Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Warna-Warni Pesta Demokrasi




Aristanti Oktavia Dewi
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
 
Foto Elisa

Aktual adalah cerita yang berdasarkan fakta atau kejadian yang benar-benar terjadi. Saya akan bercerita apa saja yang sedang banyak di bicarakan oleh masyarakat saat ini, saat ini lagi gencar-gencarnya pemilu jadi banyak warga yang membicirakan hal ini. Banyak pro dan kontra saat pemilu terjadi, misalnya adalah dana yang diberi oleh partai ataupun caleg kepada masyarakat, perbuatan ini sbenarnya dilarang dan termasuk suap, tapi beberapa warga mengambil kesempatan itu sebagai keuntungan financialnya dan selalu menerima gratifikasi tersebut dari saemua caleg yang memberi.
Jika bicara tentang pemilu pasti berhubungan juga dengan kampanye yaitu kampanye terbuka dan disini juga terbukti adanya suapan kepada warga misalnya dalam acara kampanye ada arak-arakan bermotor memakai baju ataupun bendera yang mereka dukung dengan menggunakan sepeda motor knalpot racing atau blong. Warga sekitarpun banyak mengeluh tentang hal itu, disini warga merasa terganggu karna bisingnya suara yang berdampak kepada masyarakat dan membuat jalanan menjadi macet dan bagi saya itu adalah perbuatan yang hanya mencari sensasi untuk mendapat perhatian dari masyarakat dan mereka terpengaruh dengan suapan uang  yang berkisar  dua puluh ribu dan mereka sangat mudah untuk terprovokasi dan percaya asumsi politik partai tersebut. Kebanyakan warga  yang ikut andil dalam hal itu adalah remaja atau anak SMA maupun anak-anak muda yang hanya perlu keuntungan sematanya  ataupun yang hanya sebatas ikut-ikutan.
Rakyat atau warga Indonesia itu kebanyakan ekonomi warganya berada pada low financial ataupun yang mengalami financial problem dan ini menjadi suatu cara politik partai untuk menarik hati rakyat dengan menjalankan gratifikasi, dan warga menerima nya dengan senang hati begitulah sifat kebanyakan warga Indonsia, Cara berfikirnya pun partai mana atau caleg mana yang memberi lebih  itu adalah yang akan di pilihnya.Ini adalah tradisi yang sudah lama kita rasakan ataupun yang tidak bisa dipungkiri lagi keberdaannya yang sudah menjadi darah daging rakyat Indonesia.Sebenarnya banyak yang mengecam tentang gratifikasi dalam menarik hati rakyat, tapi itu semua hanya teori yang hanya tersirat karena dari segala lini masyarakat Indonesia mendukungnya dan menganggap itu sudah lumrah.
Jadi kalau ingin merubah kesalahan itu sebenarnya berasal dari pemerintahan juga, dan terbukti rakyat Indonesia menganggap remeh pemerintahan atau pun hukum Indonesia dan menganggap ini  hanya sebatas hukum yang mudah untuk dilanggar atau tidak ditaati, seharusnya pemerintah harus lebih tegas dalam pemecahan masalah ini dan memikirkan bagaimana solusi yang terbaik,  bukan hanya bagaimana cara agar 9 april hari H berjalan dengan lancar, tapi juga bagaimana menjadikan proses berjalannya politik partai lebih bersih dan netral. Ini adalah fakta yang terjadi di Indonesia banyak yang menyadarinya tapi bersikap tak acuh atau tidak peduli tapi ada juga yang peduli tapi tak mampu berbuat apa-apa, semua tergantung pemerintahannya. Semoga kejadian ini tidak terulang kembali untuk pesta demokrasi Indonesia yang  selanjuntnya.