By : Aristanti Oktavia Dewi
Teknik Perminyakan / Universitas Proklamasi 45
Sebelum dilakukan pekerjaan gas lift di lapangan, dapat dilakukan
desain ga lift secara manual, yaitu dengan memplotnya pada kertas transparan
(kalkir). Kertas transparan ini dibutuhkan untuk menjiplak kurva pressure
traverse saat penentuan titik injeksi. Berikut adalah prosedur penentuan titik
injeksi secara manual:
1.1 Penentuan Titik Injeksi
Gambar 1.1. Plot dari Desain Continuous Gas Lift3) |
1. Buat sumbu kartesian pada kertas transparan
yang sesuai dengan skala pressure
traverse
2. Anggap
aliran satu fasa, hitung nilai Pwf --> Pwf = Ps-(ql/PI)
3. Tarik garis datar pada kedalaman (D).
4. Plot titik (Pwf, D)
5. Gunakan pressure
traverse yang sesuai dengan nilai laju produksi, kadar air, dan ukuran tubing yang sudah ditentukan.
6.
Pilih garis gradient aliran untuk GLR sesuai dengan
GLR dari formasi (GLRf).
7. Tentukan
kedalaman ekivalen Pwf pada kurva.
8. Tempatkan titik
(Pwf, D) diatas kertas transparan, tepat diatas titik kedalaman ekivalen.
9.
Jiplak kurva gradient aliran pada GLR.
10.
Tentukan
gradien tekanan gas (Ggi)
dari Gambar 2.34, berdasarkan spesific grafity (ᵞgi) dan tekanan injeksi gas (Pso).
11.
Pada kedalaman
(D), tekanan gas dalam annulus adalah : PDepth = Pso+ D (Ggas)/1000
12.
Plot titik (PDepth , D)
13.
Hubungan titik
(Pso,0) dengan titik (PDepth , D)
garis ini memotong kurva gradient aliran
di titik keseimbangan.
14.
Telusuri garis gradient terdekat dari titik keseimbangan, kemudian didapatkan titik injeksi (Pi , Di )
1.2. Penentuan Jumlah Gas Injeksi
1.
Plot titik (Pwh,0), kemudian hubungkan dengan titik injeksi.
2.
Dengan menggeser kertas transparan keatas / kebawah cari nilai GLRt
yang sesuai dengan garis penghubung
(Pwh,0) dengan titik injeksi.
3.
Gas injeksi yang diperoleh adalah :
qgi= ql(GLRt-GLRf) scf/day
1.3. Penentuan Kedalaman Katup-Katup
1.
Hitung
jarak katub maksimal disekitar titik injeksi
∆Dv = ∆Pd/Gs
2.
Gambar desain
tubing line sebagai berikut
: P1 = Pwh + 0,20 Pso , P2 = Pwh + , kemudian gunakan nilai P terbesar. Hubungkan titik-titik (P2,0) dan (Pi,Di).
3.
Berdasarkan
harga Pko dan spesific garfity gas injeksi tentukan gradien gradien tekanan gas.
4.
Plot titik (Pko,0) pada kertas transparan dan buat garis gradien tekanan
gas, mulai dari Pko dengan menggunakan gradient tekanan gas yang diperoleh dari
langkah 4.
5.
Plot
titik (Pso,0) pada kertas transparan. Mulai dari (Pso,0) buat garis gradien tekanan yang sejajar
dengan garis gradient tekanan.
6.
Dari
titik (Pwh,0) buat garis gradient statik dalam sumur berdasarkan harga gardient static yang
diketahui.
7.
Penentuan
letak katub sembur buatan pertama
a. Perpanjang garis gradien static dalam sumur sampai
memotong garis gradient tekanan gas yang melewati titik (Pko,0) langkah 5.
b. Letak katub injeksi pertama ditentukan dengan menelusuri
garis gradient static diatas mulai dari titik potong langkah 7.a sejauh 50 psi. Titik katub injeksi pertama berkoordinat (P1,D1).
8.
Penentuan
Letak Katub sembur buatan berikutnya
a. Buat garis horizontal
kekiri dan titik (P1,D1) sampai memotong garis
perencanaan tekanan tubing dari langkah 2.
b. Dari perpotongan
tersebut buat garis gradient tekanan statik yaitu garis yang sejajar dengan garis gradient static di langkah 6.
c. Perpanjang garis dari
langkah 8.b sampai memotong garis gradien tekanan gas yang dibuat elalui titik
(Pso,0).
d. Titik potong tersebut
adalah letak katub berikut dengan koordinat (P2,D2).
e. Kembali kelangkah 8.a
dan ulangi langkah kerja sampai 8.d untuk memperoleh letak katub-katub
berikutnya. Pengulangan
pekerjaan ini dihentikan setelah diperoleh letak katub sembur buatan yang lebih
dalam dari titik injeksi (Pi,Di).
1.4. Penentuan Letak Katup di Daerah
“Bracketing Envelope”
a. Plot
titik [(Pso - ∆Pd), 0]
b. Dari
titik tersebut, buat garis yang sejajar dengan garis gradient tekanan gas yang
melalui (Pso, 0) dari langkah 6.
c. Perpanjang
garis tersebut sampai memotong kurva terpilih dibutir 3.1.2 langkah 3 pada
titik (Pbe, Y).
d. Hitung
Paa = (1 + BE) Pbe
Pbb
= (1 – BE) Pbe
BE = % Bracketing
Envelope = 10 – 20 %
e. Berdasarkan
harga Pwh hitung
Pa
= (1 + BE) Pwh
Pb
= (1 – BE) Pwh
f.
