Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

MENGIDENTIFIKASI DYSPHORIA GENDER



Nurul Istiyani
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Foto : Elisa
Gender  dan jenis kelamin adalah dua hal yang berbeda. Gender lebih mengarah ke sifat (psikologis). Sedangkan, jenis kelamin lebih mengarah ke fisik (biologis). Gender dibedakan menjadi dua yaitu feminim dan maskulin.  Jenis kelamin dibedakan menjadi laki-laki dan perempuan berdasarkan ciri-ciri fisiknya.  Ketidaksadaran kolektif masyarakat sering  menganggap jenis kelamin dengan gender adalah hal yang sama. Sehingga, mereka beranggapan bahwa seseorang yang maskulin itu haruslah seorang laki-laki dan feminim lebih identik dengan perempuan. Apabila laki-laki bertingkah laku feminim maka dianggap sesuatu yang tidak biasa. Namun, keadaan juga membenarkan bahwa perempuan yang kuat dan maskulin tidak disalahkan. Perbedaan ini terjadi karena pandangan stereotip gender.
Seiring berjalannya waktu selain ada stereotip gender juga ada dysphoria gender. Dhysporia Gender ini bisa disebut juga dengan peran transeksual. Dyporia Gender  adalah pengidentifikasian peran gender yang berkebalikan dari lawan jenisnya.  Dysphoria gender  bisa dialami oleh anak-anak maupun orang yang dewasa. Meskipun dipandang tidak normal dikalangan masyarakat, tapi hal ini bukanlah suatu penyakit mental.

            Gejala-gejala Dhysporia Gender pun dibedakan dari masa perkembangannya. Gejala-gejala  Dhysporia Gender yang terjadi di masa anak-anak antara lain: berfantasi bahwa mereka dapat menjadi kelamin lawan jenisnya, pada masa remaja adanya tekanan pada  seksual sekundernya, mengisolasikan diri, mempunyai keinginan yang kuat dalam permainan stereotip gender, memanggil diri sendiri dengan nama yang biasa digunakan oleh lawan jenisnya. Gejala- gejala Dhysporia Gender pada masa dewasa antara lain: keinginan untuk bergaul dengan sama pada grup jenis kelamin lawannya, merasa bersalah atas seksualitas yang dimilikinya, tidak merasa nyaman dengan seks biologis yang dimilikinya.
Gejala-gejala di atas merupakan gejala-gejala umum Dhysporia Gender berdasarkan masa perkembangannya. Berikut ini adalah gejala-gejala Dhysporia Gender secara khusus atau khas. Gejala khusus pada anak laki-laki yang mengalami Dhysporia Gender adalah mereka tidak menyukai alat kelaminnya dan berusaha untuk menghilangkan serta tidak menyukai permainan laki-laki yang penuh kekerasan. Gejala-gejala khusus pada anak perempuan yang nampak adalah anak tersebut meyakini bahwa dalam dirinya nanti tidak akan mengalami menstruasi dan mereka malah beranggapan akan mempunyai alat kelamin laki-laki.

Post a Comment

0 Comments