KEGIATAN PENGABDIAN DOSEN & MAHASISWA UP45
DI RADIO SONORA YOGYAKARTA
Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA
Fakultas Psikologi UP45
Yogyakarta
Tradisi mudik tahun ini terpaksa ditiadakan untuk mencegah penularan Covid-19. Pertemuan antar anggota keluarga besar pun harus tertunda. Bagaimana agar dapat tetap menjalin tali persodaraan meski tidak dapat bertemu secara langsung? Tema tantang hormat pada Kakek-Nenek di kampung meski tidak mudik, dibahas dan disiarkan secara langsung hasil kerjasama UP45 dengan Radio Sonora 97.4 FM Yogyakarta (11/5/2021).
“Hormat dapat diartikan sebagai sikap sopan, menghargai kepada orang lain. Biasanya dilakukan oleh anak terhadap Orang yang lebih tua”, ungkap Ningnurani, S.Psi., Mahasiswa Pascasarjana UNY, sebagai salah satu pembicara.
Lebih dijelaskan bahwa adanya peraturan untuk tidak mudik di kampung hendaknya tetap tidak mengurangi nilai silahturahmi. “Teknologi komunikasi yang ada saat ini dengan mudah, murah dan sederhana, dapat meMbakntu kita dalam berkabar kepada keluarga di kampung”, jelas Ani, yang juga sebagai Founder dan Owner Janitra Yosita Perjuangan, dan Alumni Psikologi UP45.
Masyarakat hendaknya mampu memahami kondisi pandemi yang terjadi saat ini. Kesadaran untuk tidak mudik ke kampung halaman sebagai salah satu upaya mencegah penularan Covid 19.
Meskipun tidak dapat bertemu langsung dengan keluarga, diharapkan tetap ada komunikasi yang baik. Dukungan antara keluarga besar sangatlah penting. Adanya komunikasi, perhatian antara cucu dan Kakek-Nenek dapat menyehatkan mental para lansia tersebut.
Berikut merupakan rangkuman dari ragam interaktif pendengar radio saat acara berlangsung dan tanggapan dari penulis dan pembicara lainnya.
1. Mbak Nisa, di Jakal. Bagaimana memberi pengertian, bahwa Lebaran yang selama ini identik sungkeman namun saat ini tidak dapat dilakukan karena ada peraturan tidak boleh mudik?
Jawaban: Sungkeman merupakan salah satu ekspresi hormat yang ditunjukkan dengan sikap tubuh. Tentunya, ekspresi hormat tetap dapat kita lakukan dengan ragam cara, ketika terhalang oleh jarak. Misal dengan menyatakan melalui telepon dan media komunikasi lainnya.
2. Mbak Andrea, di Jogja. Saya anak perantauan, tahun ini tidak bisa mudik. Sedangkan sinyal di tempat Nenek saya di kampung tidak lancar. Bagaimana menghadapi kondisi tersebut?
Jawaban: Sebagai perantau tentu telah mempertiMbakngkan segala konsekwensi yang harus dihadapi. Rasa hormat juga dapat terus kita bangun dalam diri kita melalui pemahaman dan memanjatkan doa dan permohonan, harapan agar yang terbaik yang terjadi bagi semua yang kita hormati. Terus berusaha agar dapat segera mencapai kesuksesan di daerah rantau sebagai wujud rasa hormat yang sesungguhnya pada keluarga.
3. Mbak Kafi, di Bantul. Sebelum pandemi, ada kebiasaan acara pertemuan Trah keluarga dari Kakek. Tapi sekarang acara tersebut tidak dapat dilaksanakan. Alternatif yang dilakukan yaitu dengan membuat WA group keluarga.
Jawaban: WA group keluarga dapat menjadi alternatif untuk terus dapat menjalin komunikasi yang baik dengan semua anggota keluarga.
4. Mas Nugroho, di Turi. Adanya larangan mudik, setidaknya kita tetap dapat menanamkan pada anak-anak untuk memberi salam kepada keluarga besar dan Kakek-Nenek nya..
Jawaban: Saling memberi salam melalui berbagai media komunikasi yang ada dapat terus dilakukan.Tugas Orang tua untuk terus menjadi perantara agar terjadi hubungan yang baik antara cucu dan Kakek- Nenek nya.
Siaran ini terlaksana berkat kolaborasi beberapa dosen dan mahasiswa UP45 yakni:
§ Dosen Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA sebagai nara sumber utama
§ Dosen Dr. Arundati Shinta sebagai kontibutor ide dan acara, serta publikasi.
§ Mahasiswa Tris Sabila Rahmah sebagai disainer poster
Pendengar yang telah mengirim pertanyaan menarik dan beruntung mendapat hadiah berupa pulsa cellular yaitu pemilik nomor 085…36. Terima kasih kepada seluruh Sahabat Sonora 97.4 FM Yogyakarta.
Widiantoro, FW (11 Mei 2021)
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji