Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

MINUM SUSU BERBAHAYA?



Ratna Kanyaka Budi Utami
Fakultas Psikologi

Istimewa
Susu merupakan salah satu minuman bergizi yang melengkapi nutrisi kita. Sejak kecil hingga dewasa, kita selalu dianjurkan untuk minum susu karena mengandung banyak vitamin, protein, kalsium, magnesium, fosfor, dan zinc. Dewasa ini susu juga banyak macamnya dan sangat mudah bagi kita untuk membeli produk susu sesuai kategori yang dibutuhkan. Namun pernyataan itu sangat kontradiktif dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Dr. Hiromi Shinya dalam bukunya yang berjudul The Miracle of Enzyme bahwa susu sapi berbahaya bagi kesehatan (vemale.com), Dr. Hiromi Shinya adalah seorang ahli bedah perut yang telah memeriksa ataupun melakukan koloskopi pada kurang lebih 300.000 perut manusia dan ia dapat mengambil kesimpulannya dari hasil pengamatannya selama 40 tahun (soyaherba.com).
Pendapat di atas mengejutkan kita yang sudah terbiasa dengan minum susu bahkan penggemar susu sapi. Dr. Hiromi Shinya mengatakan bahwa protein dalam susu sapi mengandung 80% kasein yang sulit dicerna untuk lambung. Ketika masuk dalam lambung, kasein tersebut menggumpal sehingga sulit dicerna. Dalam bukunya, The Miracle of Enzyme, susu sapi, keju, dan yoghurt menyebabkan timbulnya kotoran di perut, divertikula dan menumpuknya kotoran stagnan. Produk olahan susu juga menyebabkan penyakit osteoporosis. Susu yang tinggi kalsium lebih mudah diserap, ketika minum susu konsentrasi kalsium dalam darah meningkat, setelah itu tubuh berusaha mengembalikan keadaan abnormal menjadi normal dengan membuang kalsium dari ginjal melalui urine.

Asumsi mengenai bahaya kandungan susu juga dilontarkan oleh David Ludwig, seorang professor Universitas Harvard dalam makalah yang diterbitkan oleh Journal of American Medical Association Pediatrics, dalam makalahnya Ludwig mengatakan bahwa minum susu tidak dapat mencegah masalah patah tulang pada orang dewasa. Penelitian yang dilakukan Universitas Harvard, menemukan bahwa hasil produksi susu dari industri peternakan terkait dengan hormon yang menyebabkan kanker. Cancer  Prevention Coalition (Koalisi Pencegahan Kanker) menyebutkan bahwa para pekerja pertanian di Amerika Serikat menyuntikkan genetika hormone pertumbuhan sapi (rBGH) guna membuat sapi menghasilkan banyak susu. Hormone ini berefek meningkatkan resiko kanker.
Susu sapi telah dikorelasikan dengan penyakit jantung, diabetes tipe 1, dan beberapa jenis penyakit kanker. (greenkampong.com)
Menurut Erikar Lebang pakar food combining menyatakan bahwa kalsium harus bekerja sama dengan mineral lain untuk membentuk tulang yang kuat, yaitu magnesium tetapi magnesium bukan mineral yang dapat ditampung cukup untuk kebutuhan harian manusia dalam susu. Tanpa magnesium, kalsium pada susu sama sekali tidak bermanfaat untuk pembentukan tulang, semakin banyak susu yang diminum makan kalsium dalam darah akan menumpuk. Hal tersebut dapat merusak sel dan jaringan tubuh. Kondisi kelebihan kalsium ini disebut dengan istilah hiperkalsimea.
Produk susu yang diklaim produk susu terbaik karena melewati proses UHT (Ultra High Temperature) sebelum dikemas dan dipasarkan melewatkan fakta tentang enzim lactase yang terdapat dalam susu tidak kuat menahan panas di atas 45 derajat celcius. Melalui teknik UHT yang mencapai 120-130 derajat celcius dapat dipastikan enzim  yang terkandung di dalam susu mati total. Padahal enzim sangat dibutuhkan untuk melindungi gigi, meningkatkan jumlah bakteri terbaik, mencegah kanker, menurunkan kolesterol, mencegah diabetes, mencegah obesitas dan mencegah osteoporosis.
Erikar menambahkan, kita tidak perlu bingung untuk mencari asupan gizi untuk memenuhi kalsium untuk tulang kita, Erikar menganjurkan untuk mengonsumsi buah-buahan dan sayuran, susu bukan satu-satunya sumber kalsium, sayuran dan buah-buahan  yang mengandung kalsium yaitu ; sayur bayam, sayur brokoli, buah alpukat, dan mangga. Tentu dengan olahan yang higienis dan benar.

Sumber refrensi artikel :

Post a Comment

1 Comments

Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji