Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Diskusi merupakan salah satu
metode pengembangan wawasan mahasiswa dalam belajar dunia keorganisasian. Dalam
proses diskusi seseorang bisa berupa mengetahuan. Dimana setiap kali diskusi
memiliki kelemahan dan juga kelebihan yg kita miliki. Adannya forum diskusi menggiring
seseorang akan lebih mudah berinteraksi dengan orang lain.
Ketika diskusi kita di tuntut untuk berfikir cepat, tepat dan
akurat. Kecepatan berfikir inilah yang sangat sulit untuk kita kembangkan, karena
kemampuan berfikir cepat terkadang hanya muncul pada saat-saat tertentu,
seseorang tentu akan lebih mudah menumbuhkan sifat berfikir cepat apabila
kondisi dalam pikirannya tenang, tidak merasa tertekan, dan mempunyai wawasan
yang luas untuk modal pengembangan berfikir.
Kodrat manusia sebagai
makhluk yang paling mulia dari mahkluk tuhan yang lain yakni kelebihannya
dalam berfikir, mamilih sesuatu yang
baik dengan pertimbangan-pertimbangan yang rasional dan bijaksana. Namun di
samping itu keberadaan setiap manusia tidak akan bisa terlepas dari dua sifat
yakni sifat takut dan sifat berani. Dua sifat ini mutlak di miliki setiap
manusia dan bahkan mahluk-mahluk Tuhan yang hidup di dunia ini. Seorang
panglima perang yang mempunyai karakter tangguh dan tegas dalam menghadapi
musuh yang di hadapinya tentu saja masih
mempunyai rasa takut salah bertindak. Disinilah esensial dari arti
sebuah keberanian. Seseorang dianggap berani apabila dia bisa melakukan sesuatu
yang menurut orang lain dianggap sulit dan berisiko besar. Relasi antar
keberanian dan diskusi sangat erat hubunganya, dalam diskusi seseorang tidak
hanya di tuntut untuk berpikir cepat tapi juga harus mempunyai keberanian dalam
mempertanggungjawabkan argumentasi yang telah di sampaikanya, seorang yang
pintar dalam suatu bidang ilmu namun dia tidak mempunyai mental berani untuk
mengungkapkan apa yang diketahuainya ini sama halnya dengan membiarkan
kemampuan kita terkikis dengan sifat ketakutan yang kita miliki, karena ketika
rasa takut kita melebihi kemampuan kita untuk menguasai diri tentu akan
mengambil alih segala sesuatu yang kita miliki (takeover).
Contoh sedarhana saat kita
hendak berbicara di publik dengan persiapan yang matang dan penguasaan terhadap
materi sudah mencukupi, namun ketika kita mulai maju semua mata tertuju ke kita
tentu ada semacam rasa minder, takut salah, grogi yang pada akhirnya menjadi
demam panggung. Tentu saja semua persiapan yang telah kita miliki sebelumnya
akan hilang termakan rasa takut kita, sehingga kita tidak bisa tampil sesempurna
mungkin di acara tersebut,
Mengapa hal tersebut
terjadi??? Mungkin pertanyaan ini cukup mewakili dari sebagian orang yang
menderita penyakit demam panggung (mental krupuk). Salah satu alasan yang
paling dominan mengapa hal tersebut bisa terjadi adalah karena seseorang
cenderung menghakimi dirinya sendiri, cenderung menganggap dirinya rendah, dan
menganggap orang lain sangat sempurna. Hal ini lah yang mencegah kita untuk
tampil prima di depan orang lain. Lantas bagaimana cara untuk mengatasi hal
tersebut?? Sudah tentu kita harus mampu meyakinkan diri kita kalau sesungguhnya
kita bisa. Apresiasi diri sangat di butuhkan oleh seseorang. Ketika seseorang mempunyai
pemikiran “dirinya bisa dan orang lain belum tentu bisa” ini akan semakin
menumbuhkan rasa berani kita. Seperti yang orang-orang Madura katakana anggep
oreng-oreng laen bheto (anggaplah setiap orang yang kita hadapi itu batu) ungkapan ini memberi cerminan bagi kita semua
bahwa segala sesuatu yang kita lakukan
belum tentu orang lain bisa. jadi kesimpulan sederhananya jangan pernah
menghakimi diri kita sendiri dengan anggapan kalau orang lain jauh lebih baik
dari kita.
Maka dari itu marilah kita
mulai melatih mental kita untuk tampil baik dalam menyampaikan sesuatu di depan
public. Mental berani akan lebih mudah terbentuk dari kebiasaan kita berdiskusi
dengan orang-orang di lingkungan sekitar kita karena ketika kita sudah terbiasa
menyampaikan argumentasi dengan orang-orang yang sudah kita kenal akan lebih
memperkecil rasa takut kita ketika menghadapi orang-orang yang masih asing bagi
kita, so, gunakanlah kemampuan berfikir kita untuk membesarkan diri kita, bukan
menakut-nakuti diri kita sendiri. Jiwa pemberani adalah jiwa yang mampu meminimalisir
resiko sekecil mungkin. Lakukanlah apa yang kamu takuti lalu perhatikan apa
yang terjadi,,, .. good luck
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji