Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

DAMPAK KENAIKAN BBM PADA GAYA HIDUP MAHASISWA



IMPLEMENTASI KERJASAMA UP45 DENGAN RRI YOGYAKARTA

Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta


Kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) adalah keniscayaan. Hal ini karena harga BBM di dalam negeri sangat terpengaruh oleh harga BBM di luar Indonesia. Pengaruh itu terjadi karena Indonesia kini bukan negara eksportir minyak lagi. Indonesia sudah mengimpor BBM.

Kenaikan harga BBM akan mempengaruhi semua aspek kehidupan di Indonesia. Kenaikan harga BBM sudah menjadi isu nasional. Bila BBM harganya naik maka masyarakat menjadi resah, termasuk mahasiswa. Mahasiswa harus menghadapi beberapa kesukarana sebagai akibat harga BBM naik, antara lain:


  1. Terlambat membayar SPP, karena uang kiriman dari orangtua belum sampai. Di daerah, para orangtua juga kesulitan mendapatkan uang untuk hidup sehari-hari. Persoalan semakin runyam, karena pihak manajemen universitas kadang kala tidak memahami kesulitan-kesulitan para orangtua mahasiswa ini. Bila hal ini terjadi maka angka putus sekolah (drop outs) di kalangan perguruan tinggi menjadi tinggi.

  1. Mahasiswa terlambat membayar uang pondokan. Di Yogyakarta, banyak induk semang yang cukup memahami kesulitan-kesulitan finansial anak semangnya. Mereka bisa menerima keterlambatan, namun hal itu hendaknya tidak sering-sering terjadi.

  1. Mahasiswa harus berhutang pada pemilik warung makan. Seperti halnya pondokan, ada penjual makanan yang mau mengerti kesulitan mahasiswa. Meskipun demikian penundaan pembayaran makanan ini hendaknya tidak terlalu sering terjadi.

  1. Mahasiswa harus menunda pengumpulan tugas-tugas kuliah. Hal ini terjadi karena mahasiswa kurang konsentrasi dalam perkuliahan. Mungkin mereka kelaparan, atau terusir dari pondokannya, atau tidak mempunyai tempat belajar, atau tidak mempunyai uang untuk membeli kertas untuk mengerjakan tugas.

  1. Mahasiswa kesulitan dalam metraktir pacar / gebetannya pada hari Sabtu malam. Pada masa Generasi X, traktir pada pacar antara lain meliputi tiket untuk nonton film di bioskop, makan, dan transportasi. Pada masa Generasi Y dan Z, traktir pada pacar mungkin lebih rumit dan mahal seperti pulsa, bensin, baju, dan ongkos untuk bersenang-senang di tempat rekreasi. Apa pun bentuk tuntutan pacar, kenaikan harga BBM tentu menyusahkan mahasiswa.

Lalu apa yang bisa dilakukan mahasiswa untuk mengatasi kemungkinan buruk akibat kenaikan harga BBM? Berikut beberapa tips yang bisa dicoba, antara lain:

  1. Agar tidak terkena predikat drop outs, maka mahasiswa yang kesulitan membayar SPP harus bertemu muka dengan Wakil Rektor 2 (bagian keuangan dan SDM). Situasi seperti ini tentu tidak cukup bila diatasi pada tingkat fakultas. Universitas yang peduli dan butuh kehadiran mahasiswa, tentu mempunyai kiat-kiat jitu dalam mengatasi ancaman drop outs. Hal ini karena universitas yang mempunyai angka drop outs tinggi akan mendapatkan predikat kurang bagus. Begitu juga universitas yang mempunyai predikat ‘tidak pernah men-do mahasiswa’, reputasinya kurang bagus bahkan dipersepsikan sebagai univesitas buangan. Universitas yang bagus adalah bila pimpinannya mempunyai kegiatan-kegiatan kreatif untuk mencegah mahasiswa drop outs dan sekaligus masa kuliah mahasiswa S1 sekitar 3,5 – 7 tahun.

Bila sudah ‘ditolong’ oleh Wakil Rektor 2, maka mahasiswa juga harus tahu diri. Ia harus belajar dengan rajin dan membuktikan prestasi dengan IP yang tinggi. Para pimpinan universitas akan dengan senang hati dan bersemangat dalam menolong mahasiswa yang pintar namun kesulitasn finansial.

  1. Bila mahasiswa terusir dari tempat pondokan karena tidak sanggup membayar sewa kamar, maka hal yang bisa dilakukan mahasiswa antara lain pindah tidur di kantor UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), menunmpang tidur di pondokan teman, menjadi penjaga rumah ibadah. Bila strategi ini dilakukan maka mahasiswa harus paham bahwa kehidupan privatnya sudah tidak ada lagi. Mahasiswa harus bersedia berbagi hal-hal yang dimilikinya dengan orang lain. Pengerjaan tugas-tugas perkuliahan dan proses belajar lainnya tidak bisa lagi dikerjakan di tempat menginap. Mahasiswa harus rajin mencari ruangan kelas yang kosong / di perpustakaan untuk mengerjakan tugas.

  1. Penghematan biaya untuk keperluan makan juga harus dilakukan mahasiswa bila harga BBM naik. Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan cara memasak sendiri atau memilih menu makanan yang lebih bersahaja. Tentu saja, mahasiswa harus menghadapi konsekuensi kurang gizi. Cara kreatif lainnya yang sering dilakukan oleh mahasiswa adalah dengan menagih untuk ditraktir pada teman yang sedang berulang tahun. Konsekuensi cara ini adalah mahasiswa harus ulet mencari hari ulang tahun teman dan sekaligus mengingat-ingatnya.

  1. Keterlambatan mengerjakan / mengumpulkan tugas karena tidak mampu membeli kertas (alat tulis lainnya) sebagai akibat kenaika harga BBM, harus dikemukakan dengan jujur pada dosen. Mahasiswa tidak perlu malu mengemukakan kesulitan finansialnya pada dosen. Untuk mengatasi keterlambatan itu, tugas bisa dikirimkan melalui internet. Internet biasanya disediakan secara gratis pada banyak univesitas, juga fasilitas komputernya. 

Jadi kenaikan harga BBM memang berdampak besar pada kehidupan mahasiswa sehari-hari. Untuk mengatasi dampak negatifnya, maka mahasiswa harus berpikir kreatif dan mampu mengubah diri. Tema tentang dampak kenaikan harga BBM ini adalah materi siaran di RRI Yogyakarta pada tanggal 19 November 2014. Siaran ini merupakan implementasi kerjasama antara RRI Yogyakarta dengan Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Punggawa pada siaran ini adalah 2 mahasiswa Teknik Perminyakan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta yaitu Buby dan Gabriel. Semoga siaran ini akan terus berlangsung dengan lancar.

Post a Comment

0 Comments