Hubungkan
titik (Paa,Y) dengan titik (Pa,0). Titik potong antara garis ini dengan garis
gradient gas dari langkah 10b adalah batas atas dari Bracketing Envelope.
g. Hubungkan titik (Pbb,Y) dengan titik (Pb,0). Perpanjang
garis ini sampai memotong garis gradient gas dari langkah 10b. Titik
potong ini adalah batas bawah dari Bracketing Envelope.
h. Dari
langkah 2 telah dihitung jarak maksimum antar katup gas lift (∆Dv). Berdasarkan
harga ini, mulai dari batas atas Bracketing Envelope katup-katup gas lift dapat
dipasang sejarak ∆Dv sampai batas bawah Bracketing Envelope.
1.5. Menentukan
Ukuran Port dan Perencanaan Tekanan Buka Katup-Katup Sembur Buatan.
1. Dibagian
kanan atas kertas transparan buat skala temperature pada sumbu tekanan dan plot
dan hubungkan titik (Ts, 0) dan (TD, D).
2. Pada
setiap katup sembur buatan yang diperoleh dari butir 3.1.3., baca
· Kedalaman
katup (Dv)
· Tekanan
gas injeksi dalam selubung (Pvo) yaitu
ü Untuk
katup pertama Pvo1 dibaca dari garis gradient gas yang dibuat mulai dari (Pko,
0) sesuai dengan Dv1.
ü Untuk
katup-katup berikutnya Pvo2 dan seterusnya dibaca dari garis gradient gas yang
dibuat dari (Pso, 0) sesuai dengan Dv2 dan seterusnya.
· Tekanan
tubing (PT) dibaca dari garis perencanaan tekanan tubing butir 3.2
langkah 3b.
· Temperatur
(Tv); Temperatur dibaca pada garis gradient temperatur pada langkah 3 berturut-turut
Tv1, Tv2…, dan seterusnya sesuai dengan masing-masing kedalaman katup Dv1, Dv2…dan
seterusnya.
3.
Tentukan ukuran port setiap katup sembur
buatan dengan menggunakan gambar 2. Cara penggunaan grafik tersebut adalah
sebagaiberikut
a. Mulai
dari Pvo buat garis tegak sampai memotong Pt.
b.
Dari
titik potong ini, buat garis mendatar kekiri.
c. Pada
sumbu qgi, plot qgicoor dan buat garis tegak kebawah
sampai memotong garis mendatar dari langkah 5.c.
d. Ukuran
port yang dipilih adalah titik potong dari langkah 5.d. apabila tidak tepat
pada garis yang tersedia tentukan ukuran port berdasarkan garis yang terdekat.
4.
Menghitung Luas Port (Ap) berdasarkan
ukuran port pada langkah 5 d diatas dengan rumus : Ap = 1/4 x 22/7 x d2
5. Berdasarkan diameter luar tubing dan
diameter dalam selubung pilih ukuran katup sembur buatan. Ukuran yang tersedia
adalah 1½ inch dan 1 inch. Jadi Luas bellow (Ab) :
Untuk ukuran
katup ukuran 1”, Ab = 0,32 in2
Katup ukuran 1½ “,Ab = 0,77 in2
6.
Berdasarkan
ukuran port dan ukuran katup sembur buatan, tentukan harga R dan 1-R untuk
setiap katup, menurut persamaan : R
= Ap/Ab
7. Untuk setiap katup, hitung tekanan dome
(Pd) pada kedalaman katup dengan menggunakan persamaan berikut
Pd@T = Pvo (1-R) + PT R
8.
Hitung
tekanan dome (Pb) untuk setiap katup pada kondisi bengkel (temperatur standar)
menurut persamaan
Pd@60
= Ct Pd@T
Ct ditentukan dari Tabel 3.4
berdasarkan temperatur katup.
9.
Hitung tekanan pembukaan katup sembur
buatan dibengkel menurut persamaan :
PTro = Pd@60 / (1-R)
Catatan:
Langkah kerja dari nomor 3 sampai 11 dapat dilakukan
secara tabulasi.
Referensi:
1. Brown, K.E., “The
Technology of Artificial Lift Methods”, Volume 2A, PennWell Publishing
Company, Tulsa, Oklahoma, 1980.
2. Brown, K.E., “The
Technology of Artificial Lift Methods”, Volume 4, PennWell Publishing
Company, Tulsa, Oklahoma, 1984.
3.
Dewi,
Aristanti O., “Seminar Evaluasi dan Optimasi Produksi Menggunakan Metode Continuous Gas Lift”, Universitas
Proklamasi 45, Yogyakarta, 2016.
4.
Mandala,
Wirawan W., “Metode Pengangkatan Buatan (Gas
Lift)”, -, Yogyakarta, -.
5.
Purwaka,
Edi., “Gas Lift”, Universitas
Proklamasi 45, Yogyakarta, 2011.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji