Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Galau Vs Desonansi Kognitif


Elisa 
Fakultas Psikologi UP 45

Kegigihan Bapak Penjual Kronjot dari Dlingo (foto : Elisa)
Terkadang aku berfikir. Bukankah hidup ini sudah sulit. Kenapa orang semakin mempersulit hidup mereka.
Terkadang melakukan desonansi kognitif itu perlu menurutku. Analoginya ketika aku mengalami masalah yang membuatku menangis berdarah-darah. Apakah aku harus mengaktualisasikannya dengan pakaian robek compang-camping, rambut acak-acakan, kemudian mataku sembab sampai tidak bisa "melek". tidakkan?!.
Seandainya itu benar, itu sama saja kita meng-amini apa yang telah terjadi. katanya kekuatan pikiran itu lebih kuat. So, ketika benar-benar galau atau cemas tingkat dewa-dewi, yang perlu kita lakukan adalah melakukan desonansi kognitif tadi.
Contoh desonansi kognitif itu misalnya : Ketika kita diputus do'i, tertawalah. PD lah dengan ke-gesehan-mu. Sedikit curcol, karena aku ingin menjadikan yang baca status ini menjadi orang bijak (katanya orang yang bijak orang yang dapat mengambil hikmah dari hidup orang lain).
Dulu pernah mengalami keterpurukan hingga berdarah-darah. Sampai-sampai ditulis status betapa galaunya saat itu. Setelah di pikir-pikir lagi itu hal yang buang-buang menurut Saya. Selain membuat orang yang membaca muak, juga menunjukkan kepribadian kita lho.. nah loh...
Hidup itu mudah kok. Coba siapa yang bilang hidup itu sulit?. Jika ada yang ngomong gitu, jangan dengarkan. Mereka hanya takut pada dirinya sendiri. Hidup itu mudah jika kita berani mengambil keputusan dan terlibat dalam menyelesaikan permasalhan hidup kita. INGAT ya, ketika menghadapi masalah kognisi kita banyak berfikir. Sebagian besar ketakutan-ketakutan itu berasal dari cara berpikir kita. MEMUTUSKAN ITU MUDAH!. hanya dalam hitungan detik kita sudah bisa memutuskan. Sebenarnya, berfikir yang menghabiskan banyak waktu.
Meskipun berfikir itu perlu, tapi yang sangat dibutuhkan adalah tindakan nyatamu dalam terjun menghadapi semua rintangan di depan.

Post a Comment

1 Comments

  1. Diputus do'i kok tertawa, ya sedih dong. Kita bisa ketawa lagi, kalau ketemu do'i berikutnya yang ganteng seperti Tom Cruise. Iya kan? Ngaku aja deh.

    ReplyDelete

Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji