mungkin hanya berlaku untuk orang-orang yang terjepit oleh situasi. SDM yang
benar-benar ingin berkiprah dalam dunia kerja, tentu harus menyesuaikan diri
dengan tuntutan kerja. Tuntutan kerja yang ada sekarang ini adalah SDM harus
terampil berkomunikasi dalam bahasa Inggris.
Untuk piawai dalam
bahasa Inggris, para mahasiswa biasanya mengikuti kursus-kursus bahasa Inggris
yang banyak tersedia. Persoalannya adalah kursus tersebut menuntut biaya yang
sangat tinggi, sehingga urunglah niat mulia mahasiswa untuk membangun
kemampuannya. Sebenarnya masih banyak cara mempelajari bahasa Inggris dengan
biaya terjangkau kantung mahasiswa atau bahkan ada juga yang gratis.
Beberapa tahun yang
lalu, salah seorang mahasiswa sangat mengesankan saya. Ia sangat pandai
berbahasa Inggris, terutama dalam hal listening
atau mendengarkan serta memahami suatu cerita dalam bahasa Inggris. Ketika saya
selidiki, ternyata ia sama sekali belum pernah mengikuti kursus bahasa Inggris.
Ketrampilan bahasa Inggris yang diperolehnya secara resmi hanya di sekolah SMP-SMA
saja. Ia mampu berdiskusi bahkan berdebat dengan peserta-peserta lain, karena
ia secara rutin berlatih mendengarkan siaran radio dengan gelombang SW (short wave). Gelombang tersebut memang
khusus untuk siaran-siaran dari luar negeri. Mungkin karena antene kurang
canggih atau peralatan di radio kurang memadai, maka siaran radio luar negeri
tersebut biasanya tidak jernih suaranya. Mahasiswa tersebut tidak putus asa dan
terus mendengarkan siaran radio meskipun ia kurang memahami isi berita.
Untuk menambah
pemahaman berita-berita internasional, mahasiswa cemerlang tersebut membaca
surat kabar berbahasa Indonesia yang tersedia secara gratis di perpustakaan. Topik
yang menjadi pusat perhatiannya adalah berita-berita luar negeri. Berdasarkan
berita-berita di koran, akhirnya ia bisa mengikuti siaran luar negeri dari
radio dengan suara yang tidak jernih tersebut. Sesungguhnya ia telah menempa
diri secara otodidak dan biayanya hampir tidak ada.
Berdasarkan
pengalaman mengajar mahasiswa cemerlang tersebut, saya merenung, apakah mungkin
mahasiswa Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta mampu menguasai bahasa Inggris
dengan biaya sangat terjangkau / bahkan gratis. Untuk menjawab kegelisahan itu,
CDC (Career Development Centre) – salah
satu devisi di UP45 yang terkenal
aktif menciptakan kegiatan, telah meluncurkan program ujian TOEFL like bagi mahasiswa karyawan di UP45. Pimpinan
dari CDC tersebut adalah Mohamad Rais, S.P., M.Sc., di bawah koordinasi Wakil
Rektor III yaitu Ali Sukrajab, SE., MBA. Adapun pengelola langsung dari ujian
TOEFL like ini adalah FX. Wahyu
Widiantoro, S.Psi., MA., dosen Fakultas Psikologi
UP45. Ujian TOEFL like ini
diselenggarakan setiap hari Jumat, pukul 18.30-20.30. Setelah mengikuti ujian
ini, maka peserta akan mendapatkan sertifikat.
Apa keistimewaan ujian TOEFL like ini? Ujian TOEFL yang kedua ini telah diselenggarakan pada 29 April 2015. Ujian TOEFL yang pertama diselenggarakan pada 15 April 2016. Uniknya, nilai tertinggi pada ujian pertama dan kedua tersebut telah dipegang oleh mahasiswa Psikologi UP45 yaitu Juni Wulan Ningsih. Nilainya memang belum sampai 500, namun ia tetap yang tertinggi diantara peserta lainya. Semoga acara ini terus berlangsung, demi kemajuan mahasiswa, karyawan, dan dosen UP45.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji