Heriyanto
Fakultas Ekonomi
Universitas Proklamasi 45
yogyakarta
Foto : Heriyanto |
Prinsip fotografi adalah memfokuskan
cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap
cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat
akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan
(selanjutnya disebut lensa). Agar dapat menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan
gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran
pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya
tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA
Sedikit pengetahuan tentang
ISO/ASA tentunya dalam dunia fotografi harus mengenal istilah ISO yang dulunya
dengan istilah ASA. ISO yang merupakan singkatan dari Internatinal Standard
Organization menyatakan standar kepekaan sebuah film pada kamera analog dan CCD
pada kamera digital. Fungsinya adalah untuk mengatur sensivitas kamera pada
cahaya. Bilangan ISO adalah angka yang mengindikasikan seberapa
besar kepekaan film atau CCD pada kamera digital terhadap cahaya. Semakin kecil angka ISO
semakin rendah kepekaan pada cahaya, begitu sebaliknya. Pemilihan ISO bukan
hanya kondisi suatu cahaya yang ada, tetapi juga memperhitungkan
pencapaian suatu efek tertentu dalam pemotretan dan tujuan melakukan
pemotretan.
ISO dalam fotografi ada 4 kelompak yang
dapat dipilih dan digunakan:
- Slow atau kecepatan lambat (ISO 25 – 64) kelompok ini biasa digunakan dalam pemotretan yang menghasilkan butiran atau cetakan yang halus dan berkontras rendah, biasanya di pilih fotografer untuk memotret arsitektur dan benda-benda mati
- Medium atau sedang (ISO 100 – 200) kelompok ini yang paling sering digunakan karena itu kelompok yang paling popular. ISO ini sangat ideal untuk digunakan ditempat terbuka seperti pemandangan pegunungan.
- Fast atau cepat (ISO 400 – 800) film ini memiliki kemampuan yang baik untuk mengatasi suatu keadaan dalam pemotretan yang agak kurang cahaya, jenis ini akan menghasilkan cetakan butiran yang agak kasar. Tetapi dengan menggunakannya memungkinkan memotret benda-benda yang bergerak cepat dengan baik dan tajam. Misalnya pembukaan dengan diafragma f;2.8 yang mampu mengaburkan latar belakang. Umumnya foto-foto yang diambil dengan menggunakan cahaya yang alami atau natural light akan memberikan hasil yang baik dan menarik
- Ultra fast atau sangat cepat (ISO 1000 keatas) Dirancang untuk mengatasi suatu keadaan pemotretan dimana cahaya yang ada saat pemotretan sangat rendah atau pemotretan dengan cahaya seadanya. Menghasilkan butiran-butiran yang tampak kasar. Terlebih bisa dicetak besar. Namun dalam perkembangan, cepat atau sangat cepat dapat diperbaiki sehingga mampu mengahasilkan mutu yang tak kalah dengan yang sedang. ISO hanya ditunjukkan untuk pemotretan yang cahayanya rendah. Tetapi juga untuk pemotretan yang mengandung gerak sangat cepat, sehingga dapat membekukan gerakan seperti gerakan-gerakan dalam olahraga serta menawarkan pemikiran kreatif dengan sengaja menampilkan efek butiran atau pecahnya suatu efek yang dianggap sebagai unsur seni.
Meskipun pemilihan ISO tidak
terlalu diperhatikan atau tidak menjadikan suatu masalah. Khususnya para
wartawan hendaknya jadi perhatian bagi fotografer yang pengen menghasilkan
cetakan dan butiran yang halus. Karena itu pembagian ISO diatas selayaknya
diketahui dengan baik. Sehingga dalam
pemotretan dapat dengan mudah menentukan atau memilih film yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan yang akan dicapai. Karena sesungguhnya
keberhasilan suatu foto tak lepas dari kemampuan pemotret dalam menentukan
pilihan penggunaan ISO. Semoga pengetahuan ini memberikan manfaat. Tunggu artikel selanjutnya. God
bless you all.
2 Comments
belajar foto bareng yuk, di
ReplyDeletemaribelajarfoto.wordpress.com
Terima kasih atas infonya :)
ReplyDeleteTidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji