DOSEN
DAN MAHASISWA MENGEMBANGKAN EMPATI DAN ALTRUISME
DI PANTI ASUHAN
Wahyu Widiantoro
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Anak-anak panti asuhan Ikhlasul Amal menyambut dengan wajah
ceria kehadiran mahasiswa Fakultas Psikologi UP45. Acara kunjungan diawali
dengan sambutan dari perwakilan pengurus panti dilanjutkan dengan beramah tamah.
Anak-anak larut mendengarkan cerita dari beberapa buku yang dibacakan secara
bergantian oleh Kak Unsya, Kak Antoni dan Kak Toro, mahasiswa Psikologi
UP45. Suasana bertambah akrab ketika
para mahasiswa membagikan buku-buku bacaan sebagai tali kasih kepada anak-anak
di panti asuhan yang berada di Jl. Sumur Umbul 103, Mlatibaru Semarang pada
Minggu 5 Juni 2016.
Acara kujungan ke
panti asuhan merupakan bagian dari kegiatan Psikologi Berbagi dari Fakultas
Psikologi UP45. Bersamaan dengan menyambut datangnya bulan Ramadhan, kegiatan
dengan tema ”Psikologi On The Road” kali ini, mahasiswa berbagi kasih kepada
anak-anak di luar kota Jogja. Bapak Muhammad Arifin sebagai Pembina panti
asuhan yang dihuni oleh 139 anak mengucapkan terima kasih atas kunjungan
mahasiswa. ”Kami tidak menyangka kedatangan Mbak dan Mas mahasiswa UP 45 yang
hanya sebentar mampu membuat anak-anak bahagia dengan bercanda dan belajar
besama” ungkap Bapak Arif.
Kegiatan kunjungan ke panti asuhan diharapkan mampu
mengembangkan rasa empati dan menumbuhkan jiwa altruisme pada mahasiswa. Seperti
dijelaskan oleh Hurlock (1988) bahwa empati adalah kemampuan untuk menempatkan
diri sendiri dalam keadaan psikologis orang lain dan untuk melihat suatu
situasi dari sudut pandang orang lain. Sedangkan altruisme dapat didefinisikan
sebagai hasrat untuk menolong orang lain tanpa memikirkan kepentingan sendiri
(Myers dalam Sarwono, 2002). Altruisme adalah minat yang tidak mementingkan
diri sendiri untuk menolong orang lain (Santrock, 2003). Demikian juga
dijelaskan oleh Kail & Cavanough (2000), bahwa altruisme merupakan perilaku
yang dikendalikan oleh perasaan bertanggung jawab terhadap orang lain, misalnya
menolong dan berbagi.
Rasa empati dan altruisme para mahasiswa semakin tampak nyata
ketika perjalanan pulang menuju kota Jogjakarta melewati daerah Simpang Lima di
kota Semarang. Mahasiswa berinisiatif sejenak menghentikan perjalanannya dan bergabung
bersama anak-anak penjual Koran di pinggir jalan untuk turut sekedar membantu
menjualkan Koran kepada para pemakai jalan. Sikap spontan mahasiswa untuk
membantu menjual Koran, kondisi tersebut sesuai dengan yang dijelaskan oleh Zuchdi (2003) bahwa setiap orang dapat
meningkatkan kepekaan perasaan sehingga memiliki tenggang rasa yang tinggi,
yakni dengan membayangkan suatu keadaan dilihat dari sudut pandang orang lain.
Dengan jalan demikian orang akan menjadi lebih peka terhadap reaksi orang lain,
dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, akibat selanjutnya orang
tersebut dapat lebih memahami orang lain dan dapat memotivasinya untuk
melakukan yang terbaik.
Daftar Pustaka:
Hurlock, E. B. ( 1988 ). Perkembangan
anak. Alih Bahasa Meitasari Tjandrarasa & Mulichah Zarkasih. Jakarta:
Erlangga.
Kail, V & John, C. ( 2000 ). Developmental psychology. USA: Thomson Learning.
Santrock, J. W. ( 2003 ). Adolescence:
Perkembangan remaja. (Alih Bahasa: Shinto B & Sherly S). Jakarta: Erlangga.
Sarwono, S. W. ( 2002 ). Psikologi sosial individu dan teori-teori
psikologi sosial. Jakarta:
Balai Pustaka
Zuchdi, D. ( 2003 ). Empati dan
ketrampilan sosial. Jurnal Ilmiah
Pendidikan. 1, 49-64.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji