Juni Wulan Ningsih
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Foto : Ratna Kanyaka B. U. |
Ketidakmampuan individu dalam mengenali serta memenuhi kebutuhan hidupnya
akan menyebabkan penyakit defisiensi (Maslow dalam Gobler, 1987 dalam Notosoedirjo
, M & Latipun, 2001). Untuk itu agar kesehatan mental individu tetap
terjaga, terlebih dulu ia harus mampu mengenali kebutuhannya kemudian berusaha
memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satu kebutuhan menurut Maslow adalah kebutuhan untuk berprestasi dan aktualisasi
diri. Berikut ini contoh dari usaha seseorang dalam memenuhi kubutuhan dirinya
untuk berprestasi dan aktualisasi diri. Tina adalah seorang anak yang pandai
bermain piano. Untuk mengembangkan bakatnya, orang tua Tina mengikutkannya
disebuah les piano. Akan tetapi selain jago piano, ia juga merupakan gadis
yang pemalu sehingga menyebabkan
interaksinya dengan orang lain sangatlah kurang.
Padahal menurut Barber (1964 dalam Notosoedirjo, M & Latipun, 2001) makin
baik interaksi sosial seseorang makin baik kesehatan mentalnya, dan sebaliknya
makin terpencil interaksi sosialya makin beresiko mengalami gangguan
psikiatris. Kurangnya interaksi sosial ini juga berimbas pada kemajuan
permaianan pianonya, tetapi bukan dalam hal keahlian tetapi lebih kepada dunia
luar kurang mengetetahui bakat hebat yang ia miliki. Ini dikarenakan Tina tidak
pernah berani menunjukan kebolehannya didepan khalayak ramai.
Suatu hari Tina pernah diminta untuk mengisi acara ulang tahun sepupunya
dengan membawakan permainan pianonya. Akan tetapi hasil permainannya kurang memuaskan
jika dibandingkan saat sedang latihan
seorang diri. Saking gugup dan groginya, sesaat sebelum pentas Tina hanya
berjalan mondar- mandir, perasaannya gelisah, cara bicaranya cepat sekali, dan
berkeringat dingin. Terkesan ia tidak bisa menikmati waktunya dengan nyaman.
Hal ini sesuai dengan fakor stress
kualitas psikologis pribadi tipe A, yakni memiliki ciri selalu bergerak, tidak
sabaran, berbicara dengan cepat, merasa tidak nyaman menikmati waktu luang, dan
secara konstan sangat tertekan dengan waktu (Scaufis, 1993).
Saran penulis agar permainan piano Tina dikenal publik, ia harus mempunyai
dorongan atau motivasi yang kuat dalam dirinya untuk bisa menunjukan keahliannya
pada dunia. Dorongan tersebut akan mengalahkan semua ketakutan atau rasa minder
dan tidak percaya diri yang ia rasakan saat diharuskan tampil didepan umum.
Sehingga Tina bisa menunjukan bakatnya pada orang banyak tanpa rasa malu. Hal
ini sesuai dengan pendapat Frankl tentang eksistensi manusia yang berupa
dorongan yag sangat kuat, sampai – sampai mampu mengalahkan dorongan lain pada
manusia (Hidayat & Herdi, 2013). Adanya dorongan ini diharapkan mampu
mempermudah pemenuhan kebutuhan individu
khususnya kebutuhan untuk berprestasi dan aktualisasi diri.
Daftar Pustaka:
Hidayat, R.D &
Herdi. (2013).
Bimbingan Konseling Kesehatan Mental di Sekolah.
Bandung : Rosda Karya
Notosoedirjo, M &
Latipun. (2001).
Kesehatan Mental, Konsep & Penerapan.
Malang : UMM PRESS
Scoufis,M.
(1993). Stress and coping.In McWalters, M (Revised Edition), Understanding psychology ( pp 206 –
224). NSW : McGraw-Hill
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji