Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

MENJADI ORANGTUA HEBAT



IMPLEMENTASI KERJASAMA DENGAN RRI YOGYAKARTA


Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta


Menjadi orangtua hebat adalah idaman semua orangtua. Tidak ada orangtua yang menginginkan menjadi orangtua pada level biasa-biasa saja atau yang tidak bermutu. Apa sebenarnya kriteria menjadi orangtua hebat? Kriterianya ada tiga yaitu mampu menjaga anak dan memenuhi kebutuhan anak secara fisik, psikhis dan sosial. Kebutuhan secara fisik yaitu orangtua mampu merawat anak sehingga kondisi fisik anak menjadi sehat dan pertumbuhannya optimal. Anak harus tercukupi kebutuhan fisiknya yaitu makan makanan bergizi (4 sehat 5 sempurna). Bila dilihat dari luar, maka tubuh anak tidak boleh terlalu kurus atau terlalu gemuk (obesitas). Merawat anak dari segi fisik ini sangat tidak gampang, karena anak sering terganggu berbagai jenis makanan tidak sehat yang tampil pada iklan televisi atau jajanan sekolah yang tidak bersih. Jadi, menjadi orangtua hebat dari segi fisik berarti orangtua harus mempunyai pengetahuan yang memadai tentang makanan yang sehat, dan pengetahuan itu diterapkan untuk menyajikan makanan sehat pada anak-anaknya setiap hari.


Menjadi orangtua hebat pada kriteria kedua yaitu tentang psikhis. Hal itu berarti anak harus mendapat kasih sayang yang cukup (tidak berlebihan atau terlalu sedikit). Memberi perhatian berlebihan bisa berarti orangtua memanjakan sehingga semua keinginan anak dikabulkan, namun juga bisa berarti orangtua terlalu protektif (melindungi / membatasi) pada anak. Orangtua yang terlalu protektif akan menyebabkan anak menjadi kurang luas proses belajarnya. Anak memang harus mengalami proses gagal dan berhasil, agar ia mampu menguasai suatu ketrampilan. Ketika anak gagal menguasai suatu ketrampilan, maka orangtua harus terus memberi semangat agar anak bersedia kembali belajar ketrampilan itu. Bila anak berhasil dalam menguasai ketrampilan, maka orangtua tidak boleh pelit memberi pujian. Kriteria psikhis ini adalah kriteria yang paling sulit, karena sangat banyak orangtua yang belum terampil menjadi orangtua, meskipun sudah mempunyai beberapa anak. Jadi menjadi orangtua hebat dari segi psikhis berarti orangtua yang tidak pernah lelah untuk belajar tentang pendidikan pada anak (parenting). Pengetahuan tentang pendidikan pada anak itu harus diterapkan untuk merawat anak pada kehidupan sehari-hari.

Menajdi orangtua hebat pada kriteria ketiga yaitu tentang sosial. Hal itu berarti anak harus mendapat ketrampilan bersosialisasi yang sehat dengan teman-temannya. Ketrampilan bersosialisasi ini memang harus diajarkan. Anak harus belajar tentang cara meminta maaf pada teman ketika ia melakukan suatu kesalahan. Anak juga belajar memuji teman ketika teman melakukan suatu hal yang lebih baik daripada dirinya. Anak juga belajar mengucapkan terima kasih ketika ia menerima suatu pemberian dari temannya. Ketrampilan sosial ini nampaknya sepele, namun ternyata sangat sulit untuk dikuasai. Buktinya sekarang ini sangat banyak anak yang dinilai oleh lingkungan sosialnya sebagai anak yang tidak tahu diri, tidak tahu sopan-santun, dan justru menjadi pengaruh buruk bagi teman-temannya.

Siaran di RRI Kotabaru Yogyakarta yang dilakukan pada 31 Januari 2018 pukul 20.00-21.00 ini melibatkan seorang yang sangat istimewa. Beliau adalah ibu Putri, seorang staf devisi kerjasama di UP45. Beliau menjadi tamu istimewa pada acara Forum Dialog Psikologi, karena beliau pernah menjadi guru PAUD teladan di Sleman. Sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang didirikan oleh ibu Putri ini menarik, karena sifatnya suka-rela serta dilaksanakan selama 3 hari dalam satu minggu. Oleh karena dirsa penting kehadiran PAUD yang didirikan ibu Putri tersebut, maka para orangtua yang anaknya bersekolah di PAUD tersebut bergotong-royong merawat PAUD tersebut. Jadi dalam hal ini ibu Putri berhasil memunculkan kepedulian sosial para orangtua yang tinggal di dekat sekolah PAUD tersebut. Ini adalah upaya yang sangat sulit, mengingat karakter orangtua jaman sekarang adalah egois (mementingkan diri sendiri). Orangtua merasa sudah membayar mahal pada PAUD jadi sudah seharusnya PAUD itu memperhatikan siswa-siswanya.

Selain karena pernah menjadi guru PAUD teladan, alasan ibu Putri terlibat dalam kegiatan di RRI kali ini adalah karena beliau sangat mengenal perilaku para orangtua yang kurang terpuji dalam merawat anak-anaknya. Tidak sedikit orangtua yang egois dalam mendidik anak-anaknya. Bahkan orangtua lebih peduli apda gadgetnya daripada membina komunikasi dengan anak-anaknya. Contoh perilaku orangtua yang tidak terpuji adalah menunggui anak-anaknya belajar sambil memainkan gadget. Muka orangtua lebih tertuju pada gadget daripada menatap muka anaknya. Anak merasa kurang dihargai, kurang diperhatikan oleh orangtuanya.

Acara yang berlangsung di RRI Kotabaru ini berlangsung meriah. Hal ini karena para pendengar mengirimkan berbagai pertanyaan dan menelepon langsung kepada ibu Putri yang piawai mengelola anak-anak. Tercatat ada 4 pertanyaan yang harus dikupas oleh Ibu Putri. Satu pertanyaan dari ibu Rahayu di Parangtritis yang menanyakan tentang cara-cara mendidik anak dengan bijaksana. Siaran di RRI ini dapat berlangung karena da kerjasama antara RRI Yogyakarta dengan Fakultas Psikologi UP45. Semoga siaran setiap hari Rabu ini terus berlangsung dengan lancar, karena membawa dampak positif pada masyarakat.

Post a Comment

0 Comments