Ratna
Kanyaka Budi Utami
Fakultas
Psikologi
Istimewa |
Susu
merupakan salah satu minuman bergizi yang melengkapi nutrisi kita. Sejak kecil
hingga dewasa, kita selalu dianjurkan untuk minum susu karena mengandung banyak
vitamin, protein, kalsium, magnesium, fosfor, dan zinc. Dewasa ini susu juga
banyak macamnya dan sangat mudah bagi kita untuk membeli produk susu sesuai
kategori yang dibutuhkan. Namun pernyataan itu sangat kontradiktif dengan
pernyataan yang dikemukakan oleh Dr. Hiromi Shinya dalam bukunya yang berjudul
The Miracle of Enzyme bahwa susu sapi berbahaya bagi kesehatan (vemale.com),
Dr. Hiromi Shinya adalah seorang ahli bedah perut yang telah memeriksa ataupun
melakukan koloskopi pada kurang lebih 300.000 perut manusia dan ia dapat mengambil
kesimpulannya dari hasil pengamatannya selama 40 tahun (soyaherba.com).
Pendapat
di atas mengejutkan kita yang sudah terbiasa dengan minum susu bahkan penggemar
susu sapi. Dr. Hiromi Shinya mengatakan bahwa protein dalam susu sapi
mengandung 80% kasein yang sulit dicerna untuk lambung. Ketika masuk dalam
lambung, kasein tersebut menggumpal sehingga sulit dicerna. Dalam bukunya, The
Miracle of Enzyme, susu sapi, keju, dan yoghurt menyebabkan timbulnya kotoran
di perut, divertikula dan menumpuknya kotoran stagnan. Produk olahan susu juga
menyebabkan penyakit osteoporosis. Susu yang tinggi kalsium lebih mudah
diserap, ketika minum susu konsentrasi kalsium dalam darah meningkat, setelah
itu tubuh berusaha mengembalikan keadaan abnormal menjadi normal dengan
membuang kalsium dari ginjal melalui urine.
Asumsi
mengenai bahaya kandungan susu juga dilontarkan oleh David Ludwig, seorang
professor Universitas Harvard dalam makalah yang diterbitkan oleh Journal of American Medical Association
Pediatrics, dalam makalahnya Ludwig mengatakan bahwa minum susu tidak dapat
mencegah masalah patah tulang pada orang dewasa. Penelitian yang dilakukan
Universitas Harvard, menemukan bahwa hasil produksi susu dari industri
peternakan terkait dengan hormon yang menyebabkan kanker. Cancer Prevention Coalition (Koalisi
Pencegahan Kanker) menyebutkan bahwa para pekerja pertanian di Amerika Serikat
menyuntikkan genetika hormone pertumbuhan sapi (rBGH) guna membuat sapi
menghasilkan banyak susu. Hormone ini berefek meningkatkan resiko kanker.
Susu
sapi telah dikorelasikan dengan penyakit jantung, diabetes tipe 1, dan beberapa
jenis penyakit kanker. (greenkampong.com)
Menurut
Erikar Lebang pakar food combining menyatakan
bahwa kalsium harus bekerja sama dengan mineral lain untuk membentuk tulang
yang kuat, yaitu magnesium tetapi magnesium bukan mineral yang dapat ditampung
cukup untuk kebutuhan harian manusia dalam susu. Tanpa magnesium, kalsium pada
susu sama sekali tidak bermanfaat untuk pembentukan tulang, semakin banyak susu
yang diminum makan kalsium dalam darah akan menumpuk. Hal tersebut dapat
merusak sel dan jaringan tubuh. Kondisi kelebihan kalsium ini disebut dengan
istilah hiperkalsimea.
Produk
susu yang diklaim produk susu terbaik karena melewati proses UHT (Ultra High Temperature) sebelum dikemas
dan dipasarkan melewatkan fakta tentang enzim lactase yang terdapat dalam susu
tidak kuat menahan panas di atas 45 derajat celcius. Melalui teknik UHT yang
mencapai 120-130 derajat celcius dapat dipastikan enzim yang terkandung di dalam susu mati total.
Padahal enzim sangat dibutuhkan untuk melindungi gigi, meningkatkan jumlah
bakteri terbaik, mencegah kanker, menurunkan kolesterol, mencegah diabetes,
mencegah obesitas dan mencegah osteoporosis.
Erikar
menambahkan, kita tidak perlu bingung untuk mencari asupan gizi untuk memenuhi
kalsium untuk tulang kita, Erikar menganjurkan untuk mengonsumsi buah-buahan
dan sayuran, susu bukan satu-satunya sumber kalsium, sayuran dan
buah-buahan yang mengandung kalsium
yaitu ; sayur bayam, sayur brokoli, buah alpukat, dan mangga. Tentu dengan
olahan yang higienis dan benar.
Sumber
refrensi artikel :
1 Comments
Nice BLog Salam Sukses Selalu
ReplyDeleteWisata Dewasa
Pembesar Penis
Obat Kuat Pria
Obat Perangsang Sex Toys Pria
Pembesar Penis Permanen
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji