Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

PENGARUH PSIKOLOGIS ORANG TUA ANAK BERBAHASA BILINGUAL

KEGIATAN PENGABDIAN DOSEN & MAHASISWA UP45

DI RADIO SONORA YOGYAKARTA

Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA

Fakultas Psikologi UP45

Yogyakarta


Bilingual merupakan kemampuan individu yang menguasai dua bahasa atau lebih. Pentingnya penguasaan bahasa asing di era globalisasi saat ini berpengaruh pada keinginan bagi sebagian orang tua agar anak-anak nya mampu menguasai berberapa bahasa. Tema Pengaruh psikologis orang tua anak berbahasa bilingual, dibahas dan  disiarkan secara langsung hasil kerjasama UP45 dengan Radio Sonora 97.4 FM Yogyakarta (27/4).

“Dalam mengajarkan bahasa asing, perlu memperhatikan kondisi psikologis dan tahap perkembangan kemampuan berbahasa anak”, demikian dijelaskan Oneng Nawaningrum, S.Psi., MA., Psikolog sebagai salah satu pembicara.

Lebih dijelaskan oleh ibu Oneng bahwa dalam mengajarkan bahasa asing Orang tua hendaknya memperhatikan proses pendidikan lanjutan bagi kemampuan bahasa anak. Pemilihan lingkungan belajar yang tepat agar anak dapat berkomunikasi dengan baik. Bila di lingkungan sosial pendidikan, anak tidak mau berkomunikasi dengan baik maka beresiko akan mendapat predikat sebagai anak nakal, dan sebagainya. Maka yang terpenting yaitu menjaga kesehatan mental, dan fisik anak.

"Bila Orangtua tidak dapat mengimbangi perkembangan kemampuan bahasa anak, maka anak akan menjadi stres, komunikasi antara orang tua dan anak juga menjadi bermasalah”, ungkap ibu Oneng yang juga sebagai  Psikolog Klinis RS. Hermina Yogya, RS. Happy Land Yogya, dan Biro CMT Yogya.

 


Berikut merupakan rangkuman dari ragam pertanyaan pendengar radio saat acara berlangsung dan tanggapan dari penulis dan pembicara lainnya.

1)    Mba Candra, di Jogja. Saya dari keluarga beda etnis yaitu Jawa dan Madura. Keluarga membiasakan saya menggunakan bahasa Indonesia. Hingga usia 20 tahun ini, saya tidak dapat berbahasa Jawa maupun bahasa Madura. Bagaimana sebaiknya dalam mengajarkan bahasa asing kepada anak?

Jawaban: Dalam mengajarkan bahasa asing kepada anak sebaiknya bila kemampuan bahasa utama atau bahasa ibu pada diri anak telah matang. Usia kematangan bahasa pada anak yaitu usia 3 tahun. Selanjutnya berikan kebebasan bagi anak untuk mencoba berbicara dalam bahasa asing.

2)    Ibu Aura, di Jogja. Teman saya memiliki anak usia 2 tahun yang belum mampu berbicara. Maka berkeinginan untuk memasukkan anak pada sekolah Daycare. Apakah hal tersebut tepat?

Jawaban: Penting memperhatikan kronologis masa kelahiran anak. Terlebih dulu harus mengetahui, Apakah fase perkembangan bahasa sudah berjalan dengan semestinya? Apakah ada keterlambatan perkembangan? Bagaimana kondisi lingkungan sosial anak, misal Orang tua yang sibuk bekerja dan kurang berkomunikasi dengan anak. Bagaimana kondisi otak anak? Apakah anak telah mendapat stimulasi dengan tepat? Bila belum mendapat stimulasi yang tepat maka bukan ke Daycare melainkan anak butuh praktisi. Baik bila anak diajak ke psikolog, rumah sakit untuk mengetahui kondisi tersebut.  

3)    Mba Herlinda, di Bantul. Usia berapa yang tepat untuk mengajarkan bahasa asing kepada anak?

Jawaban: Usia tidak dapat menjadi ukuran. Lebih penting untuk memperhatikan perkembangan kemampuan bahasa utama atau bahasa ibu yang harus matang terlebih dulu karena akan berpengaruh pada kemampuan sosial anak.

4)    Mas Hasta, di Jogja. Apakah dampak positif, serta negatif dari mengajarkan bahasa asing pada anak?

Jawaban: Dampak positif jauh lebih banyak daripada dampak negatif. Era globalisasi seperti saat ini, tuntutan dalam dunia kerja membutuhkan kemampuan multi bahasa.

5)    Ibu Ira, di Condong Catur. Saya memiliki sepupu yang punya anak usia 3 SD. Anak tersebut senang berbahasa Inggris. Sedangkan Eyang nya tidak bisa berbahasa Inggris. Maka anak tersebut tidak suka bila diajak Orang tuanya untuk bertemu dengan Eyangnya. Bagaimanakah menghadapi hal tersebut?

Jawaban: Anak tidak suka ketika diajak bertemu Eyangnya, hal tersebut menjadi sebuah permasalahan. Bila lingkungan tidak dapat memberi dukungan terhadap perkembangan kemampuan anak maka Orang tua hendaknya mampu mengembalikan rasa aman bagi anak. Misal dalam kasus tersebut anak diajak untuk mengajarkan bahasa inggris kepada Eyang, dan sebagainya.

Siaran ini terlaksana berkat kolaborasi beberapa dosen dan mahasiswa UP45 yakni:

§  Dosen Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA sebagai nara sumber utama

§  Dosen Dr. Arundati Shinta sebagai kontibutor ide dan acara, serta publikasi.

§  Mahasiswa Tris Sabila Rahmah sebagai disainer poster.

Pendengar yang telah mengirim pertanyaan menarik dan beruntung mendapat hadiah berupa pulsa cellular yaitu pemilik nomor 081…36. Terima kasih kepada seluruh Sahabat Sonora 97.4 FM Yogyakarta.

 

Widiantoro, FW (27 April 2021)

 

Post a Comment

0 Comments