Rauf Wanda A.N.R
Teknik Perminyakan
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Problem, konflik dan kasus sudah sangat memekakan telinga
bangsa ini. Khususnya bagi sederet barisan jiwa muda. Topik dan bahasan
seringkali diperdebatkan dalam berbagai kegiatan. Mencari sebab dan alasan
merupakan sesuatu yang lekat hubungannya dengan ini. Jalan keluarnya adalah saling
menyalahkan berbagai pihak ataupun oknum. Apakah seperti ini wujud nyata pemuda
harapan bangsa? Inikah cermin yang dapat menjadikan bangsa ini untuk lebih baik
kedepannya? Sudah pasti, jawabannya mematahkan harapan.
Pembentukan karakter untuk pemuda bangsa menjadikan
kampanye yang berkelanjutan. Tetapi apakah dampak yang diperoleh, bermanfaat
ataukah hanya sekedar lewat. Hal sepertinya ini memang tidak mudah dan selalu
menjadikan pekerjaan rumah. Berangkat dari sinilah yang menjadikan latar belakang
dari penulisan ini. Sudah saatnya, pemuda menjadi ‘agent of change’ untuk Indonesia. Seperti apa yang pernah dikatakan
beliau Bung Karno bahwa, “ Seribu orangtua hanya dapat bermimpi, Satu orang
pemuda dapat mengubah dunia”. Menjadikan suatu cambuk yang menyakitkan, bila
kaum muda tidak dapat memaknai kalimat tersebut.
Masih berbanding terbalik dengan realita saat ini. Lantas
apa yang dapat kita perbuat sebagai kaum muda yang diharapkan Indonesia.
Jawabannya mudah tetapi sering kali tidak menyadari. Mengenai perbaikan
karakter untuk jiwa muda, dapat dilakukan dan dipupuk dengan pendidikan
keimanan dan kedisiplinan. Untuk memperkuat karakter ini, tidak cukup dari segi
skill atau prestasi yang pernah
didapatkan, tentu harus diperkuat dengan Iman. Pembinaan mengenai pendidikan keimanan
pada masing-masing individu ini akan menambah nilai dan kekuatan pada
pembentukan ini.
Dari segi pendidikan keimanan yang terbentuk nantinya, akan
dapat dijabarkan poin apa saja yang bisa didapatkan. Contohnya seperti kejujuran, sopan santun, dan masih banyak
manfaat yang dapat diraih. Juga nantinya, jiwa sosial secara tidak langsung
akan terbentuk. Bangunlah kebiasaan tersebut mulai dari diri sendiri.
Setidaknya, setelah dapat belajar untuk menerapkan pada diri sendiri, sebarkan
kebaikan tersebut untuk lingkungan sekitar. Pembiasaan seperti ini jika
diterapkan pada jiwa muda diperlukan usaha
keras, apalagi bila tidak dilandasi
dengan keikhlasan dan menginginkan perubahan. Sulit memang untuk mempercayai,
namun harus dicoba.
Untuk merubah sesuatu yang besar, pasti dimulai dari
tindakan yang kecil. Peribahasanya “Sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit”.
Membutuhkan waktu yang relatif lama juga untuk dapat menuai hasilnya. Namun
sesuatu yang kecil juga harus segera dimulai dan dilaksanakan. Tidak menjadi
hal yang mustahil, jika memang sudah berhasil dimulai dari pribadi sendiri,
pasti jiwa muda yang lain akan mengikuti. Jiwa muda menjadi masa emas untuk
pembentukan dan mengumpulkan bekalnya. Mari lakukan, buktikan dan berikan untuk
Indonesia ini menjadi lebih baik.
(Essay digunakan
pada Lomba Speak Up, 26 Oktober 2013, BEM FMIPA UNY)
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji