Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Regulasi Diri : CARA MERAIH KEBERHASILAN



Juni Wulan Ningsih
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 4 Yogyakarta

Foto : Elisa
Hidup tidak luput  dengan masalah, pasti pernah mengalami kegagalan. Memenuhi kebutuhan, meraih tujuan dan cita-cita maupun gagal dalam menjalin hubungan tertentu dengan lawan jenis. Tak jarang semua kondisi itu menimbulkan kekecewaan  yang mendalam dalam diri kita. Bagi individu yang mempunyai karakter external locus of control, yakni individu yang mempercayai bahwa kendali atas diri mereka berada pada lingkungan luar (Scoufis,1993) cenderung akan memandang dan menyalahkan orang lain atau lingkungannya yang bertanggung jawab atas kegagalan yang ia alami. Kegagalan seseorang itu sejatinya bisa disebabkan karena  faktor yang berasal dari dalam  individu itu sendiri, bukan karena lingkungan ataupun ulah orang lain, walaupun ada juga yang disebabkan oleh orang lain. Individu yang mempunyai kesehatan mental  yang baik akan senantiasa berfikir realistis dan tidak menyalahkan orang lain atas apa yang menimpanya. Individu bisa menerima kenyataan dan tidak  mengkambinghitamkan keadaan maka perlu belajar  tentang regulasi diri. Seseorang saat mengatur aktifitasnya, pikirannya dan perilaku dengan usaha yang lebih besar untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Regulasi Diri merupakan dasar proses sosialisasi karena berhubungan dengan seluruh domain yang ada dalam perkembangan fisik, kognitif, sosial dan emosional. (Papalia & Odds, 2001 dalam Chrisce, 2013).
Menurut Miller & Brown (dalam Neal & Cary, 2005 dalam Anonim, 2011) ada enam tahapan agar bisa membangun regulasi diri dalam diri individu, antara lain:
Receiving atau menenerima informasi yang relevan
Yakni langkah awal individu dalam mengelola sebuah informasi dari berbagai sumber berkenaan dengan diri ataupun masalah yang sedang dihadapinya. Dari informasi tersebut bisa diketahui adakah hubungan antara penyebab kegagalan yang dialami dengan aspek – aspek lain dalam hidup.


Evaluating atau mengevaluasi informasi yang diperoleh
Yakni individu menganalisis dan mencari penyebab dari masalah kegagalan tersebut. Dengan membandingkan antara pendapat orang lain (ekstern)  dengan pendapatnya sendiri (intern), agar diperoleh suatu pendapat yang obyektif tentang suatu permasalahan. Jadi diharapkan seorang individu tidak menyalahkan orang lain atas kegagalan yang menimpanya.

Searching atau mencari solusi.
Setelah masalah tersebut di evaluasi penyebab – penyebabnya lalu individu tersebut akan terpicu untuk mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Mencari solusi agar tidak mengalami kegagalan lagi.

Formulating atau menyusun suatu rencana
Menentukan langkah – langkah yang harus dilakukan dalam meraih suatu tujuan dan menyiapkan berbagai alternatif untuk meminimalisir kegagalan.

Implementing, atau perealisasian rencana
Menjalankan rencana – rencana yang telah disusun agar semakin dekat dengan tujuan yang ingin dicapai.

Assesing atau mengukur keberhasilan dari rencana yang dibuat.
Penilaian terhadap rencana yang telah dibuat, dengan melihat bagian mana yang telah dicapai dan mana yang belum.  Juga menganalisis apakah bagian yang telah dicapai tersebut telah sesuai dengan yang diharapkan.

Elemen terpenting regulasi diri adalah adanya kontrol diri dalam menjalankan tugas dan mencapai tujuan yang diinginkan serta kontrol diri ketika kita mengalami kegagalan, yaitu dengan tidak menjustifikasi orang lain atau lingkunganlah yang membuat kita gagal. Orang yang mempunyai regulasi diri yang baik diharapkan lebih cepat meraih tujuan hidupnya dengan meminimalisir kegagalan yang mungkin dialami.

Daftar Pustaka:
Anonim.(2011).Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Regulasi Diri. Rentrieved On November 13, 2013 from:

Crisce.(2013).Regulasi Diri “Share and You get the Benifit “. Retrieved On November 13, 2013 from:

 Scoufis,M.(1993).Stress and coping. In McWalters, M (Revised Edition), Understanding psychology (pp 206-224). NSW:McGraw-Hill


Post a Comment

0 Comments