MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNGJAWAB SOSIAL PADA USIA DEWASA AWAL

PELAYANAN SOSIAL DOSEN & MAHASISWA PSIKOLOGI UP45 DI RRI

Fx. Wahyu Widiantoro

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Peningkatan kualitas pendidikan hendaknya terus dikembangkan secara menyeluruh dan mencakup berbagai aspek dalam diri individu. Kecenderungan yang terjadi saat ini, sebagian besar dari pendidik lebih mengutamakan pencapaian target kurikulum. Hasilnya, muncul individu yang cekatan dan berbakat dalam segi kognitif psikomotorik, namun afektifnya kurang berkembang sehingga mengalami kesulitan dalam mengembangkan sikap tanggungjawab sosial.

Berman (1990), menjelaskan bahwa tanggung jawab sosial merupakan investasi pribadi yang mensejahterakan orang lain tetapi tidak terjadi begitu saja, dibutuhkan niat, perhatian, dan waktu. Tanggung jawab sosial berarti memelihara dengan baik sesuatu di sekeliling kita serta kesediaan untuk melakukan sesuatu yang perlu dilakukan, adanya kesadaran tingkah laku, dan kesadaran akan akibatnya bagi orang lain dan mayarakat, seperti tindakan yang diwujudkan akan selalu didasari oleh rasa kasih sayang dan saling menghormati, saling memahami dan saling memiliki (Simorangkir, 2004).

Mahasiswa berdasarkan rentang usia masuk dalam masa dewasa awal. Mahasiswa diharapkan mampu berkembang menjadi individu yang baik secara akademik serta  dapat mengaplikansikan tanggung jawab sosial pada kehidupan bermasyarakat. Masa dewasa awal (young adulthood) berkisar antara usia 20 sampai dengan 40 tahun (Papalia, Old, dan Feldman, 2008).

Individu yang mampu mengembangkan sikap tanggungjawab sosial pada usia dewasa awal akan memelihara dan mengembangkan persaudaraan serta rasa kasih sayang, mampu memelihara hak-hak orang lain di sekitarnya dengan tidak selalu mementingkan dirinya, selalu berupaya untuk melaksanakan tata kesopanan sosial. Sistem nilai masing-masing individu jelas tidak terlepas dari pengaruh lingkungan keluarganya.

Pentingnya sebuah keluarga terus menekankan berbagai nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, kerajinan, kedisiplinan, pengutamaan kepentingan bersama, kebersihan dan sebagaianya yang sejenis, dapat mendukung terbentuknya sistem nilai dalam kepribadian dan pandangan hidup yang memiliki tanggung jawab sosial.

Tulisan ini adalah materi siaran di RRI dalam program Forum Dialog Psikologi. Siaran berlangsung pada 10 Mei 2017. Pengisi siaran adalah dosen Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA, dan 2 mahasiswa cemerlang yaitu Wahyu Relisa Ningrum dan Ahmad. Selama siaran berlangsung, mereka bertiga menerima banyak pertanyaan dari pendengar. Siaran ini merupakan bentuk pelaksanaan perjanjian kerjasama antara RRI Yogyakarta dan Fakultas Psikologi UP45.

Referensi:

Berman, S. G. (1993). Promoting practices: In educating for social responsibility. Albany: State University of New York Press.

Papalia, O., & Feldman.(2008). Human development. New York: McGraw-Hill.

Simorangkir, O. P. (2004). Pengantar lembaga bank dan non bank. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Suggested citation:

Widiantoro, F. W. (2017). Mengembangkan Sikap Tanggungjawab Sosial Pada Usia Dewasa Awal. RRI Yogyakarta. 10 Mei 2017.