RAUF WANDA SEBAGAI MODEL PENDIDIKAN KARAKTER DI UP45
(SIARAN DI RRI MINGGU KE-50)
Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Pendidikan karakter selama ini sering diidentikkan dengan
perilaku rajin masuk sekolah / kuliah, tidak nakal, selalu mencium tangan
orangtua/guru/dosen bila bertemu, menyandang busana yang super rapi, dan kalau
berbicara sopan, terlihat sering belajar di perpustakaan bukan mengikuti demo
anti pemerintah. Semua perilaku tersebut tidak ada yang keliru. Bahkan semua
orangtua tentu setuju atau berharap semua anak-anaknya akan berperilaku ideal
seperti itu.
Permasalahan yang relevan dengan pendidikan karakter tersebut
adalah perilaku tersebut sering kali hanya penampakan saja. Perilaku yang asli
dari mahasiswa sering tidak terlihat oleh para dosen. Selain itu, mahasiswa
ternyata juga piawai untuk menyembunyikan perilakunya yang asli.
Berangkat dari keresahan tentang betapa tidak aslinya
perilaku mahasiswa, maka di Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta telah lahir
pendidikan karater IAYP (International Award for Young People). Rauf Wanda
adalah seorang mahasiswa berprestasi di UP45. Ia mengikuti pendidikan karakter
semenjak tahun 2012. Segala polah tingkahnya selalu berbuah prestasi yang
mengagumkan. Sebelum melangkah lebih jauh tentang prestasi Rauf Wanda, perlu
dijelaskan terlebih dahulu apa pendidikan karakter IAYP itu.
IAYP adalah pendidikan karakter yang berpusat di Inggris.
Pemimpin IAYP adalah Pangeran Philips, sedangkan penemu dari kegiatan IAYP
adalah seorang pendidik dari Jerman bernama Kurt Hahn. Kegiatan IAYP dipandang
sebagai metode efektif untuk menempa karakter seseorang, karena jenis
kegiatannya sederhana namun sulit untuk dipenuhi. Kesulitan itu muncul karena pada
hakekatnya manusia itu pemalas. Kegiatan IAYP ini berfungsi untuk:
Ø
Mendorong anak-anak muda untuk disiplin, waspada akan waktu,
tidak pemalas, dan tidak suka menunda-nunda tugas.
Ø
Mendidik anak-anak muda untuk mandiri, bertanggung jawab, dan
tidak suka menipu.
Ø
Mendorong anak-anak muda untuk senang dengan kegiatan luar
ruang, aktif, senang menggali potensi diri, namun juga peduli dengan
masalah-masalah sosial.
Ø
Mendidik anak-anak muda untuk berperilaku berani.
Apa saja kegiatan-kegiatan IAYP? IAYP ini mempunyai 3 level
yaitu perunggu, perak dan emas. Untuk level perunggu, kegiatannya ada 4 yaitu
kegiatan fisik / olah raga / rekreasi, melatih skill, pelayanan sosial, dan petualangan.
Kecuali petualangan, kegiatan olah raga, skill dan pelayanan masyarakat harus
dilakukan secara teratur. Jadwal keteraturan itu ialah setiap kegiatan
dilakukan minimal 60 menit / minggu, selama 3 bulan atau 12 kali. Setelah tiga
kegiatan utama selesai, maka ada satu kegiatan lagi yaitu spesialisasi. Kegiatan
spesialisasi adalah peserta diminta memilih salah satu kegiatan utama, dan
dilakukan persis sama yaitu 3 bulan kembali.
Cobalah bayangkan, melakukan kegiatan penambahan skill atau
melayani masyarakat, atau berolah raga terus secara rutin selama 6 bulan. Kalau
sampai ada jadwal yang terlewat, maka kembali lagi pada minggu pertama. Ini adalah
cobaan mental, yaitu melatih kedisiplinan, melatih perilaku ebrtanggung jawab,
dan tentu saja melatih kejujuran.
Tulisan ini adalah materi siaran di RRI Yogyakarta minggu
ke-50 atau berlangsung pada 27 Agustus 2014. Siaran ini bisa berlangsung karena
ada perjanjian kerjasama antara Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta dengan RRI Yogyakarta. Punggawa kali ini adalah Rauf Wanda, seorang
mahasiswa Universitas Proklamasi 45 yang sangat sarat dengan prestasi. Ia
mengikuti program IAYP. Penghargaan perunggu dan perak sudah diraihnya. Semoga
prestasi Rauf diikuti oleh teman-temannya.
1 Comments
makasih atas pembelajarannya gan nitip link ya gan
ReplyDeletehttps://www.facebook.com/interiorjakarta
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji