Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

DISKUSI SEBAGAI METODE DASAR MELATIH BERFIKIR CEPAT

Ahmad Yani
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Diskusi merupakan salah satu metode pengembangan wawasan mahasiswa dalam belajar dunia keorganisasian. Dalam proses diskusi seseorang bisa berupa mengetahuan. Dimana setiap kali diskusi memiliki kelemahan dan juga kelebihan yg kita miliki. Adannya forum diskusi menggiring seseorang akan lebih mudah berinteraksi dengan orang lain.
Ketika diskusi kita  di tuntut untuk berfikir cepat, tepat dan akurat. Kecepatan berfikir inilah yang sangat sulit untuk kita kembangkan, karena kemampuan berfikir cepat terkadang hanya muncul pada saat-saat tertentu, seseorang tentu akan lebih mudah menumbuhkan sifat berfikir cepat apabila kondisi dalam pikirannya tenang, tidak merasa tertekan, dan mempunyai wawasan yang luas untuk modal pengembangan berfikir.
Kodrat manusia sebagai makhluk yang paling mulia dari mahkluk tuhan yang lain yakni kelebihannya dalam  berfikir, mamilih sesuatu yang baik dengan pertimbangan-pertimbangan yang rasional dan bijaksana. Namun di samping itu keberadaan setiap manusia tidak akan bisa terlepas dari dua sifat yakni sifat takut dan sifat berani. Dua sifat ini mutlak di miliki setiap manusia dan bahkan mahluk-mahluk Tuhan yang hidup di dunia ini. Seorang panglima perang yang mempunyai karakter tangguh dan tegas dalam menghadapi musuh yang di hadapinya tentu saja masih  mempunyai rasa takut salah bertindak. Disinilah esensial dari arti sebuah keberanian. Seseorang dianggap berani apabila dia bisa melakukan sesuatu yang menurut orang lain dianggap sulit dan berisiko besar. Relasi antar keberanian dan diskusi sangat erat hubunganya, dalam diskusi seseorang tidak hanya di tuntut untuk berpikir cepat tapi juga harus mempunyai keberanian dalam mempertanggungjawabkan argumentasi yang telah di sampaikanya, seorang yang pintar dalam suatu bidang ilmu namun dia tidak mempunyai mental berani untuk mengungkapkan apa yang diketahuainya ini sama halnya dengan membiarkan kemampuan kita terkikis dengan sifat ketakutan yang kita miliki, karena ketika rasa takut kita melebihi kemampuan kita untuk menguasai diri  tentu akan  mengambil alih segala sesuatu yang kita miliki (takeover).

Contoh sedarhana saat kita hendak berbicara di publik dengan persiapan yang matang dan penguasaan terhadap materi sudah mencukupi, namun ketika kita mulai maju semua mata tertuju ke kita tentu ada semacam rasa minder, takut salah, grogi yang pada akhirnya menjadi demam panggung. Tentu saja semua persiapan yang telah kita miliki sebelumnya akan hilang termakan rasa takut kita, sehingga kita tidak bisa tampil sesempurna mungkin di acara tersebut,
Mengapa hal tersebut terjadi??? Mungkin pertanyaan ini cukup mewakili dari sebagian orang yang menderita penyakit demam panggung (mental krupuk). Salah satu alasan yang paling dominan mengapa hal tersebut bisa terjadi adalah karena seseorang cenderung menghakimi dirinya sendiri, cenderung menganggap dirinya rendah, dan menganggap orang lain sangat sempurna. Hal ini lah yang mencegah kita untuk tampil prima di depan orang lain. Lantas bagaimana cara untuk mengatasi hal tersebut?? Sudah tentu kita harus mampu meyakinkan diri kita kalau sesungguhnya kita bisa. Apresiasi diri sangat di butuhkan oleh seseorang. Ketika seseorang mempunyai pemikiran “dirinya bisa dan orang lain belum tentu bisa” ini akan semakin menumbuhkan rasa berani kita. Seperti yang orang-orang Madura katakana  anggep oreng-oreng laen bheto (anggaplah setiap orang yang kita hadapi itu batu)  ungkapan ini memberi cerminan bagi kita semua bahwa segala sesuatu yang kita lakukan  belum tentu orang lain bisa. jadi kesimpulan sederhananya jangan pernah menghakimi diri kita sendiri dengan anggapan kalau orang lain jauh lebih baik dari kita.
Maka dari itu marilah kita mulai melatih mental kita untuk tampil baik dalam menyampaikan sesuatu di depan public. Mental berani akan lebih mudah terbentuk dari kebiasaan kita berdiskusi dengan orang-orang di lingkungan sekitar kita karena ketika kita sudah terbiasa menyampaikan argumentasi dengan orang-orang yang sudah kita kenal akan lebih memperkecil rasa takut kita ketika menghadapi orang-orang yang masih asing bagi kita, so, gunakanlah kemampuan berfikir kita untuk membesarkan diri kita, bukan menakut-nakuti diri kita sendiri. Jiwa pemberani adalah jiwa yang mampu meminimalisir resiko sekecil mungkin. Lakukanlah apa yang kamu takuti lalu perhatikan apa yang terjadi,,, .. good luck
                                                                                              

Post a Comment

0 Comments