IMPLEMENTASI KERJASAMA DENGAN RRI YOGYAKARTA
Fx. Wahyu Widiantoro
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Fenomena tindak kekerasan pada remaja kian marak dan menjadi
hal yang memprihatinkan di kalangan masyarakat. Penting bagi setiap kalangan
untuk berupaya lebih memahami psikodinamika remaja. Pada masa remaja terjadi
perubahan tidak hanya di dalam diri remaja, namun terdapat pula perubahan dalam
lingkungan seperti sikap orang tua atau anggota keluarga lain, guru, teman
sebaya, maupun masyarakat pada umumnya.
Tindak
kekerasan merupakan salah satu bentuk kenakalan pada remaja. Beberapa
faktor seperti keluarga, sekolah, dan teman sepermainan dianggap menjadi faktor
penyebab perilaku kenakalan remaja. Banyak ahli percaya bahwa keluarga yang
bermasalah merupakan penyebab utama dalam pembentukan masalah emosional pada
anak yang dapat mengarah pada masalah sosial dalam jangka panjang (Siegel &
Welsh, 2011). Orang tua yang mengacuhkan atau tidak memenuhi kebutuhan anak
dengan baik akan meningkatkan resiko keterlibatan anak dalam perilaku sosial
yang tidak dapat diterima, seperti agresi dan masalah perilaku eksternal lain
(Verlaan & Schwartzman, 2002).
Upaya pendampingan dalam optimalisasi
perkembangan pada remaja agar mampu mencapai tugas perkembangan tidak hanya
bergantung pada kemampuan atau usaha dari remaja. Peran serta sikap orang tua
dan guru yang positif sangat dibutuhkan untuk pendampingan dalam masa
perkembangan seorang remaja. Perilaku kekerasan yang dijelaskan Patterson dalam
Coercive Family Process Theory (1992),
meliputi perilaku yang tidak layak oleh orangtua seperti membentak, mencaci,
serta kurangnya pemberian penguatan positif pada anak. Selanjutnya Patterson
(1994), menjelaskan bahwa adanya tindakan kekerasan oleh orang tua pada anak
dapat meningkatkan resiko anak terlibat permasalahan perilaku yang meliputi
kenakalan remaja.
Berger (2000), menjelaskan bahwa kenakalan remaja
didefinisikan sebagai pelanggaran hukum yang dilakukan oleh individu yang
berusia di bawah 18 tahun. Upaya optimalisasi pendampingan bagi remaja yang
dapat dilakukan hendaknya lebih pada pembentukan konsep diri yang positif dan kemampuan
penyesuaian diri remaja. Konsep diri remaja berhubungan dengan pemaknaan
tentang diri dan relasi dengan orang lain.
Bronfenbrenner (1979), menjelaskan tentang
pendekatan ekologi agar kita dapat memahami kekhasan individu yang berkembang
dan lingkungan yang menjadi konteks perkembangan individu tersebut. Konsepnya
mengenai pengaruh konteks dalam perkembangan anak. Konteks yang dimaksud ialah meliputi:
mikro sistem, meso sistem, eko sistem dan makro sistem. Pendekatan ekologi memfokuskan
pada 2 hal, yaitu: pertama, perkembangan dalam konteks menyoroti terhadap
perkembangan individu. Kedua, menyoroti perkembangan sepanjang hidup yang
menggarisbawahi pentingya dimensi waktu dalam perkembangan manusia. Dengan
demikian, konteks dimaknakan dalam kaitan rentang hidup individu yang
berkembang. Di dalam kehidupan remaja, konteks mikro sistem yang berperan
adalah konteks keluarga, konteks sekolah dan konteks teman sebaya.
Pendampingan pada remaja untuk mereduksi adanya
tindak kekerasan pada remaja hendaknya lebih memperhatikan kondisi lingkungan
dimana individu berada. Berdasarkan pendekatan ekologi maka orang tua dan guru
dapat dijadikan sebagai lingkungan yang dapat membantu pengembangan konsep diri
remaja dan penyesuaian diri remaja secara lebih positif.
Materi ini dipersiapkan
untuk siaran di RRI Yogyakarta, pada 19 Juli 2017. Punggawa siaran kali ini
adalah dosen Fx. Wahyu Widiantoro dan 2 mahasiswa berprestasi yaitu Wartono dan
Tri Mei Wulandari. Ini adalah bukti implementasi kerjasama RRI Yogyakarta
dengan Fakultas Psikologi UP45 Yogyakarta. Semoga kerjasama yang harmonis ini
terus berlangsung.
Referensi:
Berger, KS. (2000). The
developing person through childhood and adolescence. New York: Worth
Publishers.
Bronfenbrenner, U. (1979).
The ecology of human development experiments by nature and design.
Cambridge, Massachusetts, and London: Harvard University Press.
Patterson, G. R., Reid, J. B., & Dishion, T. J. (1992). Antisocial
boys. Eugene, OR: Castalia.
Siegel, J. & Welsh, B. (2011). Juvenile delinquency: The core. California: Wadsworth.
Verlaan, P., &
Schwartzman, A. E. (2002). Mother's and father's parental adjustment: Links to externalizing behavior problem in sons and daughters.
The International Journal of Behavioral Development, 26, 214-224.
Suggested
citation:
Widiantoro, F. W. (2017). Tindak kekerasan pada remaja. RRI Yogyakarta. 19 Juli 2017.
1 Comments
Assalamualaikum Nama saya Kemala Jayachandra Dari Jakarta selatan Indonesia e-mail: kemalajayachandra438@gmail.com Saya berterima kasih kepada ALLAH untuk membuat kesedihan saya berakhir melalui RYAN CEANIC LOAN FIRM untuk beberapa waktu sekarang perdagangan saya telah turun dan saya telah mencari pinjaman besar untuk meningkatkan perdagangan saya kembali, saya telah ditipu berkali-kali semua janji saya pada pinjaman tetapi mereka selalu menipu dan berbohong kepada saya, jadi saya bertemu RYAN CEANIC dan memberi saya pinjaman Rp 1 miliar (Rp 1.000.000.000), saya hanya melakukan pembayaran untuk asuransi pinjaman dan biaya transfer sebelum pinjaman saya ditransfer ke rekening saya, mereka yang mencari pinjaman harus hati-hati karena 75% dari pinjaman online itu palsu, bagi mereka yang mencari pinjaman harus menghubungi RYAN CEANIC LOAN FIRM adalah 100% peminjam pinjaman online, E-mail: ryanceanicloanfm@protonmail.ch Whatsapps: +4915772501298
ReplyDeleteTidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji