AKTIF
DALAM IAYP : CIKAL BAKAL MEMBANGUN KARAKTER
Sulfi Amalia
Fakultas Hukum
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Anak muda yang berkarakter. Itulah
sebutan masa kini yang banyak diberikan oleh masyarakat untuk pemuda yang
memiliki kepribadian yang baik dan tauladan. Nampaknya memang mudah, namun
untuk melakukan dan mewujudkan kepribadian yang demikian adalah hal yang sulit.
Tak sedikit pemuda yang masih belum memiliki karakter yang unggul. Kita
contohkan saja di kalangan mahasiswa. Banyak sekali mahasiswa yang masih belum
mencerminkan perilakunya yang berkarakter. Mahasiswa masih sering melakukan
kecurangan dalam kegiatan perkuliahan yang sedang ditempuhnya. Tak sedikit pula
mahasiswa yang menyontek saat ujian, menitip absen dan bolos kuliah. Perilaku
yang semacam ini sangatlah jelas bahwa sikap yang demikian adalah sikap yang
tidak jujur dan tidak bertanggung jawab terhadap diri sendiri.
Sangat disayangkan jika ternyata
masih banyak mahasiswa yang memiliki perilaku demikian. Padahal, mahasiswa
merupakan salah satu pemuda generasi bangsa. Mereka mengemban amanah untuk
memajukan bangsa ini. Amanah tersebut seharusnya mereka lakukan dengan
sebaik-baiknya. Menanggapi hal yang demikian, diperlukan adanya suatu wadah
yang bisa menumbuhkan cikal bakal pembentukan karakter pada mahasiswa dan kemudian
dapat dikembangkan menjadi sebuah kepribadian yang melekat dan menyatu dalam diri
masing-masing.
Solusi yang ditawarkan untuk
mengantisipasi permasalahan tersebut adalah mahasiswa harus memiliki kesadaran
bahwa pendidikan karakter itu sangat penting agar mahasiswa memiliki karakter
yang unggul. Salah
satu strategi yang bisa dilakukan adalah
mahasiswa
mengikuti Strateginya adalah mahasiswa mengikuti program IAYP (International Award for Young People).
IAYP (International Award for Young
People) merupakan program pendidikan
karakter bertaraf internasional yang ditujukan untuk anak-anak
muda yang berusia 14-25 tahun, yang mana IAYP ini telah diterapkan di Inggris dan diikuti oleh 162 negara. Dalam
program IAYP,
mahasiswa dididik untuk berkarakter disiplin dalam hal waktu, jujur, tangguh,
kreatif, dan peduli pada sesama. Untuk level perunggu, mahasiswa harus
melakukan tiga kegiatan (olah raga, ketrampilan, dan pelayanan masyarakat)
sekaligus dalam seminggu minimal 60 menit. Tiga kegiatan itu dilakukan di
kampus masing-masing peserta IAYP selama 24 minggu tanpa boleh terputus.
Apabila terputus, maka mahasiswa harus mengulangi kegiatan mulai dari awal.
Pada tingkat universitas, pelaksanaan kegiatan IAYP ini lebih fleksibel
daripada tingkat SMA, sehingga tingkat kecurangannya juga tinggi.
Jika
kita bertanya mengenai apa manfaat IAYP, maka tentu banyak manfaat
yang bisa didapat
oleh mahasiswa, khususnya dalam pembentukan karakter. Masih berhubungan dengan definisi IAYP
tadi, maka IAYP sangatlah berperan dalam pembentukan karakter. Bagi mahasiswa
yang benar-benar menjalankan kegiatan IAYP, maka dengan sendirinya akan
terbentuk karakter yang jujur pada dirinya. Bukan hanya itu, perilaku tabah,
tangguh, percaya diri, dan bertanggungjawab pun akan terbentuk dalam diri
peserta IAYP. Sebagai tambahan, mahasiswa bisa
mempunyai bekal lebih banyak, tidak hanya ijazah S1 saja. Inilah yang bisa membantu mahasiswa
ketika lulus dan memasuki dunia kerja.
Sebagai
penutup, penulis ingin menegaskan kembali bahwa program IAYP ini merupakan
suatu program yang sangat berperan dalam hal pembentukan karakter yang baik
dalam diri seseorang. Semoga bermanfaat.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji